Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Hiburan Anime

Nyatanya, Keluarga Jepang seperti Chibi Maruko-chan Sudah Hampir Nggak Ada

Primasari N Dewi oleh Primasari N Dewi
27 April 2022
A A
Nyatanya, Keluarga Jepang seperti Chibi Maruko-chan Sudah Hampir Nggak Ada Terminal Mojok

Nyatanya, Keluarga Jepang seperti Chibi Maruko-chan Sudah Hampir Nggak Ada (Shutterstock.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Saat melihat keluarga Chibi Maruko-chan dalam serial animasinya, mungkin membuat sebagian dari kita berpikir kalau keluarga di Jepang juga tinggal beramai-ramai seperti itu. Itu sih dulu. Kalau sekarang, tiga generasi keluarga yang tinggal dalam satu atap rumah bisa dibilang hampir nggak ada di Jepang.

Kalau begitu, animasinya bohong? Ya nggak gitu. Penulisnya, Momoko Sakura, pernah berkata bahwa animasi ini merupakan imajinasinya terhadap kehangatan keluarga yang ia idam-idamkan. Toh, nyatanya memang kehangatan keluarga seperti itu pernah ada di Jepang. Selain kehangatan keluarga Chibi Maruko-chan, sosok Hiroshi, ayah Maruko, juga cukup menyita perhatian banyak orang lantaran kerjaannya hanya bersantai, memancing, dan minum. Sebenarnya, bagaimana sih kenyataan keluarga Jepang sekarang jika dibandingkan dengan dulu. Dan, apakah benar sosok ayah seperti Hiroshi banyak ditemukan di Jepang?

Tinggal bersama kakek nenek

Fakta tentang negara Jepang yang mengatakan bahwa piramida penduduknya terbalik itu memang benar adanya. Di Jepang, penduduk lansia lebih banyak daripada anak kecil. Berarti, seharusnya banyak anak yang merawat orang tuanya, dong? Memang banyak tipe keluarga berupa anak single yang tinggal bersama orang tuanya. Jumlah ini makin bertambah dari tahun ke tahun. Namun, tak sedikit pula yang hidup terpisah karena alasan pekerjaan anaknya dan orang tua terpaksa hidup sendirian di kampung halaman. Pada tahun 2019, ada 24,1% perempuan lansia dan 13,3% laki-laki lansia yang tinggal sendirian di Jepang.

Hampir nggak ada tiga generasi keluarga Jepang yang tinggal bersama dalam satu rumah (Shutterstock.com)

Hal ini juga berlaku saat anak sudah menikah dan tinggal bersama keluarga kecilnya di tempat lain yang jauh. Maka tak heran kalau banyak juga anak yang terpaksa menitipkan orang tuanya di panti jompo. Bukan karena tak sayang, mereka justru menitipkan orang tuanya ke panti jompo agar ada yang merawat. Tak sedikit pula kasus lansia yang sakit tanpa diketahui di rumahnya lantaran tak ada yang merawat. Toh, biaya penitipan ke panti jompo juga ditanggung oleh anaknya, dan setiap akhir pekan atau saat liburan, para lansia ini akan dikunjungi anak serta cucu mereka.

Namun, ada juga yang tetap tinggal bersama orang tuanya. Akan tetapi, jumlahnya sudah tak begitu banyak. Pada tahun 1980-an ada sekitar 50,1% tiga generasi keluarga Jepang yang tinggal dalam satu rumah, namun pada tahun 2019 hanya ada sekitar 9.4%. Saya yakin, jumlah ini pun hanya ada di daerah pedesaan, bukan di kota.

Kenapa?

Alasan pertama tentu saja karena rumah di perkotaan sempit. Tahu sendiri kan biaya kebutuhan papan di Jepang itu sangat mahal, terutama di kota besar. Sudah rumahnya kecil, harganya pun mahal. Kamar rumah di Jepang kebanyakan hanya sekitar 3 kalau punya anak 2. Jadi, jika ada kakek dan nenek yang ikut tinggal bersama di kota, tentu saja keluarga tersebut harus mencari rumah yang sedikit lebih luas dengan biaya yang pastinya lebih mahal.

Alasan kedua karena kesibukan anak dan cucu. Rata-rata suami di kota bekerja sebagai salaryman yang terpaksa harus selalu pulang lembur, istri bekerja paruh waktu demi membantu perekonomian keluarga, dan anak sibuk sekolah. Anggota keluarga ini hanya bertemu beberapa jam saja dalam sehari, sehingga mereka mungkin nggak ada waktu untuk kakek neneknya.

Baca Juga:

Demi Pacar, Saya Rela Menyukai Minuman Matcha yang Selama Ini Dibenci karena Rasanya Mirip Rumput

Pengalamanku sebagai Warga Lokal Jepang Merasakan Langsung Sistem Siaga Bencana di Jepang: Jauh Lebih Siaga Menghadapi Bencana, Jauh ketimbang Indonesia

Alasan ketiga karena privasi. Biasanya hanya sedikit orang tua Jepang yang ingin ikut campur kehidupan anak dan menantunya.

Jadi, keadaan keluarga Sakura dalam anime Chibi Maruko-chan itu mungkin hanya ada pada tahun 1980-an, tinggal di kampung yang rumahnya sedikit lebih lapang, serta anak menantu bekerja bukan sebagai salaryman dan istri pekerja paruh waktu. Faktanya, lebih banyak tipe keluarga Jepang seperti keluarga Nobita, Kenichi, Shinchan yang terdiri dari orang tua dan anak saja. Mereka akan mudik dan mengunjungi kakek neneknya saat liburan musim panas atau liburan tahun baru. Mirip-mirip kita di Indonesia lah.

Ilustrasi para lansia di panti jompo (Shutterstock.com)

Sosok ayah Hiroshi Sakura

Nah, kalau ayah Hiroshi dalam Chibi Maruko-chan ini memang bikin gemes, ya? Sifatnya egois, ceroboh, dan sesuka hati. Kalau di animasi, pekerjaannya hanya memancing, merokok, dan suka minum bir sambil menonton televisi. Asal bisa makan enak, nonton baseball Giants, dan bersantai, dia bakal baik-baik saja. Pokoknya, tipe sosok ayah “zaman Showa” (1926-1989) banget, deh.

Yang jadi pertanyaan, keluarga Sakura dapat uang dari mana? Nggak ada adegan ayah Hiroshi atau kakek bekerja, sementara ibu Sumire dan neneknya juga hanya di rumah.

Keluarga Sakura digambarkan sebagai keluarga dengan kemampuan ekonomi menengah ke bawah yang sederhana, namun memang nggak ada penjelasan lengkap apa pekerjaan Hiroshi ini. Dalam buku Tai No Okashira yang ditulis oleh mangaka Chibi Maruko-chan, Momoko Sakura, Hiroshi merupakan putra kedua yang mengambil alih toko sayur dari bisnis keluarganya. Kemudian, istrinya, Sumire Sakura, berhenti dari pekerjaannya sebagai perawat dan membantu suaminya menjalankan toko sayur ini.

Gambaran salaryman di Jepang (Andriy Blokhin/Shutterstock.com)

Kalau dibilang apakah sosok Hiroshi merupakan sosok suami pada umumnya dalam keluarga Jepang? Tentu saja bukan. Meski tak semua menjadi salaryman seperti ayahnya Kenichi, Nobita, dan Shinchan, ada banyak juga yang menjadi wiraswasta dengan membuka toko sayur, ikan, maupun warung makan, kok. Tapi, kayaknya jarang ya menemukan sosok ayah wiraswasta sebagai tokoh utama dalam anime?

Begitulah gambaran keluarga Chibi Maruko-chan yang mungkin hampir sudah nggak lekat lagi dalam keluarga modern Jepang sekarang. Meski masih diputar sampai sekarang, serial ini memang setting-nya di zaman Showa, jadi ya jelas terasa perbedaannya.

Penulis: Primasari N Dewi
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Gaya Parenting Ibu Nobita yang Patut Ditiru.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 27 April 2022 oleh

Tags: Chibi Maruko-chanjepangKeluargatiga generasi
Primasari N Dewi

Primasari N Dewi

Guru bahasa Jepang tapi suka drakor.

ArtikelTerkait

Hentikan Romantisasi Anak Pertama, Semua Anak Punya Beban dan Tanggung Jawab Juga Terminal mojok

Hentikan Romantisasi Anak Pertama, Semua Anak Punya Beban dan Tanggung Jawab Sama

20 Februari 2021
6 Hal yang Bikin Tinggal di Basecamp Ormawa Itu Menyenangkan

Ormawa Itu Memang Bukan Keluarga, Ngapain Ngebet Dibikin kayak Keluarga sih?

18 Desember 2022
kakak diktator menindas adik mojok.co

Contoh Kediktatoran yang Sering Dilakukan Kakak kepada Adik

27 Agustus 2020
taekwondo korea kata edo mojok

Salah Kaprah tentang Bela Diri Taekwondo yang Dipercayai Banyak Orang

20 Januari 2021
shinchan

Label Nakal Crayon Shinchan, Bukti Orangtua Asia Tak Pernah Salah

24 Juni 2019
Kartun Barat Itu Bagus, tapi Kalah Kreatif Dibanding Anime terminal mojok.co

Anime dan Manga Adalah Cara Paling Asyik Belajar Budaya

5 September 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Nestapa Perantau di Kota Malang, Tiap Hari Cemas karena Banjir yang Kian Ganas Mojok.co

Nestapa Perantau di Kota Malang, Tiap Hari Cemas karena Banjir yang Kian Ganas

13 Desember 2025
Tambak Osowilangun: Jalur Transformer Surabaya-Gresik, Jadi Tempat Pengguna Motor Belajar Ikhlas

Tambak Osowilangun: Jalur Transformer Surabaya-Gresik, Jadi Tempat Pengguna Motor Belajar Ikhlas

15 Desember 2025
Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

17 Desember 2025
Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

16 Desember 2025
3 Alasan Berkendara di Jalanan Jombang Itu Menyebalkan

3 Alasan Berkendara di Jalanan Jombang Itu Menyebalkan

14 Desember 2025
Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Panduan Membeli Toyota Vios Bekas: Ini Ciri-Ciri Vios Bekas Taxi yang Wajib Diketahui!

18 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban
  • Universitas di Indonesia Ada 4.000 Lebih tapi Cuma 5% Berorientasi Riset, Pengabdian Masyarakat Mandek di Laporan
  • Katanya Bagian Terberat bagi Bapak Baru saat Hadapi New Born adalah Jam Tidur Tak Teratur. Ternyata Sepele, Yang Berat Itu Rasa Tak Tega
  • Mempertaruhkan Nasib Sang Garuda di Sisa Hutan Purba
  • Keresahan Pemuda Berdarah Biru Keturunan Keraton Yogyakarta yang Dituduh Bisa Terbang, Malah Pengin Jadi Rakyat Jelata Jogja pada Umumnya
  • Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.