Pertama-tama, penting untuk menegaskan bahwa saya tidak ada niatan untuk membenarkan perilaku joki skripsi. Hasil pekerjaan Joki skripsi, dalam banyak kasus, melibatkan tindakan curang yang dapat merugikan integritas akademis. Selain itu, “oknum” ini membawa konsekuensi serius terhadap kemajuan akademis seseorang.
Sebagai seorang lulusan sarjana, saya paham bagaimana sulitnya mengerjakan tugas akhir. Apalagi sampai terombang-ambing dalam ketidakpastian dosen pembimbing. Namun, saya melihat memang nyatanya joki lebih manusiawi dan memahami mahasiswa.
Joki skripsi emang salah, saya tidak bilang benar!
Begitulah keadaan di lapangan. Nyatanya, joki skripsi lebih manusiawi dan memahami mahasiswa tingkat akhir yang kesusahan. Banyak jasa joki yang tidak hanya memberikan hasil saja, tapi terdapat bimbingan dan kelas khusus.
Tidak hanya itu, jasa joki tugas memang lebih responsif menjawab ketakutan dan membimbing mahasiswa akhir. Tidak hanya itu, banyak yang kesusahan mencari jurnal dan sumber. Keahlian mencari sumber ini tidak semua orang bisa.
Dan, adanya joki skripsi nggak selamanya salah karena ada mahasiswa yang hanya meminta tolong untuk mencari sumber referensi saja. Banyak dosen yang meminta jurnal terbaru dengan banyak ketentuan. Sementara itu, sebagai mahasiswa, terkadang terkendala akses dan tidak bisa menjangkaunya. Di sinilah peran joki, membantu memberikan.
Baca halaman selanjutnya: Lebih bisa memahami derita mahasiswa tingkat akhir.