Sebagai warga negara Indonesia yang cinta tanah air dan suka sepak bola, sudah kewajiban untuk nonton timnas Indonesia main. Walaupun nggak ngikutin liga Indonesia karena berbagai macam problematikanya, bagi sebagian orang nonton timnas hukumnya tetep fardhu ‘ain. Kalau nggak sempat nonton ya minimal tetep mantengin live commentary di akun-akun sepak bola di aplikasi X dan setelahnya di-qodho dengan nonton highlight-nya di Youtube.
Sebagai sebagai olahraga paling populer di Indonesia raya, sepak bola sudah pasti dilirik oleh media penyiaran konvensional macam televisi sebagai peluang untuk mendapatkan media rating dan share yang tinggi. Kecintaan terhadap sepak bola terutama timnas Indonesia adalah peluang pasar yang menarik. Hak siar timnas acap kali jadi rebutan beberapa stasiun televisi. Maka nggak heran kalau kadang laga timnas disiarin di stasiun TV yang berbeda-beda, tergantung siapa yang memegang hak siar kompetisi yang sedang dimainkan.
Daftar Isi
TV tetaplah yang paling tepat, tapi…
Sebetulnya nonton pertandingan timnas dari TV itu adalah pilihan yang paling tepat. Cuma butuh TV yang tersambung sama antena yang terhubung set top box, sudah bisa nonton dengan nyaman sentosa. Pasti di setiap rumah sudah ada, di cakruk atau poskamling juga ada untuk nonton bareng-bareng se-RT. Tapi makin ke sini siaran bola, apalagi Timnas Indonesia di TV, makin nggak berkualitas. Selain karena faktor komentator Indonesia yang nggak informatif dan cenderung cuma kayak YouTuber reaction, kuantitas iklan di tayangan timnas ini naudzubillah, bikin selalu nyebut nama Tuhan sepanjang 90 menit.
Bayangkan saja, dalam setiap 10-15 detik selalu ada iklan yang besarnya hampir menuhin layar. Jumlahnya lebih banyak dari prestasi timnasnya sendiri. Nggak cuma itu, durasi iklannya juga cenderung lama banget. Ada yang bentuknya memanjang di bawah sisi layar jadi nutupin kalau permainan bolanya baru di area situ, ada juga yang tipenya mengelilingi layar yang bikin tayangan bolanya tambah kecil. Okelah kalau besar TV seluruh rakyat Indonesia itu lebih dari 50 inchi, nah ini udah TV-nya kecil, tayangannya tambah kecil. Nggak mungkin kan nonton bolanya berjarak sejengkal dari layar TV.
Prime time adalah koentji
Banyaknya iklan itu karena produk yang ingin mengiklankan juga sangat banyak. Maklum, biasanya tayangan bola apalagi timnas Indonesia selalu ada di jam-jam prime time dan penontonnya pasti banyak. Itu jadi bikin daya tarik brand-brand untuk mempromokan produknya. Menurut pengamatan saya setiap nonton tayangan pertandingan timnas, ada banyak produk yang meramaikan dunia periklanan di sini.
Terhitung ada minuman energi dengan berbagai merek, dari yang dulu bintang iklannya Mbah Marijan sampai yang sekarang bintang iklannya Jefri Nichol. Ada merek kopi yang iklannya dibintangi sama pelatih timnas Shin Tae-Yong. Ada produk cream pijat yang iklannya Agnes Monica. Juga sabun cuci muka yang dibintangi salah satu pemain timnas. Deodorant, kacang-kacangan, susu UHT, mie instan, aplikasi jual beli online macam toko oren dan toko hijau, dan banyak lagi. Belum lagi ada iklan acara dangdut atau sinetron yang jadi tayangan andalan di stasiun TV tersebut atau iklan agenda ulang tahun dari TV itu. Pokoknya banyak.
Ini jadi mirip kalau nonton tayangan pertandingan bola dari situs streaming ilegal. Isinya juga full iklan, sama-sama juga suka muncul di tengah-tengah pertandingan. Ada iklan pinjaman online, judi online, sampai situs dewasa. Salah-salah pencet malah masuk ke situs terlarang tersebut. Jadi apa mending nonton dari situs streaming ilegal saja, sudah gratis, bisa nonton dari HP, sama-sama full iklan juga?
Pencinta timnas Indonesia baiknya tidak tergoda hal ilegal
Hanya saja, sebagai warga negara yang taat hukum, alangkah baiknya untuk tetap tidak nonton bola di website streaming ilegal. Tontonlah laga timnas di tv atau media streaming yang resmi. Selain menyalahi aturan, takutnya nanti malah kepencet iklan-iklan judi online atau situs dewasa dan lebih repot lagi kalau malah tertarik. Jadi masalah baru nanti. Walaupun kalau di TV harus menghadapi iklan-iklan segede gaban yang bikin ghirah nonton timnas jadi nggak khusyuk atau kalau nonton di media streaming legal harus merogoh dompet dan kadang-kadang tayangannya macet alias bapuk.
Tapi ya, stasiun TV-nya ya tolong tahu diri lah. Saya yakin saya bukan orang pertama yang protes terkait hal ini, dan mungkin tidak jadi yang terakhir. Masak ya puas dengan kualitas tayanagan kayak gini? Bapuk kok dipelihara.
Penulis: Rizqian Syah Ultsani
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Kontroversi Mola TV dan Budaya Gratisan Fans di Indonesia