Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Hiburan Serial

Nonton ‘Hospital Playlist’ Adalah Cara Mengobati Rindu pada Hidup Tanpa Pandemi

Khalimatu Nisa oleh Khalimatu Nisa
12 Juli 2021
A A
Nonton Hospital Playlist Adalah Cara Mengobati Rindu pada Hidup Tanpa Pandemi terminal mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Saya bertanya-tanya, di masa pandemi, kenapa tontonan kehidupan rumah sakit dan orang-orangnya justru jadi sangat menarik? Salah satunya drakor Hospital Playlist yang memasuki season kedua setelah sukses meraih atensi penonton di season pertama. Drakor ini mengisahkan persahabatan lima orang dokter dengan spesialisasinya masing-masing dan lika-liku kehidupan mereka.

Bisa dibilang 80% drama ini menampilkan adegan-adegan di rumah sakit. Mulai dari praktik dokter rawat jalan, visit pasien rawat inap, kegawatan di IGD, hingga ketegangan di ruang-ruang operasi. Yang menarik, kenapa banyak penonton Indonesia justru kecanduan mengikuti drakor ini di tengah situasi pandemi yang kian mencekam dan banyak fasilitas kesehatan kolaps?

Kalis Mardiasih di kolomnya bersaksi, menit demi menit di rumah sakit, khususnya di ruang isolasi, berjalan sangat lambat. Dan sepertinya banyak orang juga setuju bahwa kata “rumah sakit” terdengar begitu intimidatif dan sangat ingin dihindari belakangan ini. Namun, mengapa banyak orang tidak alergi, justru sebaliknya malah menggandrungi drakor yang jelas-jelas mengusung judul “hospital” ini?

Maria Monasias Nataliani dalam tulisannya di Terminal Mojok tak ragu-ragu mendapuk Hospital Playlist sebagai drakor favorit sejuta umat. Tidak berlebihan, sebab selain ratingnya yang terus mencetak rekor nun di Korea Selatan sana, di Indonesia pun euforia penonton begitu terasa. Beberapa di antara mereka bahkan tak ragu menjadikannya sebagai alasan hidup.

“Harus sehat sampai setidaknya September, akhir season 2, karena masih pengin tahu dan lihat IkSong (akronim Ik Jun dan Song Hwa, dua sahabat dekat di serial ini) berlayar (menjadi sepasang kekasih),” begitu cuit salah satu fans die-hard Hospital Playlist asal Sedayu, mBantul.

Banyak orang bilang, menariknya drakor satu ini adalah karena ceritanya yang heartwarming. Kesan rumah sakit yang angker dan dingin terpatahkan oleh hangatnya relasi sesama rekan kerja di dalamnya. Begitu pula sikap para dokter yang empati pada pasien.

Namun, alasan itu saja rasanya tidak cukup. Jika ditelisik lebih lanjut, saya menduga, alam bawah sadar para penikmat Hospital Playlist di Indonesia ini sesungguhnya tengah merindukan kondisi rumah sakit yang wajar tanpa adanya pandemi. Menonton Hospital Playlist adalah cara mereka berpaling sejenak dari realitas tragis kondisi rumah sakit-rumah sakit di Indonesia belakangan ini.

Hospital Playlist menyajikan kebalikan dari realita-realita pedih kondisi fasilitas kesehatan Indonesia di masa krisis pandemi Covid-19 belakangan ini. Apa saja?

Baca Juga:

Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

Drama Korea Typhoon Family, Membahas yang Terlewat dalam Debat Perintis vs Pewaris di Media Sosial

#1 IGD tidak pernah overcapacity, bahkan tutup, dan tidak ada pasien yang ditolak

Tidak ada tenda darurat di halaman IGD Yulje Medical Center, rumah sakit yang jadi setting drakor ini, demi menampung pasien-pasien yang tak tertampung di dalam IGD. IGD juga tetap buka 24 jam. Pun, sif jaga para nakes masih berjalan ajek. Tidak ada tulisan “TUTUP sampai waktu yang tidak ditentukan” di jendela loketnya saking mereka tak sanggup lagi menerima para pasien.

Semua pasien yang datang tidak sekadar dilayani, melainkan dilayani sesuai slogan jamak BUMN-BUMN seantero NKRI itu, “dengan sepenuh hati.” Perawat atau dokter residen tak sungkan-sungkan menelepon dokter spesialis, yang dengan sekejap akan menjumpai pasien di kasur IGD.

#2 Tidak ada pemandangan nakes-nakes kelelahan karena harus berjam-jam pakai APD

Wajah para nakes yang kelelahan karena harus lembur pastilah ada. Tetapi, tidak ada adegan di mana mereka harus mengenakan APD selama berjam-jam, kecuali saat operasi. Para perawat tidak berjaga di bangsal isolasi sembari mempertaruhkan nyawa mereka. Tidak ada yang harus gugur saat melaksanakan tugasnya.

Mereka masih bisa saling berbagi makanan dan gosip apa saja di kantin atau saat berjaga. Maklumlah, di semesta Hospital Playlist, tidak dikenal virus Covid-19 berikut sederet varian turunannya.

#3 Tidak ada kelangkaan oksigen dan ventilator

Isu pasien kehabisan stok oksigen dan ventilator tidak pernah terjadi di RS Yulje. Oleh karena itu pula, para dokter juga tidak pernah melakukan triase demi memilih satu di antara beberapa pasien gagal napas untuk mendapatkan ventilator.

Memang ada kalanya para penonton Hospital Playlist menangis saat ada janin yang gagal diselamatkan, atau seorang pria yang harus meninggal di meja operasi. Tapi, mereka tidak pernah mendapati fragmen setragis 63 orang meninggal dalam satu hari di rumah sakit lantaran nihilnya stok oksigen.

#4 Dokter-dokter masih sempat nge-band dan melakoni kisah percintaannya

Yang jadi daya tarik utama drama ini tentu saja kisah lima sekawan dokter. Meski ponsel bisa bordering tiap saat menandakan panggilan darurat, mereka tetap bisa melakoni social life-nya: makan-makan dan nge-band tiap akhir pekan. Oh, mereka juga masih bisa berkencan atau setidaknya memikirkan masa depan kehidupan asmara mereka.

Intinya, penonton bahagia melihat para dokter ini bahagia. Sibuk di satu waktu, tapi masih bisa bersenang-senang di waktu yang lain. Yang terakhir itu, rasanya belakangan sangat sulit dilakukan oleh para dokter di negeri khatulistiwa ini.

Banyak yang mengakui, Hospital Playlist dicintai karena karakter dan penggambarannya yang realistis. Yang disebut realistis itu ya mencakup berbagai rasa yang dialami manusia: ada sedihnya, ada harunya, ada senengnya, ada lucunya, juga ada gemes-gemesnya.

Sementara, kebanyakan rumah sakit di Indonesia selama pandemi ini wajahnya terlampau muram, warnanya melulu kelabu. Terasa begitu sureal hingga seperti mimpi buruk yang kita ingin segera bangun darinya.

Begitulah, menonton Hospital Playlist adalah kerinduan melihat kehidupan rumah sakit berjalan wajar-wajar saja. Tidak menghadirkan kabar buruk terus-menerus yang tak ingin dipercayai bahkan oleh pemerintahnya sendiri!

Sumber Gambar: YouTube The Swoon

BACA JUGA Begini Jadinya Jika Drama Korea ‘Vincenzo’ Punya Latar Cerita di Indonesia dan tulisan Khalimatu Nisa lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 14 Oktober 2021 oleh

Tags: drama koreaGaya Hidup Terminalhospital playlistpandemi
Khalimatu Nisa

Khalimatu Nisa

Menonton drakor dengan tuma'ninah.

ArtikelTerkait

Kolaborasi Adidas x Parley for the Ocean_ Beneran Mau Ngurangin Sampah Plastik di Laut atau Sekadar Strategi Marketing Aja_

Kolaborasi Adidas x Parley for the Ocean: Beneran Mau Ngurangin Sampah Plastik di Laut atau Sekadar Strategi Marketing Aja?

20 Juni 2021
Nikmatnya Hidup jika Pasangan Kita Penonton Setia Drama Korea Selatan reply 1988 startup drakor terbaru terminal mojok.co

Nikmatnya Hidup jika Pasangan Kita Penonton Setia Drama Korea Selatan

27 November 2020
lulus kuliah mau jadi apa kerja apa overthinking insomnia quarter life crisis wabah corona pandemi corona anak muda umur 20-an mojok.co

Dipecat Saat Pandemi Bener-bener Nggak Enak dan Nyusahin

21 Januari 2021
seleksi pppk pns guru honorer birokrasi amburadul mojok.co

Sebenarnya Guru pada Kangen Ngajar, tapi…

11 Juli 2020
4 Golongan Peternak Lele Dilihat Dari Perilaku dan Metode Budidaya Yang Digunakan terminal mojok

Ternak Lele Jangan Dicari Untungnya, Cari Keringatnya Saja

15 Juni 2021
Wisata ke Korea Bikin Saya Yakin Drama Korea Itu Mitos, Berikut 3 Faktanya terminal mojok

Wisata ke Korea Bikin Saya Yakin Drama Korea Itu Mitos, Berikut 3 Faktanya

24 Juni 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

20 Desember 2025
Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

23 Desember 2025
Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

26 Desember 2025
Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

26 Desember 2025
Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

22 Desember 2025
Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

20 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.