Kata “Cathay” berasal dari Bahasa Cina yang berarti ‘bangunan’. Cathay sendiri beralamat di Kampung Using, Kelurahan Jember Lor, Kecamatan Patrang. Lokasinya tidak jauh dari Masjid Jami Al Baitul Amien, yang berada di jantung kota Jember.
Konon, Cathay tidak diubah namanya lantaran namanya bukan berasal dari barat. Penyebab tempat ini mengalami kebrangkutan ialah kejadian kebakaran. Setelah tragedi itu, pemiliknya tidak dapat melanjutkan bisnis bioskop. Kini, berdiri gedung Telkom Jember di lokasi Cathay.
Daftar Isi
Nonton film bioskop di Jember Theater
Selanjutnya ada Jember Theater yang aktif sejak 1960. Bioskop ini menempati bangunan milik Gedung Nasional Indonesia (GNI) yang awalnya untuk panggung kesenian dan dibangun sejak 1956. Beralamat di Kelurahan Kepatihan, Kecamatan Kaliwates, membuat bioskop ini jadi jujugan masyarakat pada masanya. Bahkan gedung ini mampu menampung penonton hingga 450 orang.
Selepas masa jaya antara 1986 hingga 1990, bisnis bioskop perlahan meredup lantaran perubahan minat masyarakat untuk menonton film. Setelah itu, gedung ini sempat menjadi apotek, tempat praktek dokter, hingga terakhir menjadi tempat futsal.
Nonton film bioskop di Sampurna
Masih di pusat kota, ada Sampurna. Sebuah bioskop yang juga ada di Banyuwangi, tepatnya di Kecamatan Rogojampi. Nah, untuk di Jember, lokasinya tidak jauh dari Jaya, yaitu di Jalan Diponegoro,.
Kalau Jaya masih ada bekas bangunannya, bangunan Sampurna saat ini sudah tidak tersisa. Sampurna pernah mengalami kebakaran hebat akibat hubungan pendek arus listrik pada 2002. Bekas bioskop tersebut kini berubah menjadi pertokoan.
Nonton film bioskop di Indra
Beralamat di Jalan Trunojoyo, Kelurahan Jember Kidul, Kecamatan Kaliwates, nasib bioskop ini juga tidak jauh berbeda. Indra adalah bioskop tradisional yang sempat bertahan hingga titik darah penghabisan. Ia kalah menghadapi persaingan dengan industri hiburan modern yang terus berkembang.
Terlepas dari perubahan zaman dan pergeseran preferensi penonton, kehadiran bioskop masa lampau di Jember akan selalu diingat. Mereka adalah bagian penting dari sejarah hiburan lokal. Semoga semua itu tetap menjadi kenangannya dengan penuh rasa nostalgia dan membuat kita mengapresiasi perkembangan industri hiburan.
Penulis: Anik Sajawi
Editor: Yamadipati Seno
BACA JUGA Melatih Kesabaran di Jalan Kalimantan Jember