Nama Ningsih Tinampi barangkali masih asing bagi sebagian orang. Namun, bagi kalian yang masih aktif menggunakan Facebook dan gemar mengikuti video-video viral di Youtube, tentu Ningsih Tinampi bukan nama yang asing. Dia adalah sosok fenomenal dalam bidang pengobatan supranatural khususnya dalam penyembuhan kesurupan.
Cuplikan-cuplikan video yang menayangkan bagaimana proses Ningsih Tinampi dalam menyembuhkan pasien-pasiennya sukses besar di Youtube. Ningsih dianggap kocak dan nyentrik saat menginterogasi makhluk halus yang mengisi tubuh si pasien. Istilahnya, setan nggak ada harga dirinya di hadapan seorang Ningsih Tinampi.
Dalam praktik penyembuhan, Ningsih kerap memberikan wejangan-wejangan serta ancaman-ancaman kepada si makhluk halus dengan sangat menggelitik. Namun, ada satu cuplikan video yang bikin panas netizen Indonesia. Dalam video di mana Ningsih Tinampi sedang berdialog dengan arwah yang masuk ke tubuh salah seorang pasien, Ningsih mengeluarkan statement yang syarat konflik.
Dalam statement tersebut Ningsih menyampaikan bahwa korban pemerkosaan tak boleh menyimpan dendam kepada pelaku. Pasalnya, pemerkosaan terjadi ya karena salah si korban yang sengaja genit dan memakai pakaian minim. Dalam video tersebut diketahui sosok arwah pernah menjadi korban pemerkosaan semasa dia hidup.
Video tersebut diunggah dan disebar luaskan oleh beberapa orang yang lantas membenturkan dengan pandangan feminisme dan mereka yang SJW. Orang-orang lantas menjadi marah dan geram akan sosok Ningsih Tinampi. Saya rasa tidak menyukai pernyataan tersebut adalah keharusan. Akan tetapi, membenci Ningsih atau sekadar mengatainya jelas bukan hal yang tepat untuk dilakukan.
Melalui video tersebut kita (Feminis atau SJW atau non SJW) harusnya kian melek mata bahwa masih ada ratusan atau ribuan perempuan di Indonesia yang masih punya pola pikir yang sama seperti Ningsih Tinampi. Pola pikir hasil dari jebakan dalam lingkaran setan patriarkis selama ratusan purnama selama ini.
Ingat bahwa tak semua perempuan bisa memiliki kesempatan atau akses untuk mendapat informasi, pendidikan, serta pengetahuan akan feminisme atau kesetaraan gender. Ningsih Tinampi adalah bukti bahwa menghapus praktik sesat budaya patriarkis bukan hal yang mudah. Serta sebuah bukti bahwa ada perempuan-perempuan di luar sana yang terseret dalam pola pikir patriarkis dan mengamininya dengan sangat melekat bahkan tanpa sadar pola pikir itu sejatinya menyudutkan dan mengkerdilkan hak-hak dasarnya sebagai manusia. Kita harus bisa menerima bahwa karena satu dan lain hal, ada perempuan yang menerima saja semua data yang ada tanpa berkesempatan mengolah kesadaran kritis akan data tersebut.
Saya lebih menyayangkan perilaku penyebar video yang menertawakan hal ini. Yang membuat jurang penuh duri antara feminisme atau SJW dengan mereka yang menolak feminisme atau sekadar tak tahu apa itu feminisme dan kesetaraan gender. Pernyataan Ningsih Tinampi adalah hal yang tak patut ditertawakan dan ketidaktahuan Ningsih bahwa pernyataannya adalah hal yang sesat juga bukan hal yang patut dianggap lucu.
Saya yakin bahwa pernyataan Ningsih Tinampi adalah dongeng yang diturunkan dari generasi sebelumnya yang sengaja dibuat demi memenangkan gender tertentu. Sebuah dongeng yang lantas diaminkan olehnya dan banyak perempuan lain. Inilah yang saya sebut dengan lingkaran setan patriarkis. Saya juga yakin bahwa sejatinya Ningsih adalah seorang feminis pada praktik kehidupannya. Dia tampil sebagai aktor utama dalam kariernya sebagai ahli supranatural. Ia mendobrak aturan tak berdasar bahwa kodrat perempuan ada di dapur dan kasur, Ningsih wanita yang bekerja dan berkarier. Dia bahkan menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang-orang disekelilingnya.
Kepada para Feminis dan SJW, Ningsih Tinampi dan pernyataannya harusnya kian membuat geliat semakin giat. Penting untuk segera menciptakan inklusifitas dalam gerakan feminisme serta merumuskan bagaimana kiranya pemahaman akan kesetaran gender lekas bisa dengan mudah diakses pada entitas yang lebih luas. Mungkin lebih baik video tersebut tak lagi disebarluaskan, sebab esensi si penyebar bukan membenahi atau edukasi melainkan menebar permusuhan.
BACA JUGA Pengobatan Alternatif Ningsih Tinampi, Pengusir Santet yang Lagi Digandrungi di Youtube atau tulisan Syifa Ratnani Faradhiba Jane lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.