Nggak Mau Punya Helm Mahal biar Nggak Dianggap Orang Gila

Nggak Mau Punya Helm Mahal biar Nggak Dianggap Orang Gila

Nggak Mau Punya Helm Mahal biar Nggak Dianggap Orang Gila (Pixabay.com)

Saya nggak perlu beri gambaran tentang pentingnya helm. Hanya orang gila dan tak berotak saja yang menganggap helm tak penting. Dan seperti barang penting lainnya, macam helm jadi banyak. Ada yang premium (dan jelas safety), ada yang murah alias sing penting nutupin kepala.

Saya nggak suka dianggap kaum mendang-mending, tapi jujur saja, semua helm fungsinya sama. Grade-nya saja yang berbeda, tapi tetap saja fungsinya sama. Maka dari itu, saya nggak mau beli helm mahal. Selain fungsinya yang nggak keliatan beda dan hanya menang tampilan, alasan lainnya adalah saya nggak mau dianggap gila.

Lho, lho, maksudnya?

Kemarin lusa, saya melihat orang memakai sepeda motor matic menggunakan helm NHK. Setelah ia selesai memarkirkan sepeda motornya, ia masuk ke ATM. Anehnya, helmnya dibawa juga ke dalam booth ATM. Saya jadi yakin, pasti helm itu NHK yang asli. Entah asli yang nomor berapa, ini yang saya kurang tahu. Setidaknya, buat saya itu helm harganya mahal. Pokoknya mahal, peduli setan sama harganya.

Saya yakin, kalau helmnya murah, nggak mungkin dibawa ke dalam booth ATM. Hilang pun tak mengapa, paling bingung pulangnya gimana.

Itulah yang saya maksud dengan gila. Gara-gara punya helm mahal, yang dipikirkan nggak lagi keamanan kepala, tapi keamanan helm. Ke mana-mana bawa helm, padahal mah yang bener ke mana-mana pake baju.

Ya saya tahu, kalau ditinggal, pasti bakal ilang. Nah, itulah masalahnya, orang beli helm itu ya biar kepalanya aman. Kalau kepalanya aman, tapi abis itu malah khawatir, maksudnya gimana coba aing tanya, Cong?

Helm mahal malah bikin kita berpikir yang nggak-nggak. Bukan saya iri atau gimana, saya cuman nggak mau kelihatan gila aja.

Baca halaman selanjutnya

Bukannya aman, malah jadi ngerasa nggak nyaman

Kita tahu sendiri, tukang parkir itu kerap gercep cuman pas minta duit, kalau ada barang yang ilang, nggak mau tanggung jawab. Kadang malah nganggap kita yang teledor, lah, gimane, Cong?

Jadi selama kang parkir masih kayak gitu, ya helm mahal cuman jadi masalah baru. Ditambah maling helm sepertinya akan terus ada dan tetap berlipat ganda. Soalnya ya, masalah kecil kayak kehilangan helm nggak akan dianggap serius sama pihak berwenang. Ayolah, nggak usah naif begitu.

Itulah kenapa saya menganggap beli helm mahal itu bikin kita kek orang gila. Harusnya merasa aman, malah merasa makin tidak aman. Rasa insecure itu, bisa bikin kita keliatan kek orang gila gara-gara bawa helm ke mana-mana.

Bayangin makan di restoran bawa helm. Bayangin ke minimarket bawa helm. Bayangin nonton di bioskop bawa helm. Lagi nonton konser Iwan Fals, Bos?

Penulis: Zubairi
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Siapa yang Berani Ngatain Helm Honda? Sini, Maju!

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version