Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Nggak Habis Pikir sama Orang yang Tidak Menghabiskan Makanan Hajatan

Elisa Erni oleh Elisa Erni
18 Oktober 2020
A A
Nggak Habis Pikir Sama Orang yang Tidak Menghabiskan Makanan Hajatan terminal mojok.co

Nggak Habis Pikir Sama Orang yang Tidak Menghabiskan Makanan Hajatan terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Makan hajatan memang menjadi salah satu hal yang paling ditunggu-tunggu jika seseorang menghadiri acara pernikahan. Terlebih jika yang disajikan adalah makanan prasmanan rupa-rupa, di mana kita bisa mengambil makanan yang kita suka dan sebanyak yang kita mau. Tergantung urat malu saja sih.

Di pedesaan, hajatan dengan menu makanan prasmanan memang sangat jarang, bahkan sejauh ini saya belum pernah menemukannya di tempat saya tinggal. Mungkin karena nominal yang harus dikeluarkan sedikit lebih banyak, jadilah masyarakat memilih cara lain yang harganya lebih terjangkau. Jika makan dengan menu prasmanan, orang-yang bisa mengambil sesuai porsi yang diinginkan. Hal ini dapat meminimalisir risiko makanan yang tidak dihabiskan. Lha, masa iya sudah ngambil sesuai kemampuan perut masih saja nggak dihabisin? Kebacut. 

Satu hal yang membuat saya benar-benar tidak habis pikir adalah orang-orang di daerah saya yaitu seolah tidak pernah mempunyai iktikad baik untuk menghabiskan makanan hajatan. 

Okelah, kalau memang makanannya tidak disajikan dengan cara prasmanan, kita tidak bisa mengambilnya sesuai porsi yang kita inginkan. Tapi, di sisi lain porsi yang disajikan oleh “peracik” juga menurut saya jauh dari kata “banyak”. Mereka tentunya sudah mempertimbangkan porsi wajar, sesuai dengan yang biasanya disantap tamu undangan.

Bayangkan saja, menu acara hajatan di daerah saya biasanya nggak jauh-jauh dari soto, rawon, atau kadang bakso. Itu pun, porsi nasi pada soto dan rawon akan habis jika dilahap dalam lima sendok makan. Belum lagi potongan ayam dan daging sapinya yang bisa dihitung pakai lima jari. Apalagi kuahnya yang kadang cuma nyemek-nyemek.

Dari sini sudah bisa disimpulkan kalau porsinya bukan porsi kuli. Lantas saya masih sering bingung kenapa orang-orang tidak pernah punya keinginan untuk menghabiskan makanan-makanan hajatan dengan porsi kucing tersebut.

Apa susahnya sih menghabiskan makanan hajatan yang porsinya nggak banyak-banyak amat itu? Apa takut dibilang rakus kalau pas dilihat orang-orang karena makanan di hadapan kita habis tak bersisa? Apa takut dibilang aji mumpung bisa makan gratis di hajatan? Masih dimaklumi dong ya kalau ternyata nggak habis karena alergi makanan tertentu, tidak makan nasi karena punya penyakit bawaan, atau dari sononya memang seorang vegetarian. Lah kalau tidak ketiganya, terus apa dong? Saya juga sampai saat ini tidak paham. Lagian kalau memang punya pantangan dan nggak bisa melahap makanan hajatan, dari awal tidak usah menerima piringnya.

Tuan rumah tidak akan senang jika melihat tamunya hanya makan sedikit atau yang paling parah nasinya hanya diaduk-aduk. Mereka sedih, saya yakin. Sebab, membuat acara hajatan itu butuh proses yang tidak sebentar dan butuh biaya yang tidak main-main. Harus beli beras berkarung-karung, bahan makanan, dan segala tetek bengek lainnya. Masak makanan hajatan itu juga butuh tenaga, situ enak tinggal nyendok di atas piring, nggak lihat yang kerja keras di dapur. Juru masak wajahnya udah kayak kilang minyak tuh. Mereka sibuk mempersiapkan makanan agar tidak kehabisan jika tamunya membludak. Saya yakin sebagian besar tamu pasti nggak mikirin hal itu.

Sisa-sisa piring kalian itu nantinya juga dicuci, Bos. Orang yang bertugas harus tega membuang makanan hajatan yang sisa-sisanya nggak wajar itu. Kasihan makanannya, sudah dimasak sepenuh hati, ujung-ujungnya berakhir di tempat sampah.

Apa iya alasan tidak dihabiskan itu karena makanan hajatannya tidak enak? Kok rasanya tidak akan selebay itu. Di acara sekelas hajatan, pastilah tuan rumah sudah memikirkan matang-matang bahwa makanannya akan dimakan banyak orang. Mereka tak sembarang comot juru masak. Paling raanya meleset sedikit karena selera orang memang beda-beda.

Parahnya saya pernah melayat bersama rombongan teman-teman. Sampai di sana kami disuguhi sepiring makanan yang porsinya sangat mini. Tapi, saya jadi merasa malu dengan tuan rumah karena teman-teman saya tidak menghabiskan suguhan. Hanya saya dan satu teman yang piringnya kosong. Saya tidak membayangkan menjadi tuan rumah yang sedang berduka cita dan melihat tamu-tamunya tidak menghargai makanan, asli, dobel sedih. 

Bukankah makanan itu rezeki, bukankah kita manusia paling beruntung jika bisa makan dan tak sampai kelaparan? Di luar sana banyak yang harus membagi sedikit nasinya untuk semua anggota keluarga, sedangkan di tempat lain orang-orang justru membuang makanan. Sebagai manusia yang alhamdulillah berkecukupan, seharusnya kita lebih bersyukur. Ya salah satu caranya adalah dengan tidak membuang-buang makanan.

BACA JUGA 3 Skincare Alami nan Murah yang Kemanjurannya Sudah Teruji dan artikel Elisa Erni lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 17 Oktober 2020 oleh

Tags: Kondanganmembuang makanan
Elisa Erni

Elisa Erni

Penulis puisi, esai, dan apapun.

ArtikelTerkait

Kebiasaan di Hajatan Pedesaan yang Nggak Masuk Akal kondangan jawa tengah

Kondangan di Desa Jawa Tengah adalah Kondangan Paling Perfect, Melayani Tamu Sepenuh Hati, Dilayani bak Raja!

13 Juli 2024
kambing guling

Serba Serbi Perilaku Para Tamu Kondangan dan Kambing Guling yang Selalu Menjadi Primadona

24 Oktober 2019
kapan nyusul nikah kondangan

Petaka dari Pertanyaan “Kapan Nyusul Nikah?” Pas di Kondangan

15 Maret 2020
Kondangan Sendirian Itu Nggak Apa-apa, Penting Wani!

Kondangan Sendirian Itu Nggak Apa-apa, Penting Wani!

17 Juni 2022
4 Tradisi Kondangan di Desa yang Bikin Heran Orang Kota Terminal Mojok ngawi

4 Tradisi Kondangan di Desa yang Bikin Heran Orang Kota

4 Desember 2022
kondangan

Kondangan Fighter yang Galau Antara Flat Shoes dan High Heels: Dasar Nggak Penting!

22 Agustus 2019
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
buruh pabrik kuli bangunan ideologi kiri buruh mojok

Tak Perlu Malu Jadi Buruh Pabrik, Malulah kalau Jadi Pejabat Korup

PDKT riset asisten riset mojok

Balada Asisten Riset: Pulang Malu, Tak Pulang Rindu

bipolar disorder depresi penyakit mental masa lalu mojok

Masa Lalu Orang Bukan Konsumsi Umum, Gaes!

Terpopuler Sepekan

Sudah Saatnya Stasiun Wonosobo Dihidupkan Kembali agar Kehidupan Warga Semakin Mudah dan Nyaman

Sudah Saatnya Stasiun Wonosobo Dihidupkan Kembali agar Kehidupan Warga Semakin Mudah dan Nyaman

19 Juni 2025
Cari Kos Murah di Jogja Makin Susah, 600 Ribu Cuma Dapat Fasilitas Seadanya dan Terletak di Pinggiran Mojok.co

Cari Kos Murah di Jogja Makin Susah, 600 Ribu Cuma Dapat Fasilitas Seadanya. Ada sih yang Mewah, tapi di Pinggiran

19 Juni 2025
Mahasiswa UIN Jogja Sebenarnya Nggak (Terlalu) Peduli Agama, makanya Kerap Dicap Liberal dan Kebarat-baratan

Mahasiswa UIN Jogja Sebenarnya Nggak (Terlalu) Peduli Agama, makanya Kerap Dicap Liberal dan Kebarat-baratan

17 Juni 2025
Kasihan UNS, Sudah Berdiri 49 Tahun tapi Masih Banyak yang Belum Tahu Kepanjangannya

Kasihan UNS, Sudah Berdiri 49 Tahun tapi Masih Banyak yang Belum Tahu Kepanjangannya

22 Juni 2025
Solo Grand Mall: Mall yang Rame Cuma di Parkiran dan Bioskopnya, tapi Jadi Sahabat Terbaik Kaum Mendang-mending

Solo Grand Mall: Mall yang Rame Cuma di Parkiran dan Bioskopnya, tapi Jadi Sahabat Terbaik Kaum Mendang-mending

16 Juni 2025
Derita Punya Rumah Pinggir Sungai di Desa, Angan-angan Hidup Damai Rusak karena Banjir dan Reptil Mojok.co

Derita Punya Rumah Pinggir Sungai, Angan-angan Hidup Damai Rusak karena Banjir dan Reptil

17 Juni 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=jxGwBYZnCJg

DARI MOJOK

  • Haru dan Dramatis Sepak Bola Putri di Lapangan Tridadi: Tubuh-tubuh Mungil Tumbangkan Lawan Lebih Besar
  • Tersesat di ISI Surakarta dan Menjadi Dosen yang Gegar Intelektual tapi Kini Menikmati dan Jatuh Cinta kepada Solo
  • Sarjana Gaji Kecil Ngaku Bergaji Rp10 Juta buat Pamer ke Tetangga, Berujung Jadi Tempat Ngutang padahal Tak Punya Uang
  • Bisa Kuliah UGM karena Perjuangan Ibu, Bertekad Buktikan Kesuksesan ke Ayah yang Pergi Tinggalkan Keluarga
  • Pertama Kali Dapat Kerja di Jogja sambil Kuliah, Kaget Bisa Dapat Cuan Senilai Perusahaan Besar di Amerika Serikat
  • Menikah dengan Anggota Pencak Silat Penuh Atraksi, Niat Ekspresikan Kebanggaan Malah Dicap Jamet

AmsiNews

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.