Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup Gadget

Nggak Ganti Hape dengan Alasan Hemat Itu Konyol

Dyan Arfiana Ayu Puspita oleh Dyan Arfiana Ayu Puspita
2 November 2020
A A
Nggak Ganti Hape dengan Alasan Hemat Itu Konyol mojok

Nggak Ganti Hape dengan Alasan Hemat Itu Konyol mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Hape kamu mulai sakit-sakitan? Nggak segahar dulu lagi? Nggak apa-apa, ganti aja. Nggak usah sentimentil dengan menyebut ada banyak cerita di balik hape itu. Kalau memang berat dilepas, disimpan juga boleh. Disimpan loh ya, bukan dipaksakan untuk tetap dipakai. Apalagi dengan alasan hemat alias nggak mau boros.

Serius, tidak ganti hape dengan alasan berhemat itu sungguh konyol. Begini, dalam KBBI, hemat berarti berhati-hati dalam membelanjakan uang, tidak boros, cermat. Nah, kalau memang ganti hape karena sudah tidak beroperasi dengan baik, ya namanya bukan boros. Kan emang perlu. Selain itu, ganti hape baru bahkan upgrade ke yang spesifikasinya lebih canggih itu. Ini alasannya.

Pertama, biar nggak ngrepotin teman

Saya punya teman. Dia ini orang sibuk yang nggak cuma menangani satu dua pekerjaan, tapi banyak dan sering keluar kota pula demi pekerjaannya itu. Sayangnya, hape dia kentang, Gaes. Gampang banget mati. Jadi kadang ditelpon nggak bisa, dikirimi chat WhatsApp pun centang satu. Pas ditanya, jawabannya sama, “Hape aku mati.”

Kalau lagi kumat, teman satu ruangan jadi andalan dia untuk urusan hubung-menghubungi orang.  “Tolong dong telponin si A, WA-in si B, hape aku mati.” Begitu pun kalau kita ada perlu mendesak dengan blio. Mau nggak mau menghubungi teman yang satu ruangan, “Ada Bu X? Saya mau ngomong dong sama Bu X.” Begitu. Repot, kan jadinya?

Perihal hapenya yang hobi mati ini, sudah banyak teman yang mengingatkan dia untuk segera ganti. Lha masa orang sibuk hapenya matinan, kalah sama kaum rebahan. Tapi, jawabannya selalu sama: hemat.

Kedua, tuntutan

Hare gene, rasa-rasanya hampir semua hal serba online. Untuk itulah sebagai manusia yang hidup di jaman ini, kita dituntut untuk memiliki alat penunjang komunikasi yang mumpuni. Nggak perlu yang merk buah itu, keluaran China juga nggak masalah. Yang penting nggak matinan. Biar dihubungi gampang, gitu.

Jadi, alangkah konyolnya jika ada orang yang notabene mampu, tapi masih mempertahankan hape yang sudah sakit-sakitan. Orang seperti ini mungkin sebenarnya adalah warga Kerajaan Majapahit yang terlempar ke tahun 2020. Jadi dia nggak ngerti betapa pentingnya hape sebagai alat komunikasi.

Dulu, saya juga termasuk orang yang ogah ganti hape. Pikir saya, ah yang penting masih bisa buat WhatsApp sama telpon. Paling baterai cepat habis doang, di-charge cukup. Begitu pikir saya. Tapi, ternyata saya salah. sekarang bukan lagi sebatas telpon dan kirim pesan saja. Ada proses kirim dan terima file, install aplikasi penunjang, dll. Artinya, hape butuh ruang penyimpanan yang cukup, sesuatu yang saya tidak miliki. Akhirnya, saya mantapkan diri buat upgrade ke jenis yang ruang penyimpanannya lebih besar. Kesel tau bolak-balik ada notifikasi “ruang penyimpanan Anda penuh”. Rasanya sakit kaya dapat e-mail penolakan dari Terminal Mojok. Hiks.

Baca Juga:

5 Alasan Tablet Mahalmu Tidak Bakal Bisa Menggantikan Fungsi Laptop 4 Jutaan

Menerka Alasan Toko Hape Pinggir Jalan Selalu Heboh dan Full Energy Saat Promosi

Ketiga, ganti mindset

Ganti hape itu tidak sama dengan gaya gayaan. Ini yang harus kita pahami. Ganti hape, apalagi jika sudah tidak mumpuni, adalah suatu kewajaran. Nggak perlu takut dicap nggaya oleh orang lain hanya karena kita beli baru. Kenyataannya, kita beli karena butuh. Perkara yang kita beli adalah keluaran terbaru, ya bagus. Artinya kita diberi kelapangan rezeki untuk hal tersebut.

Keempat, lebih produktif

Hape yang performanya menurun, akan berpengaruh juga dengan kinerja kita. Bayangkan situasi ini, ada beberapa hal mendesak yang harus kita urus, ehhh… tiba-tiba nggak mau nyala. Atau lagi telpon-telponan penting, tau-tau mati. Kesel, kan? Belum kalau ada beberapa file yang nggak bisa kita buka gara-gara ruang penyimpanan penuh. Duh, pengen nangis aja.

Artinya, kalau memang punya hape baru bisa bikin kita lebih produktif, kenapa nggak? Alangkah bagusnya kalau energi yang kita keluarkan untuk misuh-misuh gegara nge-hang, kita pakai untuk hal lain. Jadi, sekali lagi, jangan konyol dengan mempertahankan hape yang sudah sakit-sakitan. Upgrade itu sah-sah saja kok, terutama buat kamu-kamu yang memang kerjaannya banyak berhubungan dengan orang lain. Yang penting ada duit buat beli.

BACA JUGA Lomba yang Pemenangnya Ditentukan Jumlah Like Terbanyak Itu Menyebalkan atau artikel Dyan Arfiana Ayu Puspita lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 29 Agustus 2021 oleh

Tags: hapesmartphone
Dyan Arfiana Ayu Puspita

Dyan Arfiana Ayu Puspita

Alumnus Universitas Terbuka yang bekerja sebagai guru SMK di Tegal. Menulis, teater, dan public speaking adalah dunianya.

ArtikelTerkait

nokia 5233

Kehebatan Nokia 5233 dan Perpisahan yang Berat

4 November 2021
Larangan Membawa Hape ke Sekolah, Masihkah Relevan?

Larangan Membawa Hape ke Sekolah, Masihkah Relevan?

21 Juli 2022
iPhone XS Max, Smartphone Paling Nggak Layak Dibeli

iPhone XS Max, Smartphone Paling Nggak Layak Dibeli

14 Februari 2022
telkomsel rekomendasi hp di bawah 10 juta smartphone mojok

5 Rekomendasi Smartphone Satu Jutaan Terbaik 2021

14 Desember 2020
nits dan sar

Nits dan SAR, Spesifikasi Penting Smartphone yang Sering Diabaikan

9 Desember 2021
Sharp Aquos R3, Flagship Termurah yang Cocok untuk Kaum Mendang-mending

Sharp Aquos R3, Flagship Termurah yang Cocok untuk Kaum Mendang-mending

18 Januari 2022
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Alasan Posong Temanggung Cocok Dikunjungi Orang-orang yang Lelah Liburan ke Jogja

Alasan Posong Temanggung Cocok Dikunjungi Orang-orang yang Lelah Liburan ke Jogja

27 Desember 2025
Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

25 Desember 2025
Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk yang Pernah Ada? (Unsplash)

Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk dalam Hidup Saya?

27 Desember 2025
Perpustakaan Harusnya Jadi Contoh Baik, Bukan Mendukung Buku Bajakan

Perpustakaan di Indonesia Memang Nggak Bisa Buka Sampai Malam, apalagi Sampai 24 Jam

26 Desember 2025
Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

23 Desember 2025
Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

26 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.