Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Nestapa Buruh Gaji UMK Jepara: Gaji Habis buat Bayar Cicilan, Dipenuhi Rasa Bersalah

Mukhamad Bayu Kelana oleh Mukhamad Bayu Kelana
6 Agustus 2025
A A
Nestapa Buruh Gaji UMK Jepara: Gaji Habis buat Bayar Cicilan, Dipenuhi Rasa Bersalah

Nestapa Buruh Gaji UMK Jepara: Gaji Habis buat Bayar Cicilan, Dipenuhi Rasa Bersalah (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

UMK Jepara tahun ini memang naik, tapi tetap nggak bikin kenyang.

Sebagai warga Jepara, saya selalu takjub dengan destinasi eksotis dan ukiran kayu jati kampung halaman saya ini. Orang-orang menyebut Jepara sebagai kota ukir, surga mebel kelas dunia, tanah kelahiran Kartini, dan judul-judul besar lain yang terdengar membanggakan tapi kadang terasa jauh dari kehidupan sehari-hari.

Di balik plang “Selamat Datang di Jepara” yang gagah dan penuh ornamen ukiran itu, kehidupan warga kadang tak seindah katalog mebel ekspor. Terutama buat buruh pabrik yang tiap hari bangun sebelum ayam berkokok dan pulang sesudah lampu jalanan menyala, tapi gajinya tetap habis sebelum tanggal tua.

Tahun 2025 ini, Upah Minimum Kabupaten (UMK) Jepara ditetapkan sebesar Rp2.610.224,00. Angka ini naik sekitar 6,5% dari tahun sebelumnya. Tetapi kenaikan UMK Jepara ini terasa cuma kayak topping tambahan di mie ayam. Kelihatan banyak tapi tetap nggak bikin kenyang. Harga beras naik, bensin naik, sewa rumah naik, cicilan motor naik, sampai rasa bersalah karena nggak bisa nabung juga naik.

Dari bangun pagi sampai pulang malam hidup dalam ritme mesin pabrik

Bagi banyak buruh di Jepara, hari dimulai bahkan sebelum matahari terbit. Jalanan masih sepi, kabut belum benar-benar hilang, tapi langkah mereka sudah tergesa. Bukan untuk mengejar ambisi besar, tapi sekadar memastikan presensi tak merah dan gaji tak dipotong lebih banyak dari yang semestinya. Hidup dijalani dengan ritme yang nyaris selalu sama. Berangkat menuju pabrik, bekerja, pulang ke rumah, tidur, dan besok kembali diulang.

Hidup dalam sistem produksi besar membuat waktu menjadi linear dan mekanis. Apa yang para buruh Jepara ini hasilkan bisa saja diekspor ke luar negeri. Tetapi kehidupan mereka tetap berputar di lingkaran yang itu-itu saja, antara dapur sempit dan jalan berdebu menuju pabrik.

Ada semacam jarak yang tak bisa mereka jangkau. Antara hasil kerja mereka dan nilai hidup yang mereka terima. Perlahan, mereka terbiasa menganggap semua ini wajar. Padahal wajar bukan berarti layak.

Kartini Jepara hari ini pegang dua shift: pabrik dan dapur

Nama besar Kartini memang tak pernah hilang dari Jepara. Tetapi jejak langkah perempuan hari ini menunjukkan cerita yang lain. Banyak perempuan di Jepara hari ini bekerja bukan karena pilihan, tetapi karena kebutuhan.

Baca Juga:

Nasib Jadi Penjual Mebel Jepara: Harga Semakin Jatuh, Tukang yang Amanah Makin Langka, Pembeli Mulai Hilang Kepercayaan

4 Hal yang Bikin Saya Kangen dengan Jepara, meski Saya Enggan untuk Balik Merantau ke Sana Lagi

Setelah bekerja delapan jam di pabrik, mereka masih harus menjalani “shift kedua” di rumah. Menyiapkan makan, mencuci, mendampingi anak belajar, atau sekadar memastikan kehidupan rumah tetap berjalan sebagaimana mestinya.

Para perempuan di Jepara ini tak banyak bersuara, tak juga berharap dilihat. Tetapi dari wajah lelah yang tetap bertahan, kita tahu bahwa daya hidup mereka jauh lebih kuat dari yang tampak. Perjuangan itu tak selalu revolusioner, bahkan sering kali sangat sederhana. Tapi di situlah kekuatannya. Mereka terus bertahan, bahkan ketika dunia tak memberi banyak ruang untuk memilih.

Beban ganda itu dijalani bukan karena mereka kuat, tapi karena tak ada pilihan lain. Di kota kelahiran Kartini, emansipasi bukan lagi soal kesetaraan mimpi, tapi bagaimana perempuan bisa bertahan tanpa sempat bermimpi.

Kota Ukir yang terus mengukir luka ekonomi

Jepara masih menyebut dirinya Kota Ukir, tapi kini suara mesin lebih nyaring daripada suara pahat. Industri berubah, dan masyarakat ikut bergerak menyesuaikan. Tapi tidak semua orang mendapatkan ruang yang sama dalam perubahan itu. Mereka yang hidup dari UMK Jepara sering kali tidak mendapatkan cukup kesempatan untuk tumbuh, hanya cukup untuk bertahan.

Harga hidup naik pelan-pelan, sementara gaji berjalan di tempat. Banyak yang akhirnya hanya bisa menambal kekurangan dengan kesabaran. Atau dalam beberapa kasus, dengan utang.

Kota ini terus tumbuh, tapi luka-lukanya juga ikut bertambah. Jepara tetap punya keindahan, tapi di sela-sela kayu jati dan katalog mebel ekspor, ada kenyataan yang tak selalu terlihat. Tentang orang-orang yang tetap bekerja keras, meski tahu hasilnya mungkin tidak akan pernah benar-benar cukup.

Yang pahit dari perubahan bukan hanya perginya ukiran dari halaman rumah, tapi juga hilangnya kendali atas hidup sendiri. Di balik industri yang bergerak cepat, ada banyak hidup yang dipaksa melambat karena gaji mereka tak pernah cukup mengejar.

Penulis: Mukhamad Bayu Kelana
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 4 Hal yang Bikin Saya Kangen dengan Jepara, meski Saya Enggan untuk Balik Merantau ke Sana Lagi.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 6 Agustus 2025 oleh

Tags: jeparaumk jepara
Mukhamad Bayu Kelana

Mukhamad Bayu Kelana

Mahasiswa Sarjana Ilmu Politik Universitas Negeri Semarang.

ArtikelTerkait

ratu kalinyamat jepara perang portugis mojok

Ratu Kalinyamat, Sosok Pemberani dari Jepara

21 September 2020
Derita Tanpa Akhir Penumpang Bus Pantura Surabaya Semarang (Unsplash)

Derita Tanpa Akhir yang Dirasakan Penumpang Bus Pantura Surabaya Semarang

22 Februari 2025
Plat Nomor K dan Jepara Remajamu Merusak Nama Baik Orkes (Pixabay)

Kebiasaan Anak Muda di Daerah Plat Nomor K Khususnya Jepara yang Merusak Nama Baik Orkes Dangdut

24 November 2023
Jepara Tempat Terbaik di Dunia untuk Menikmati Sunset dan Sunrise (Unsplash)

Pulau Panjang Jepara, Tempat Terbaik di Dunia untuk Menikmati Sunset dan Sunrise

20 Juli 2023
Bus Jepara-Semarang: Dulu Jumawa, Sekarang Berduka (Pixabay.com)

Bus Jepara-Semarang: Dulu Jumawa, Sekarang Berduka

2 September 2023
Jepara Ketinggalan Zaman, tapi Warganya Tetap Bahagia mebel jepara

Nasib Jadi Penjual Mebel Jepara: Harga Semakin Jatuh, Tukang yang Amanah Makin Langka, Pembeli Mulai Hilang Kepercayaan

8 Agustus 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Tetap Menyenangkan Mojok.co

4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Liburan Tetap Menyenangkan

30 November 2025
7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

30 November 2025
Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi Mojok.co

Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi

29 November 2025
Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

3 Desember 2025
Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

2 Desember 2025
Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka Mojok.co

Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana
  • Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.