Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Politik

Negosiasi dengan Calon Kepala Desa Waktu Sosialisasi Visi dan Misi

Andrian Eksa oleh Andrian Eksa
10 Juni 2019
A A
calon kepala desa

calon kepala desa

Share on FacebookShare on Twitter

Sebuah kertas terlipat rapi dan tergeletak di atas meja. Ternyata sebuah undangan untuk menghadiri sosialisasi visi misi calon kepala desa di tempat saya—tertera nama saya tertulis di sana. Kemudian saya ambil dan membawanya ke ruang tamu. Saya buka perlahan, dan membacanya dengan seksama.

Ada dua calon kepala desa yang akan bertanding. Keduanya mengingatkan saya pada dua capres dan cawapres yang kemarin. Satu calon baru melawan calon petahana. Bedanya, calon kepala desa yang baru ini benar-benar baru—belum pernah sekalipun maju. Apalagi berkali-kali seperti Om Wowo. Jadi kalau nantinya kalah, mungkin tidak akan seheboh kasusnya Om Wowo. Tidak akan semengenang kasus bersejarah itulah. Ups!

Kabarnya pemilihan akan dilangsungkan tanggal 29 Juni 2019 mendatang. Kedua calon mulai melancarkan aksi blusukan. Satu persatu dusun disambangi. Warganya diberikan motivasi agar memilih. Kepemimpinan seorang kepala desa kan lebih terasa. Jadi jangan sampai tidak memilih atau memilih seenaknya. Pokoknya, semua ini demi kemajuan desa bersama.

Saya kira sosialisasi visi misi kedua calon kepala desa akan dilangsungkan dalam satu malam dengan dipandu oleh seorang moderator. Paling tidak seperti itu gambaran saya. Tidak jauh beda dengan debat calon presiden dan wakil presiden kemarin. Pasti akan seru sekali, tapi ternyata tidak terjadi.

Sosialisasi visi misi kedua calon ini dilakukan secara terpisah. Di dalam undangan tersebut, tertulis dua tanggal pelaksanaan. Hari pertama untuk calon A dan hari kedua untuk calon B. Saya sempat bertanya, mengapa? Apa karena takut saling contek-menyontek visi misi dan gambaran program? Atau takut nantinya kedua tim pemenangan saling baku hantam?

Untuk mengatasi rasa penasaran, tadi malam saya pun menghadiri undangan tersebut. Seluruh warga dusun saya—yang sudah mempunyai hak pilih—berkumpul di rumah salah satu warga. Kami duduk bersama menanti calon A datang dan menyampaikan maksud.

Setelah acara dibuka dan ketua RT telah selesai memberikan sambutan, calon A dipersilakan maju. Mikrofon diserahkan kepadanya dan tim pemenangan. Mereka pun memulai aksi untuk meluluhkan hati warga dusun saya—yang keinginannya beraneka ragam.

Aksi mereka dibuka dengan memberikan gambaran umum tentang dana desa yang ternyata jumlah keseluruhan—dari berbagai sumber—hampir mencapai angka 2,5 miliar rupiah. Paparan tersebut membuat warga dusun saya gumun dan mak klakep. Tidak ada yang menyangka kalau ada dana sebanyak itu masuk ke pemerintah desa.

Baca Juga:

“Satu Desa Satu Gym” Bukan Sekadar Lelucon, Itu Ide Bagus untuk Kesehatan Warga Jawa Tengah!

Jika Upin Ipin dan Anak-anak Tadika Mesra Nyaleg, Begini Gaya Kampanye Mereka

Kemudian, ketika tim pemenangan calon A menggelontorkan pertanyaan, “Bapak-Ibu tahu uang sebanyak itu selama ini dikemanakan?” Warga dusun secara kompak menjawab, “Mboten, Pak….” Tim pemenangan calon A tersenyum. Saya menangkap satu kemenangan di wajah mereka.

Tim pemenangan calon A menjelaskan kalau seharusnya pengelolaan dana desa dilakukan secara transparan dan akuntabel. Semua warga seharusnya tahu untuk keperluan apa uang tersebut terpakai habis setiap tahunnya. Sayangnya—mereka menambahkan—pemerintahan enam tahun terakhir, tidak melakukan hal itu.

“Saya tidak menuduh pemerintahannya korupsi, karena tidak ada bukti. Akan tetapi, pemerintahan yang saat ini, tidak terbuka. Itu faktanya.” Kata salah satu anggota tim pemenangan sambil sedikit nyengir.

Paparan-paparan selanjutnya, mikrofon dikuasai oleh sang juru bicara. Karena calon A adalah lawan dari petahana, saya melihat juru bicaranya seperti Miftah Sabri. Begitu menggebu melontarkan isu demi isu—yang hampir semuanya membuka luka-luka pemerintahan sebelumnya. Cara yang sungguh klise sekali. Tapi toh cara-cara yang begini biasanya ampuh untuk membuat hati warga dusun luluh.

Warga pun kemudian menyampaikan kegelisahan-kegelisahannya. Mulai dari masalah perairan desa, pengelolaan sampah, pengelolaan karang taruna, dan proposal-proposal pengajuan bantuan pembangunan yang tidak ada kabarnya. Seperti mendapat udara segar, tim pemenangan langsung menanggapinya dengan janji-janji, akan merealisasikannya jika terpilih nanti.

Janji-janji calon A dan tim pemenangan untuk mengobati luka-luka pemerintahan, pasti didukung warga dusun saya. Semua warga kan pengennya kehidupan yang lebih baik dan pemerintah yang lebih memperhatikan warga dengan apik.

Sosialisasi visi-misi seperti ini malah lebih terlihat sebagai sebuah negosiasi. Kalau kamu sebagai calon mampu menampung kegelisahan kami, pasti didukung dan direstui. Tapi kalau tidak, ya maaf-maaf saja, kami akan pilih yang lainnya.

Sekarang saya mengerti mengapa sosialisasi ini harus dipisahkan antarcalonnya. Tidak lain agar bisa dinegosiasikan keduanya. Jadi, kalau artikel ini dimuat di Terminal Mojok, besok saya akan menuliskan sosialisasi calon yang satunya, calon petahana. Jika jubir calon A Miftah Sabri bisa begitu menggebu, saya rasa jubir calon B Adian Napitupulu akan lebih dari itu. Nantikan saja ya, bosqu~

Terakhir diperbarui pada 17 Januari 2022 oleh

Tags: Calon Kepala DesaDemokrasiKritik SosialPemilu
Andrian Eksa

Andrian Eksa

Kelahiran Boyolali, 15 Desember. Saat ini sedang bergiat di Dolanan Anak Jogja.

ArtikelTerkait

Mari Bersepakat, 5 Oktober Adalah Hari Pengkhianatan Nasional terminal mojok.co RUU Ciptaker Omnibus Law

Demokrasi Saja Tidak Cukup

27 September 2019
pilkada monarki incumbent keluarga dinasti politik mojok

Ikut Pilkada kok Nebeng Nama Besar Keluarga, Ora Mashok

28 Oktober 2020
belajar dan sekolah

Sekolah Tidak Lebih Penting dari Belajar

3 Juli 2019
Ridwan Kamil, Gubernur Populis yang Malu-Malu Mau Jadi Capres 2024 terminal mojok.co

Ridwan Kamil, Gubernur Populis yang Malu-Malu Mau Jadi Capres 2024

14 Oktober 2020
viral

Tentang Viral dan Pentingnya Mengambil Jarak Terhadapnya

8 Juli 2019
Jika Upin Ipin dan Anak-anak Tadika Mesra Nyaleg, Begini Gaya Kampanye Mereka

Jika Upin Ipin dan Anak-anak Tadika Mesra Nyaleg, Begini Gaya Kampanye Mereka

12 Februari 2024
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

3 Desember 2025
Lamongan Megilan: Slogan Kabupaten Paling Jelek yang Pernah Saya Dengar, Mending Diubah Aja Mojok.co Semarang

Dari Wingko Babat hingga belikopi, Satu per Satu yang Jadi Milik Lamongan Pada Akhirnya Akan Pindah ke Tangan Semarang

30 November 2025
Video Tukang Parkir Geledah Dasbor Motor di Parkiran Matos Malang Adalah Contoh Terbaik Betapa Problematik Profesi Ini parkir kampus tukang parkir resmi mawar preman pensiun tukang parkir kafe di malang surabaya, tukang parkir liar lahan parkir

Rebutan Lahan Parkir Itu Sama Tuanya dengan Umur Peradaban, dan Mungkin Akan Tetap Ada Hingga Kiamat

2 Desember 2025
Angka Pengangguran di Karawang Tinggi dan Menjadi ironi Industri (Unsplash) Malang

Ketika Malang Sudah Menghadirkan TransJatim, Karawang Masih Santai-santai Saja, padahal Transum Adalah Hak Warga!

29 November 2025
Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

4 Desember 2025
5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

29 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.