Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Negara Nggak Usah Sok Asyik Ngurusin Urusan Ranjang dengan Main Grebek, deh!

Iqbal AR oleh Iqbal AR
19 Februari 2020
A A
Negara Nggak Usah Sok Asyik Ngurusin Urusan Ranjang dengan Main Grebek, deh!
Share on FacebookShare on Twitter

Negara lagi-lagi bikin ulah. Beberapa hari lalu, tepatnya ketika peringatan hari kasih sayang, 14 Februari 2020, Satpol PP di Surabaya melakukan kegiatan “sak karepe dewe”, dengan merazia pasangan-pasangan di beberapa hotel di Surabaya. Pihak Satpol PP dan otoritas kota Surabaya berdalih bahwa ini dilakukan untuk mencegah tindakan-tindakan negatif yang dilakukan masyarakat di hari Valentine. Kegiatan mereka yang cukup cringy itu direkam dan disebarkan melalui akun media sosial mereka, dengan caption yang tidak kalah cringy juga.

Kejadian ini ditanggapi oleh ketua umum YLBHI, Asfinawati, yang mengatakan bahwa aparat hukum tidak punya wewenang untuk memasuki ruang-ruang privat orang lain. Ini jelas melanggar privasi. Sebab sebenarnya pasal zina itu tidak ada. Terlebih lagi ini di ruang privat, di ranah pribadi, yang sudah jelas haram bagi orang lain, termasuk negara untuk tiba-tiba ikut campur.

Kejadian seperti ini memang nggak sekali dua kali. Tentu kita masih ingat ketika anggota DPR yang sok asik, sok heroik, bernama Andre Rosiade. Ia grebek pekerja seks yang ternyata dijebak oleh dia sendiri. Andre melakukan itu hanya untuk membuktikan bahwa praktik prostitusi benar adanya di Padang. Ini menunjukkan bahwa negara sok asyik banget, sampai-sampai urusan pribadi kita yang seharusnya orang lain tidak tahu, diurusin juga sama negara.

Setelah gonjang-ganjing beberapa kegiatan grebek pasangan, negara kali ini bikin gonjang-ganjing lagi dengan bocornya draf RUU Ketahanan Keluarga. Dalam isi RUU ini, jelas sekali bahwa negara disuruh ikut campur dalam urusan keluarga lebih dalam. Ada pasal 85 yang mengatur bagaimana lembaga rehabilitasi diberi wewenang untuk menangani krisis keluarga akibat tindakan “penyimpangan seksual”. Ada juga pasal 86 dan 87 yang mengatur tentang “penyimpangan seksual” yang dimaksud, dan yang cukup mengejutkan adalah “sadism” dan “masochisme” ada di dalamnya.

Mari kita fokus pada dua frasa yang dianggap negara sebagai penyimpangan seksual. Dua frasa tersebut dipayungi oleh satu istilah, yaitu BDSM (Bondage, Discipline, Dominance, Submission, Sadism, and Masochism). Agak susah menjelaskan masing-masing arti dari frasa-frasa tersebut. Akan tetapi, silakan Anda menonton film 50 Shades of Grey dan semua jawaban ada di sana. Kembali ke negara bahwa memang benar negara akan melarang praktik ini. Negara menganggap bahwa ini termasuk perilaku penyimpangan seksual.

Begini, saya cukup yakin bahwa anggota dewan, terutama yang mengusulkan RUU ini mempunyai kehidupan seksual yang minim eksplorasi, buruk, dan membosankan. Memasukkan BDSM ke dalam penyimpangan seksual itu langkah yang bodoh, mengingat BDSM itu genre seksual yang sah saja, ya meskipun bagi sebagian orang tidak wajar. Tapi kan nggak perlu dimasukkan juga ke kategori penyimpangan seksual.

Lagian, BDSM juga nggak bisa terwujud tanpa adanya konsensual masing-masing pasangan. Itu kunci dan jelas akan memberikan rasa gembira. Ya kalau ada yang bilang dia habis BDSM sama pasangannya tetapi dia nggak setuju, itu jatuhnya rape, pemerkosaan, ada paksaan di sana. Tidak boleh ada paksaan. Nah, negara mending ngurusin yang ranah pemerkosaan saja, yang ada unsur paksaan. Kan kita tahu sendiri, negara juga nggak becus-becus amat ngurusin pemerkosaan dan pelecehan seksual lainnya.

Padahal, Inernational Planned Parenthood Federation juga sudah mengatur hak atas privasi sebagai bagian dari sexual rights. Semua hak-hak mengenai seksualitas diatur di dalamnya. Hak atas privasi juga sudah diatur dalam Universal Declaration of Human Rights Pasal 12. Bahkan, UUD 1945 yang mengatur hak atas privasi dalam Pasal 28G ayat (1) berbunyi: “Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi.”

Baca Juga:

Nusron Wahid Keliru, Tanah Milik Tuhan dan Diberikan pada Rakyat, Bukan Negara Indonesia!

Negara Ini Masih Bisa Selamat, dan Kita Semua Tahu Caranya

Undang-undang saja sebenarnya sudah mengatur perihal ranah privasi warga negara. Jadi, negara nggak perlu ikut campur urusan kebahagiaan warganya, terutama yang bersifat pribadi. Biarkan orang berbahagia dengan caranya sendiri, selama itu konsensual dan di ranah pribadi. Nggak perlu lagi lah grebek sana-sini, atau ngurusin kegemaran seksual kita. Udah main grebek, merasa sok benar lagi. Udah merasa benar, lalu sok ngatur lagi. Nah, RUU ini mending disimpan dulu saja, dikeluarkan dari prolegnas, diganti dengan RUU PKS yang harusnya segera disahkan.

BACA JUGA Daripada Menjebak Pekerja Seks, Alangkah Lebih Baik Jika Berani Menjebak Koruptor atau tulisan Iqbal AR lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 22 Oktober 2021 oleh

Tags: bdsmgrebeknegaraurusan ranjang
Iqbal AR

Iqbal AR

Penulis lepas lulusan Sastra Indonesia UM. Menulis apa saja, dan masih tinggal di Kota Batu.

ArtikelTerkait

Bukan Sekretaris, tapi Tugas Bendahara Adalah yang Terberat di Masa Sekolah terminal mojok.co

Inflasi, Penyebab Negara Tidak Mencetak Uang yang Banyak untuk Mengatasi Kemiskinan

11 Juni 2021
Peraturan Ppnbm adalah bukti Repotnya Mengurus Negara dengan Banyak Kepentingan yang Sama-sama Penting Terminal mojok

Peraturan PPnBm: Bukti Repotnya Mengurus Negara dengan Banyak Kepentingan yang Sama-sama Penting

25 Februari 2021
sensus petugas ditolak data pribadi RT RW mojok

Demi Kepentingan Bersama, Sebaiknya Jangan Menolak Petugas Sensus

26 September 2020
Influencer Bukanlah Dewa, dan Kalian Nggak Perlu Membela Mereka

Pandemi, Kuda Poni, dan Negara yang Hobi Mengurusi Moral

21 September 2021
Mengkritik Pemerintah Itu Mudah dan Banyak Manfaatnya

Mengkritik Pemerintah Itu Mudah dan Banyak Manfaatnya

22 Juni 2022
bpjs kesehatan negara debt collector tenggelam Nagih-Nagih Sampai Ngancam Denda 30 Juta, Negara dan BPJS Udah Kayak Debt Collector aja

Nagih-Nagih Sampai Ngancam Denda 30 Juta, Negara dan BPJS Udah Kayak Debt Collector aja

31 Mei 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting Mojok

6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting

30 November 2025
7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

30 November 2025
Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

3 Desember 2025
5 Hal yang Jarang Diketahui Orang Dibalik Kota Bandung yang Katanya Romantis Mojok.co

5 Hal yang Jarang Diketahui Orang di Balik Kota Bandung yang Katanya Romantis 

1 Desember 2025
Menanti Gojek Tembus ke Desa Kami yang Sangat Pelosok (Unsplash)

“Gojek, Mengapa Tak Menyapa Jumantono? Apakah Kami Terlalu Pelosok untuk Dijangkau?” Begitulah Jeritan Perut Warga Jumantono

29 November 2025
3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.