Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Featured

Nasihat Pernikahan: Istri Memang Orang Lain bagi Suaminya

Samya Miskad oleh Samya Miskad
10 September 2020
A A
istri memang orang lain bagi suaminya nasihat pernikahan mojok.co

istri memang orang lain bagi suaminya nasihat pernikahan mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Beberapa waktu lalu sempat viral komentar dari akun seorang suami yang menyebut istrinya sendiri sebagai “orang lain kebetulan harus diurus”. Dalam skrinsut yang beredar di media sosial, si suami menulis begini:

“Saya ngasih uang jatah tidak semua gajih saya kasikan, saya tabung buat anak, karna anak darah daging sedang istri adalah orang lain yg kebetulan harus kita urus, intinya jangan terlalu royal, juga jangan terlalu pelit.”

Bisa diduga, pernyataannya tersebut membangunkan para istri yang terlukai hatinya. Segala sumpah serapah dan komen pedas diarahkan pada pernyataan itu.

Di sini saya tidak hendak membahas luka istri yang dianggap sebagai orang lain. Suara sebagian besar netizen sudah mewakili perasaan saya. Apalagi Lambe Turah juga sudah mengedarkan skrinsut itu.

Yang ingin saya katakan lewat tulisan ini: jika mau jujur, ada benarnya bahwa istri memang orang lain bagi suaminya.

Kalau bukan orang lain mana mungkin dinikahi toh? Hehehe. Tapi tentu saja maksudnya bukan begitu. Saya mencoba melihatnya dari sudut pandang lain.

Lima belas tahun lalu, saya hanyalah orang lain yang secara kebetulan dinikahi suami saya. Menikah tanpa pacaran terlebih dahulu pasti lebih banyak duri ketimbang bunga-bunganya. Terlalu banyak impian muluk saya sandarkan kepada lelaki asing ini dan berakhir kekecewaan. 

Saya ingin dia bisa menulis puisi buat saya. Saya ingin dia lebih banyak bicara. Saya ingin dia tidak menaruh handuk basahnya sembarangan. Saya ingin dia memencet odol dari bawah bukan dari tengah. Masih banyak ingin-ingin lain yang ternyata kemudian harus saya kompromikan.

Baca Juga:

Konten “5 Ribu di Tangan Istri yang Tepat” Adalah Bentuk Pembodohan

Derita Menyandang Status Sarjana Pertama di Keluarga, Dianggap Pasti Langsung Sukses Nyatanya Gaji Kecil dan Hidup Pas-pasan

Sampai akhirnya saya harus meyakini, saya hanya “orang lain” yang datang belakangan di kehidupannya. Saya bertemu dia ketika dia sudah menjadi manusia. Manusia seperti yang saat itu saya dapati. Saya tidak boleh memaksakan keakuan saya pada dirinya, begitu pun sebaliknya.

Meski secara hukum dan agama kami sepasang suami istri, kami tetap dua manusia berbeda. Memiliki keinginan berbeda, kepribadian berbeda, terbentuk dari lingkungan yang juga berbeda.

Awalnya saya selalu terbuai kata-kata romantis “ketika aku dan kamu menjadi aku”. Dengan segenap ego, saya memaksa dia menjadi sesuai keinginan saya, juga sebaliknya. Hasilnya? Bukan hanya saya yang stress, dia mulai menunjukkan tanda-tanda merasa salah meminang orang.

Tiga tahun pertama pernikahan adalah masa ngotot-ngototan itu. Sayangnya, semakin berusaha, kami malah semakin menjauh. Untungnya dalam tiga tahun pertama itu kami disibukkan mengurus dua anak dan lupa bahwa kami masing-masing menyimpan bara.

Lima tahun berikutnya, bara itu pelan-pelan padam. Kami mulai menerima perbedaan, menerima keakuan dan kelakuan masing-masing. Kami mulai bisa tahu waktu, kapan harus menjadi orang lain (menjadi “aku”), kapan harus menjadi “satu” tim ketika dihadapkan pada urusan rumah tangga.

Mulailah tercipta kata me time. Mulai ada waktu untuk diri sendiri. Ya, karena tak semua waktu bulat-bulat harus didedikasikan untuk keluarga. Ada waktu me-recharge energi dengan melakukan sesuatu yang disukai. Dia dengan hobinya yang tidak ada saya di dalamnya, saya dengan dengan hobi saya yang tidak ada dia di dalamnya. Clear, sekarang kami adalah dua orang asing yang berbeda di waktu-waktu tertentu.

Kemudian, setelah berhasil mengenyangkan sisi keakuan masing-masing, tiba saatnya “kembali” ke rumah. Kedua orang lain ini sama-sama membawa energi positif yang membahagiakan seluruh penghuni rumah. Anak-anak jadi bahagia melihat orang tuanya bahagia. Seketika ingin saya teriakkan kepada suami, “Hei, orang lain! Terima kasih mau kembali ke rumah dan sama-sama membagi kebahagiaannya di sini.”

Kami telah sadar, kami tak punya ikatan darah sehingga ikatan rasalah yang harus dipupuk tiap hari jika ingin memanen bahagia kelak. Itu kata orang-orang bijak. Jangan sampai kami bertahan bersama hanya karena anak-anak. Sebab, ketika anak-anak telah mandiri dan keluar dari rumah, kami akan ditinggalkan berdua lagi, bersama masalah lama yang belum selesai. kembali menjadi orang asing tanpa ikatan rasa.

Dengan menganggap suami sebagai orang lain, saya bisa menghargai keberadaan dia sebagai pribadi yang berbeda dari saya.

Tapi, beda ceritanya kalau pasangan menganggap dirinya sebagai orang lain pas ngurus kerjaan rumah tangga. Awas aja. Kalau kata netizen, bisa kelar idup lu!

Photo by Jeniffer Araújo on Unsplash

BACA JUGA Mendukung Istri Bekerja Meski Dikira Jadi Suami Tertindas 

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 10 September 2020 oleh

Tags: CintaIstriKeluargaRumah Tanggasuami
Samya Miskad

Samya Miskad

Hanya perempuan biasa dari miliaran manusia di Bumi.

ArtikelTerkait

curhat jomblo pacaran cerita cinta mahasiswa pasangan mojok.co

Jomblo Sering Jadi Tempat Curhat Orang Pacaran karena 4 Alasan Ini

23 Mei 2020
Dharma Wanita, Kumpulan Ibu-ibu Super di Dunia Birokrat terminal mojok.co

Dharma Wanita, Kumpulan Ibu-ibu Super di Dunia Birokrat

22 Desember 2021
Kisah Cewek Selandia Baru Kecantol Lelaki Badui sigit susanto terminal mojok.co

Kisah Cewek Selandia Baru Kecantol Lelaki Badui

21 Agustus 2021
Meski Punya Latar yang Mirip, Film Coco Lebih Terasa Nyelekit Dibanding Encanto Terminal Mojok.co

Meski Punya Latar yang Mirip, Film Coco Lebih Terasa Nyelekit Dibanding Encanto

29 Maret 2022
reply 1988 drakor drama korea MOJOK.CO

Reply 1988: Selain Keluarga, Harta yang Berharga Lainnya Adalah Tetangga

23 Mei 2020
orang jelek cinta pacaran tahu diri Memahami Tweet Jefri Nichol: Ngapain Marah-Marah, kalau Kenyataanya Kita Memang Jelek?

Orang Jelek Emang Berhak Jatuh Cinta, tapi Harus Tahu Diri Dong

9 Juni 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Tambak Osowilangun: Jalur Transformer Surabaya-Gresik, Jadi Tempat Pengguna Motor Belajar Ikhlas

Tambak Osowilangun: Jalur Transformer Surabaya-Gresik, Jadi Tempat Pengguna Motor Belajar Ikhlas

15 Desember 2025
3 Alasan Kenapa Kampus Tidak Boleh Pelit Memberikan Jatah Absen ke Mahasiswa

3 Alasan Kenapa Kampus Tidak Boleh Pelit Memberikan Jatah Absen ke Mahasiswa

16 Desember 2025
Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

15 Desember 2025
Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

18 Desember 2025
Dosen Bukan Dewa, tapi Cuma di Indonesia Mereka Disembah

4 Hal yang Perlu Kalian Ketahui Sebelum Bercita-cita Menjadi Dosen (dan Menyesal)

17 Desember 2025
Yamaha Xeon: Si Paling Siap Tempur Lawan Honda Vario, eh Malah Tersingkir Sia-Sia Mojok.co

Yamaha Xeon: Si Paling Siap Tempur Lawan Honda Vario, eh Malah Tersingkir Sia-Sia

13 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka
  • Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.