Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Nasib Punya Nama Mirip Eevee Pokemon, Berubah karena Faktor Tempat

Muhamad Rezza Atthoriq oleh Muhamad Rezza Atthoriq
29 Januari 2021
A A
Nasib Punya Nama Mirip Eevee Pokemon, Berubah karena Faktor Tempat Terminal Mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Mungkin dalam sensus penduduk, nama saya bukanlah nama yang aneh. Rezza, sebuah nama yang umum dipakai orang Indonesia. Saya yakin kalian pasti punya teman yang namanya Rezza. Tidak sedikit juga pesohor kita yang punya nama sama, misalnya Reza Rahardian, Reza Artamevia, Mohammed Reza Pahlevi, dan Reza lainnya. Eh, tapi beda deh, wong mereka z-nya cuma satu. Namun belakangan ini, saya baru sadar kalau nama saya ternyata unik juga. Kenapa unik? Ya karena nama saya ternyata bisa diubah-ubah tanpa adanya acara selamatan. Perubahannya pun karena faktor tempat, mirip banget sama salah satu karakter Pokemon, yaitu Eevee yang bisa berevolusi tergantung tempatnya.

Buat kalian yang belum tahu Eevee, dia merupakan karakter Pokemon generasi pertama yang bisa berevolusi dengan metode khusus, salah satunya karena faktor tempat. Misalnya, Eevee mau dievolusi jadi Leafeon harus dekat Mossy Rock, atau mau berubah jadi Glaceon evolusi dilakukan dekat Icy Rock. Nama saya pun berubah cara penyebutannya tergantung daerah orang yang menyebutkan.

Pertama, Resa pakai s. Panggilan ini sering banget keluar dari orang yang berasal dari Jawa, tapi generasi lama. Contohnya guru-guru saya di SD ada yang memanggil saya dengan sebutan Resa, guru di SMP pun sama. Tak jarang tetangga saya juga memanggil saya Resa.

Saya agak rewel sebenarnya untuk panggilan ini. Lha, wong saya nggak bisa nyanyi kok dipanggil Resa. Kunci gitar saja cuma bisa dasar, nyanyi pun cuma bisa asal. Satu lagi, sebenarnya yang memanggil menggunakan s alih-alih z ini seharusnya nggak dilakukan oleh generasi tua. Kenapa? Karena saya yakin mereka ini orang tua yang sering marah ketika anaknya minum es. Tapi, mereka sendiri manggil Rezza pakai s. Lha, kalau saya dipanggil pakai s apa ndak ikut pilek? Hadeh~

Kedua, Reja pakai j. Untuk yang memanggil saya menggunakan j atau jadi Reja adalah teman-teman saya yang berasal dari Jawa Barat atau Jabodetabek sana, pokokmen cah kulon. Panggilan yang satu ini mengganggu saya karena menimbulkan kesan imut dan lucu. Bayangkan saja kalau yang ngomong ternyata teman laki-laki, iyuhhh nggilani.

Alasan berikutnya, karena pertama kali saya mendengar panggilan ini masih terasa asing ketika ada orang memanggil Ja. Akan lebih akrab di telinga dengan Jo. Selayaknya keluarga besar saya memanggil saya Rejo sedari kecil. Malah keren tho dipanggil Jo. Jo kayak Joe Taslim atau jenis beras yang sering dikonsumsi itu, Rejo Lele.

Ketiga, Rezza atau Reja pakai akhiran -k. Kasus satu ini terjadi antara teman-teman saya yang berasal dari luar pulau Jawa. Entah Kalimantan, Sumatra, atau Lombok. Mereka pasti memanggil saya dengan akhiran -k, bisa jadi Rezzak atau Rejak.

Saya nggak tahu kenapa mereka mengimbuhi nama saya dengan huruf k. Seolah-olah nama saya terdengar kayak makanan campuran dari berbagai buah. Untuk perubahan yang satu ini malah bikin saya gedhe rumongso atau GR. Gimana nggak GR, saya dipanggil “Zak”, kayak manggil Zac Efron, kan? Dari sisi mana pun, saya nggak ada mirip-miripnya sama blio. Muka jauh, badan jelas jauh. Mas Zac punya badan six pack, lha saya cuma punya badan one pack, paling-paling yang mirip ya cuma sama-sama lanang saja.

Baca Juga:

Hal yang Akan Terjadi jika Karakter Pokemon Beneran Ada di Jogja

Tapi, lama-lama saya juga terbiasa dengan penyebutan yang berbeda-beda itu. Saya sudah maklum orang Indonesia kebanyakan memang suka ganti nama seseorang seenaknya. Wong nama Anisa saja bisa berubah jadi Ica atau PSBB jadi PPKM. Mau nama saya berubah dari Rezza ke Resa, Reja, Rezzak, atau Rejak, saya tetap mengo kok, nggak usah pakai acara selamatan dulu~

BACA JUGA Hal yang Akan Terjadi jika Karakter Pokemon Beneran Ada di Jogja atau tulisan Rezza Atthoriq lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 29 Januari 2021 oleh

Tags: karakter Pokemon
Muhamad Rezza Atthoriq

Muhamad Rezza Atthoriq

Z-nya dua.

ArtikelTerkait

Hal yang Akan Terjadi Jika Karakter Pokemon Beneran Ada di Jogja terminal mojok.co

Hal yang Akan Terjadi jika Karakter Pokemon Beneran Ada di Jogja

12 Januari 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

22 Desember 2025
Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

24 Desember 2025
Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

18 Desember 2025
Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

17 Desember 2025
Isuzu Panther, Mobil Paling Kuat di Indonesia, Contoh Nyata Otot Kawang Tulang Vibranium

Isuzu Panther, Raja Diesel yang Masih Dicari Sampai Sekarang

19 Desember 2025
Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi (Unsplash)

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi: Menolong Ribuan Perantau, tapi Menyengsarakan Warga Sendiri

22 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel
  • Regenerasi Atlet Panahan Terancam Mandek di Ajang Internasional, Legenda “3 Srikandi” Yakin Masih Ada Harapan
  • Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah
  • 10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua
  • Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik
  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.