Nasi Pecel Bukan Milik Madiun Saja, Kota Lain di Jawa Timur Juga Punya

Nasi Pecel Bukan Milik Madiun Saja, Kota Lain di Jawa Timur Juga Punya

Nasi Pecel Bukan Milik Madiun Saja, Kota Lain di Jawa Timur Juga Punya (Satelit BM via Wikimedia Commons)

Nasi pecel bukan cuma dari Madiun, lho. Kota lain di Jawa Timur juga punya varian nasi pecel yang berbeda.

Jika Prancis bangga dengan salad nicoise-nya, sebagai warga negara Indonesia kita juga mestinya bangga dengan nasi pecel. Jangan salah, tahun 2022 kemarin, pecel dan gado-gado masuk dalam daftar 50 salad terbaik di dunia versi TasteAtlas. Selain masuk dalam daftar 50 salad terbaik dunia, menurut beberapa literatur, pecel merupakan makanan khas Jawa bagian timur yang sudah ada sejak zaman dulu, bahkan tercatat dalam serat centhini yang ditulis sejak ratusan tahun lalu.

Tapi sebetulnya sebagai rakyat asli Jawa Timur yang bisa dibuktikan melalui KTP (((jaga-jaga kalau ada yang bertanya pada saya “KTP-mu ndi, bos?”))), saya merasa ada kesalahpahaman yang perlu diluruskan dalam dunia per-pecel-an asli Indonesia tersebut.

Nama nasi pecel Madiun masyhur

Ketika membicarakan tentang pecel, apa yang terlintas dalam benak kalian? Sayuran, bumbu kacang, atau Madiun? Oke, itu semua nggak salah karena pada dasarnya sebagian besar pecel ya berkutat dengan hal-hal demikian. Tapi, ada satu hal yang perlu kita bicarakan bersama, yakni tentang “Madiun”nya.

Saya tidak ingin mengajak kalian untuk mengulas tentang sejarah kota ini. Saya hanya ingin mengatakan bahwa tidak semua nasi pecel itu asli Madiun. Paham, ya?

Gini-gini, Dab, suatu hari di Jogja saya pernah diajak makan oleh seorang kawan yang katanya makan di warung nasi pecel Madiun. Ternyata sesampainya di lokasi, yang saya jumpai bukanlah pecel pincuk Madiun, melainkan pecel tumpang khas Kediri. Woah, kapusan aku.

Ada lagi yang lebih parah. Kalau kesalahpahaman tadi berasal dari pembeli, kali ini datang dari si penjual. Suatu ketika saat melintas di jalan, saya melihat ada warung kecil bertuliskan “Sego Pecel Tumpang” dalam selembar banner lusuh. Pas saya mampir, ternyata hanya pecel bumbu kacang tidak ada sambel tumpangnya. Ugal-ugalan tenan, pikir saya.

Meskipun sebetulnya di daerah asal saya sendiri Bojonegoro, Jawa Timur, kami tidak pernah mendapat pelajaran resmi tentang sejarah nasi pecel dan perbedaan nasi pecel dari masing-masing daerah. Namun karena maraknya penjual nasi pecel di sana, maka kami mendapat wawasan baru bahwa pecel memiliki perbedaan, tergantung dari mana asalnya.

Pecel Pincuk Madiun

Kalau tadi kalian membayangkan Madiun saat makan nasi pecel, itu tidak salah. Tapi juga bisa menjadi salah jika ternyata yang kalian makan adalah pecel sambel tumpang. Ya, pecel pincuk Madiun sejauh yang saya tahu tidak menggunakan sambel tumpang.

Pecel pincuk Madiun selalu identik dengan bumbu kacangnya yang halus dan kental. Bumbu-bumbunya disangrai, sehingga memberikan kesan tidak berminyak. Selain itu pecel Madiun memiliki sayuran yang wajib ada yaitu daun pepaya, dan kemangi.

Kemudian yang menonjol dari pecel ini adalah cara penyajiannya. Sesuai namanya, nasi pecel pincuk Madiun selalu disajikan di atas pincuk godong gedang (daun pisang).

Pecel Tumpang

Selanjutnya ada pecel tumpang, pecel tumpang ini bukan berasal dari daerah Madiun ya, Gaes, melainkan dari daerah Nganjuk dan Kediri. Sebenarnya secara umum, pecel pincuk dan pecel tumpang itu sama, sama-sama menggunakan sayuran. Yang membedakan keduanya adalah sambal tumpangnya.

Dalam pecel tumpang, sambal tersebut menjadi bahan utama saus pecel yang terbuat dari tempe busuk. Jangan salah, meski namanya tempe busuk, sambal ini memiliki bau khas yang wangi dan menggoda selera makan. Nah, sambal tumpang inilah yang tidak akan pernah kalian jumpai dalam pecel pincuk atau pecel mana pun.

Kalau kalian makan nasi pecel tapi menggunakan saus sambal tumpang, fix pasti kalian sedang makan pecel tumpang bukan pecel pincuk Madiun atau pecel lainnya.

Pecel Ponorogo

Secara geografis, Ponorogo berdekatan dengan Madiun. Mungkin kondisi inilah yang mempengaruhi penyebaran nasi pecel di dua wilayah tersebut. Meski begitu, pecel Ponorogo sangat berbeda dengan pecel pincuk Madiun atau pecel tumpang Kediri.

Perbedaan yang mudah dijumpai adalah sayur-sayuran yang digunakan. Jika pecel lainnya merebus sayuran terlebih dahulu sebelum dituang saus pecelnya, pecel Ponorogo identik dengan menyajikan sayur-sayuran dalam keadaan segar.

Untuk menjaga kesegaran sayuran tersebut, pencampuran bumbu pecel dilakukan dengan menggunakan air dingin. Maka secara kasat mata, bumbu pecel Ponorogo akan terlihat lebih terang dari bumbu pecel lainnya. Soal rasa, pecel Ponorogo sangat khas dengan bau daun jeruknya yang menambah aroma kesegaran dari pecel tersebut.

Kesimpulan: bukan cuma Madiun yang punya nasi pecel

Nah, itulah ketiga pecel yang sangat familier di lidah orang Jawa Timur. Sebenarnya selain nasi pecel dari Madiun, Ponorogo, dan Kediri di atas, di Jawa Timur juga masih ada banyak varian nasi pecel berdasarkan daerah masing-masing. Ada pecel Blitar, pecel Nganjuk, pecel Tulungagung, dll.

Terakhir, saya punya pesan untuk semua penjual nasi pecel di semua wilayah. Saya tidak bermaksud menggurui atau mengatur usaha kalian, ya, ini hanya sekadar masukan. Kalau kemarin Mojok menayangkan artikel soal angkringan yang keluar dari pakemnya dan kalio dianggap rendang oleh orang Jawa, pesan saya buat para penjual adalah tolong jaga nasi pecel sesuai pakemnya.

Kalau kalian jualan pecel tumpang, ya sesuai pakemnya. Atau kalau mau jualan nasi pecel Madiun ya sesuaikan juga dengan pakemnya. Jangan sampai ada yang beranggapan bahwa pecel Ponorogo adalah pecel pincuk, atau pecel tumpang sama seperti nasi pecel Madiun. Jiannn salah kaprah.

Penulis: Faiz Al Ghiffary
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 7 Dosa Penjual Nasi Pecel yang Ngaku Asli Madiun.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version