Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Ngaku Nakes buat Konten TikTok, tapi Etika Profesinya Ditinggal

Fadlir Nyarmi Rahman oleh Fadlir Nyarmi Rahman
11 November 2021
A A
nakes konten tiktok
Share on FacebookShare on Twitter

TikTok kini bisa dibilang bukan lagi platform buat mengekspresikan diri lewat joget saja. Namun, sudah banyak juga orang yang bikin konten TikTok dengan membagi-bagikan ilmu dari banyak bidang. Salah satunya ialah bidang kesehatan oleh pemilik akun yang memang seorang nakes.

Tentu ini hal yang menggembirakan sebab akses terhadap informasi kesehatan di Indonesia terbilang minim. Dan, masih banyak pula hal abu-abu tentang dunia kesehatan sehingga kehadiran konten tersebut sedikit banyak bakal mengedukasi masyarakat secara luas.

Itu, sih, harapannya. Namun pada kenyataannya, ada beberapa (orang yang ngaku) nakes di TikTok dan kontennya malah menjerumuskan ke hal-hal yang misleading, untuk tidak menyebutnya norak. Yang pada satu atau banyak kesempatan, bikin citra dunia kesehatan pada umumnya dan tenaga kesehatan pada khususnya menjadi buruk.

Satu contoh adalah konten TikTok yang sempat ramai di Twitter baru-baru ini. Di videonya, ia berekspresi layaknya sedang mempertanyakan bahkan merendahkan tatkala ada seorang pasien KB namun belum menikah. Dilihat dari sudut pandang mana saja, tetap saja terlihat bahwa dia hanya menghakimi saja, tak lebih.

Letak masalah dari kontennya itu tentu bisa dinilai dari banyak aspek. Salah satunya adalah tujuan dari keikutsertaan program KB bagi seseorang. Maksud saya, memilih mengikuti program KB, bahkan untuk yang belum menikah, adalah hal yang sah-sah saja. Dan yang tidak dipahami olehnya ialah bahwa program ini bukan semata akan dimanfaatkan oleh pasien untuk mencegah kehamilan di luar nikah sesuai apa yang dicurigainya.

Lagipula toh nggak ada yang dilanggar pula oleh pasien yang belum menikah itu jika ingin mengikuti program KB. Secara medis mashok, secara aturan pun demikian.

Akan tetapi, yang menjadi sorotan saya yang seorang tenaga kesehatan juga ialah pelanggarannya terhadap etika profesi. Dan ada beberapa etika yang ia tabrak demi konten TikTok miliknya masuk FYP.

Pertama, pelayanan yang tak memandang latar belakang pasien. Dengan kecurigaan macam itu pada pasien KB yang belum menikah, tentu ia sudah mencampuradukkan nilai moralnya dengan si pasien. Dengan kata lain, ia tak bisa bertindak profesional. Sebab, menaruh curiga bahwa si pasien memanfaatkan KB untuk hal yang tidak semestinya, mengindikasikan kalau ia berlaku diskriminatif terhadap pasiennya. Ditambah lagi, dengan ekspresi demikian pasien mana pun pasti juga bakal kehilangan respect sama nakes.

Baca Juga:

Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

Sarjana Agama Jangan Mau Dicap Cuma Bisa Terima Setoran Hafalan, Ini 5 Profesi Alternatif yang Butuh Keahlian Agama Kamu

Selain itu, andai ia bisa profesional, konten yang dihasilkan mungkin justru menuai pujian. Edukasi yang diberikan bisa dijadikan pelajaran dan rujukan buat yang lain. Tapi, sayang, FYP yang nggak beri manfaat kecuali keterkenalan yang semu itu jauh lebih penting baginya.

Kedua, memberikan pelayanan yang berpedoman pada kebutuhan, kepentingan, bahkan nilai yang dianut pasien atau masyarakat. Jelas bagaimana yang ia maksud pada pasien tersebut tidak mempertimbangkan itu semua. Sebab, ia malah curiga tujuan pasien alih-alih mengedukasi manfaat KB terhadap kebutuhan pasien sebenarnya: apakah itu cocok, beresiko, atau adakah kemungkinan-kemungkinan lainnya. Dan, dari sini bisa kita lihat bagaimana ia tak mendahulukan kepentingan apalagi nilai yang dianut pasien tersebut.

Ketiga, menjaga kepribadian diri sendiri. Waduh, kalau ini sih jelas banget sudah ia tabrak. Alias, sudah nggak tertolong lagi. Maksudnya, dengan kepribadian yang judgemental macam itu, pelayanan macam apa yang bisa masyarakat harapkan?

Keempat dan cukup krusial, adalah menjaga citra dan nama baik profesi. Saya kira, etika ini juga berlaku di setiap profesi. Bahwa bila seseorang bertindak mengatasnamakan profesinya, seperti yang mbak-mbak ngaku bidan itu, setiap sikap dan tindakannya akan mencerminkan seragamnya. Tentu ini bisa dicap sebagai oknum. Namun, sudah pasti ada saja masyarakat yang menggebuk rata bahwa kelakuan bidan ya norak seperti itu. Meski mungkin yang noraknya udah lewat nalar cuman dia.

Akibatnya citra nakes secara umum—sebab bidan bagian dari nakes—ikut tercoreng. Padahal, citra nakes kini sedang membaik karena menjadi garda terdepan melawan pandemi.

Tentu, nakes di TikTok yang kelakuannya melanggar etika profesinya ada bermacam ragam dan bukan hanya dia. Maka dari itu, kalau memang ngaku nakes ya tolonglah kontennya nggak usah norak demi masuk FYP. Atau ya sebaliknya, norak silakan yang penting nggak ngaku-ngaku nakes apalagi masih mahasiswa kesehatan kayak mbak itu.

Sebab, kalau dengan kelakuan yang melanggar etika-etika tadi terus ada, sampai kapan nama baik profesi kita ini akan bertahan? Tentu, hanya menunggu waktu untuk kehilangan respect masyarakat kalau orang-orang yang mengaku nakes tapi nggak membawa etika profesinya terus eksis. Ya mana ada sih orang yang mempercayakan kesehatannya pada orang yang menjalankan etika profesinya aja nggak becus?

Sumber gambar: Pixabay

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 11 November 2021 oleh

Tags: Etikanakesprofesitiktok
Fadlir Nyarmi Rahman

Fadlir Nyarmi Rahman

Seorang radiografer yang sedikit menulis, lebih banyak menggulir lini masa medsosnya. Bisa ditemui di IG dan Twitter @fadlirnyarmir.

ArtikelTerkait

Promosi Kampus tuh Pakai Prestasi dan Benefit, Bukan Pakai Mahasiswa Ganteng dan Cantik!

Promosi Kampus tuh Pakai Prestasi dan Benefit, Bukan Pakai Mahasiswa Ganteng dan Cantik!

3 Juli 2023
desa penari

Peluang Bisnis di KKN Desa Penari

4 September 2019
Panduan Misuh Jawa Timuran, Dijamin Mantap dan Paten terminal mojok.co

Selain ‘Anjay’, 5 Kata Ini Seharusnya Juga Dilarang Komnas Perlindungan Anak

30 Agustus 2020
Mandi Lumpur Cuan Banget karena Pekerjaan Terbaik di Dunia Memang Ada di TikTok (Unsplash.com)

Mandi Lumpur Cuan Banget karena Pekerjaan Terbaik di Dunia Memang Ada di TikTok

24 September 2022
Durasi TikTok Jadi 10 Menit Nggak Akan Bikin YouTube Ditinggalkan Terminal Mojok.co

Durasi TikTok Jadi 10 Menit Nggak Akan Bikin YouTube Ditinggalkan

2 Maret 2022
Tak Ada yang Lebih Tabah dari Pengguna Jalan Perempatan Gedangan Sidoarjo

Perempatan Gedangan, Titik Neraka Kemacetan di Sidoarjo yang (Hampir) Nggak Mungkin Bisa Diatasi

9 September 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

18 Desember 2025
Garut Bukan Cuma Dodol, tapi Juga Tempat Pelarian Hati dan Ruang Terbaik untuk Menyendiri

Garut Itu Luas, Malu Sama Julukan Swiss Van Java kalau Hotel Cuma Numpuk di Cipanas

23 Desember 2025
5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

22 Desember 2025
Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

20 Desember 2025
Isuzu Panther, Mobil Paling Kuat di Indonesia, Contoh Nyata Otot Kawang Tulang Vibranium

Isuzu Panther, Raja Diesel yang Masih Dicari Sampai Sekarang

19 Desember 2025
KA Ijen Expres, Kereta Premium Malang-Banyuwangi, Penyelamat Mahasiswa asal Tapal Kuda

KA Ijen Expres, Kereta Premium Malang-Banyuwangi, Penyelamat Mahasiswa asal Tapal Kuda

18 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel
  • Regenerasi Atlet Panahan Terancam Mandek di Ajang Internasional, Legenda “3 Srikandi” Yakin Masih Ada Harapan
  • Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah
  • 10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua
  • Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik
  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.