Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Otomotif

Naik di Gerbong KRL Jogja-Solo Paling Belakang Adalah Upaya Menjaga Kewarasan

Cindy Gunawan oleh Cindy Gunawan
27 Agustus 2024
A A
Kursi Prioritas KRL Jogja-Solo, Cara Mudah Menguji Empati Seseorang Mojok.co

Kursi Prioritas KRL Jogja-Solo, Cara Mudah Menguji Empati Seseorang (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Beberapa kali, saya sering bepergian sendirian Jogja-Solo menggunakan Kereta Rel Listrik (KRL). Sebanyak itu pula saya belajar bagaimana bertahan hidup di tengah situasi kereta yang selalu penuh sesak. Meski begitu, menurut saya, KRL memang selalu dapat dijadikan pilihan, khususnya untuk orang-orang yang nggak punya banyak waktu. Bayangkan, Jogja-Solo kalau ditempuh pakai KRL hanya satu jam, lho, lebih cepat 1 jam daripada menggunakan motor.

Namun, memang kita nggak bisa minta banyak hanya dengan modal tiket delapan ribu rupiah. Alhasil, rasanya, naik KRL Jogja-Solo seperti naik Prameks zaman dulu. Masih dipadati penumpang, masih kesulitan bernapas juga pada jam-jam sibuk.

Saya pernah mendapati seorang ibu-ibu yang pucat mukanya karena terlalu lama berdiri saat KRL Jogja-Solo penuh sesak. Stasiun-stasiun yang dilewati KRL menyiarkan pengumuman tidak bisa menambah kapasitas penumpang, mengakibatkan beberapa harus menunggu jadwal selanjutnya untuk pulang. Dan, ya itu hal yang lumrah terjadi, meski seharusnya hal ini selalu jadi bahan evaluasi.

Namun, seperti yang saya katakan di awal, saya sering menaiki KRL Jogja-Solo dan akhirnya belajar pelan-pelan dari pengalaman. Hingga akhirnya, saya dapat menyimpulkan bahwa menempati gerbong paling belakang di KRL adalah upaya memperpanjang umur.

Gerbong belakang KRL adalah kunci

Bagi kalian, orang-orang komuter Jogja-Solo yang hanya bisa mengandalkan KRL sebagai transportasi utama, tapi nggak kuat berdesakan di gerbong, seperti saya yang gampang merasa lemas dan capek, menempati gerbong paling belakang adalah pilihan bijak. Gerbongnya sepi, meskipun nanti ramai orang, rasanya nggak sesak seperti gerbong urutan depan.

Petugas KRL pun pernah mengarahkan saya menjelang dua menit keberangkatan kereta untuk berlari ke gerbong paling belakang. Katanya, gerbong belakang masih kosong banyak! Dan, ternyata memang benar, terhitung naik dari Stasiun Solo Balapan sampai Stasiun Tugu Yogyakarta pada saat jam pulang kerja, saya masih bisa duduk santai bahkan sampai ketiduran.

Salah seorang teman, sebut saja Bima (23 tahun) juga sepakat kalau gerbong belakang adalah penyelamat. Ia mengaku gerbong belakang adalah pilihannya sejak lama. Di sana, memang akan lebih didominasi oleh penumpang laki-laki ketimbang perempuan dan anak-anak.

Menurutnya, penumpang laki-laki lebih senang berebut kursi gerbong belakang KRL agar mereka lebih leluasa. Tidak harus beradu argumen dengan ibu-ibu yang masih rempong mengurus anak yang sedang aktif-aktifnya. Bocil kematian yang suka ribut melihat pemandangan di jendela hingga orang-orang yang membawa banyak barang dan memakan tempat.

Baca Juga:

Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

Setup Makaroni: Kuliner Khas Solo tapi Banyak Orang Solo Malah Nggak Tahu

Tempatnya orang malas berlari

Menempati gerbong belakang juga bisa menjadi solusi bagi penumpang KRL yang nggak bisa ikut naik dari stasiun sebelumnya. Iya, sudah menjadi hal lumrah kalau banyak penumpang yang naik dari satu atau dua stasiun sebelumnya demi mengamankan kursi. Makanya, kalau kamu terlambat, naiklah di gerbong belakang, niscaya masih bisa leluasa untukmu memilih tempat duduk.

Alasan logis juga kenapa akhirnya gerbong paling belakang itu sepi adalah orang-orang malas berlari. Iya, yang berhenti di peron biasanya adalah gerbong yang letaknya berada di tengah rangkaian. Sementara, kalau mau naik di gerbong belakang, jelas penumpang harus berlari sekitar 5-6 gerbong terlebih dahulu. Namun, buat saya, sih itu tetap worth it, capeknya ‘kan cuma di awal saja.

Ya, itulah cara memperpanjang umur buat kamu yang kesehariannya naik KRL terus. Namun, sebagaimana pengguna, kalau boleh menyarankan, ya sebaiknya KRL Jogja-Solo bisa menambah gerbong, sih atau menambah jam keberangkatan agar para penumpang tidak menumpuk di stasiun selama satu jam untuk menunggu KRL jam selanjutnya.

Penulis: Cindy Gunawan
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA 3 Kesalahan Sepele KRL Jogja Solo yang Cukup Mengganggu Penumpang

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 27 Agustus 2024 oleh

Tags: gerbong belakangJogjaKRL Jogja-Solosolo
Cindy Gunawan

Cindy Gunawan

Manusia kepala batu yang menjelma peramu mantra doa.

ArtikelTerkait

Rekomendasi Film Berlatar Jogja: Ternyata Jogja Memang Romantis

31 Mei 2021
Brongkos, Kuliner Jogja yang Perlu Dapat Sorotan. Jangan Gudeg dan Bakpia Melulu Mojok.co

Brongkos, Kuliner Jogja yang Perlu Dapat Sorotan. Jangan Gudeg dan Bakpia Melulu

20 November 2024
3 Wisata di Jogja yang Kelihatan Menarik di TikTok, tapi Aslinya Biasa Saja kuliah di Jogja

Jogja, Kota yang Keburukannya (Entah Kenapa) Selalu Dimaafkan

1 Oktober 2024
Kalau Mau Liburan Murah di Jogja, Jangan Bawa Kamera Mahal ala Fotografer Pro! Terminal Mojok.co

Kalau Mau Liburan Murah di Jogja, Jangan Bawa Kamera Mahal ala Fotografer Pro!

15 Maret 2022
Mengenal Pokwe, Sebutan untuk Warung Makan Prasmanan di Solo terminal mojok UNS

5 Rekomendasi Warung Pokwe Andalan Mahasiswa UNS yang Wajib Dicoba para Maba

1 September 2023
Solo Tembus Jogja Apakah Hanya Kekerasan yang Akan Kita Wariskan Kelak (Unsplash.com)

Solo Tembus Jogja? Apakah Hanya Kekerasan yang Akan Kita Wariskan Kelak?

25 Juli 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

19 Desember 2025
Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

17 Desember 2025
Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

18 Desember 2025
Niat Hati Beli Mobil Honda Civic Genio buat Nostalgia, Malah Berujung Sengsara

Kenangan Civic Genio 1992, Mobil Pertama yang Datang di Waktu Tepat, Pergi di Waktu Sulit

15 Desember 2025
Isuzu Panther, Mobil Paling Kuat di Indonesia, Contoh Nyata Otot Kawang Tulang Vibranium

Isuzu Panther, Raja Diesel yang Masih Dicari Sampai Sekarang

19 Desember 2025
Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

17 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi
  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.