Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Hiburan Film

Mumpung Gratis Selama PPKM, Berikut Rekomendasi Film Klasik Indonesia di Mola TV

Muhammad Sabilurrosyad oleh Muhammad Sabilurrosyad
13 Juli 2021
A A
Mumpung Gratis Selama PPKM, Berikut Rekomendasi Film Klasik Indonesia di Mola TV Terminal mojok.co

Mumpung Gratis Selama PPKM, Berikut Rekomendasi Film Klasik Indonesia di Mola TV Terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Mola TV sejak 3-20 Juli punya program promo gratis untuk mendukung masa PPKM. Caranya, gunakan kode promo “INDONESIASEHAT” ketika memilih paket berlangganan standard. Sebagai orang yang suka menonton, promo-promo begini merupakan kabar yang sangat menyenangkan dan membantu mengisi waktu selama PPKM untuk diam di rumah dan menikmati tontonan setelah rehat kerja. Namun, sebagai penonton bokek, tentu saya butuh privilese tambahan dan Mola TV menyediakan itu.

Saat mencoba Mola TV, saya pikir pesona terbaik dari layanan streaming satu ini adalah kurasi konten-kontennya yang mempertimbangkan kualitas. Secara tampilan, film-film yang terpampang ditampilkan keterangan memiliki informasi critics rating-nya. Hal ini menandakan bahwa Mola TV  percaya diri memamerkan kemampuan kurasi konten filmnya yang memang memilih film-film bagus.

Film-film bagus di sini dalam artian film yang dianggap bagus secara kualitas, ya, bukan karena populer semata. Ini termasuk film-film klasiknya. Kita akan lebih mudah menemui film legend macam The Godfather, Indiana Jones, bahkan 12 Angry Men di sini. Wah, ini sih salah satu tempat menyenangkan buat para sinefil atau mereka yang hobi nonton. Entah ia buat untuk melanjutkan eksplorasi film-film mereka atau sekadar menyambangi kembali film-film keren pada masanya.

Namun, ternyata Mola TV tidak cuma punya koleksi sinema klasik dunia, ia pun memiliki koleksi film-film klasik Indonesia. Saya sebagai orang yang suka nonton dan memperhatikan tontonan film lokal, saat lihat daftar film-film klasik lokal yang dikelompokan dalam kategori “Sinema Nusantara Klasika”, seolah menemukan harta karun. Pasalnya, ada banyak film yang bisa dieksplore. Pengetahuan saya pada film-film lokal rasanya masih seuprit. Salah satu penyebabnya, sulitnya akses menonton film-film jadul.

Pasalnya, film klasik Indonesia punya masalah besar pada pengarsipan. Indonesia dari dulu sudah terkenal gampang lupa dan mudah membungihanguskan arsip-arsip sejarah, termasuk karya seni seperti buku dan film. Kalaupun tidak dimusnahkan, masalah lainnya adalah upaya pengarsipan film klasik yang minim, kalau tidak bisa dibilang buruk. Meski ada film klasik yang datanya masih terselamatkan, terawat, dan layak tonton, masalah berikutnya adalah akses. Oleh karena itu, di era banyaknya penyedia layanan streaming atau OTT ini, terbesit harapan akan munculnya koleksi film-film klasik yang selama ini sulit di akses, dan hal ini tampaknya perlahan-lahan jadi kenyataan.

Saya sudah cukup bersyukur dengan sempat ramainya bahasan soal ketersediaan film-film Warkop di Netflix dan Disney plus. Namun, amunisi film klasik Mola TV ternyata membuat saya lebih terkejut. Bukan cuma berfokus pada film klasik yang populer seperti Warkop atau Suzzanna, film-film di Mola TV menghadirkan film-film top tier tapi underated dari tokoh-tokoh yang namanya cukup harum di dunia sinema nasional. Misalnya, film-film dari sutradara legendaris macam Sdjumanjaya, Teguh Karya, Chaerul Umam, atau dengan bintang-bintang macam Christine Hakim, Deddy Mizwar, Yati Octavia, dan banyak lagi.

Untuk lebih meyakinkan, saya mau merekomendasikan beberapa judul film klasik keren yang bisa ditonton di Mola TV.

#1 Kejarlah Daku Kau Kutangkap

Sebuah film komedi romantis legendaris dan masih dianggap terbaik di Indonesia. Menceritakan mengenai huru hara rumah tangga Ramadhan (Deddy Mizwar) dan Mona (Lydia Kandou) sebagai pasangan yang baru menikah. Di sini kita bisa melihat bahwa menikah dan proses adaptasinya tidaklah mudah. Belum lagi komedi kocaknya yang berasal dari perang gender soal peran laki-laki dan perempuan dalam rumah tangga. Siapa yang mengira film jadul punya bahasan yang cukup mendalam soal peran gender?

Baca Juga:

6 Film Romantis Klasik Paling Ikonik yang Sulit Dilupakan

Mola TV vs Vidio: Platform Mana yang Lebih Unggul?

#2 Nagabonar

Judul ini tampaknya sudah tenar, tapi saya yakin belum banyak yang menonton film yang dbintangi Deddy Mizwar ini. Menceritakan Nagabonar, seorang mantan copet, yang tiba-tiba dilantik jenderal-jenderalan demi berkontribusi di perang kemerdekaan. Sebuah film komedi yang banyak sentilan tentang makna pahlawan, status pahlawan palsu, pahlwan tanpa tanda jasa, dan semacamnya.

#3 Titian Serambut Dibelah Tujuh

Sebuah film religi mahakarya Chaerul Umam. Kalau Anda mengira film religi klasik ini sedangkal film religi yang sekadar memisahkan hitam dan putih secara dangkal layaknya stereotype orang-orang pada film religi, Anda salah. Filmnya bercerita mengenai sebuah kampung yang kedatangan seorang guru agama baru yang ternyata penuh masalah kompleks. Di sini kita bisa melihat bagaimana tema religi mengupas moralitas hitam dan putih dengan cara yang tidak gampang dan tidak dangkal, bahkan hampir abu-abu. Skenarionya pun luar biasa, tentu tak usah heran jika mengetahui di baliknya ada nama Asrul Sani, salah satu legenda prefilman Indonesia.

#4 Pacar Ketinggalan Kereta

Sebuah film musikal garapan Teguh Karya. Mungkin saya agak sulit menceritakan premisnya karena plot yang sangat banyak dan kompleks dengan cast yang cukup banyak. Tapi bukan Teguh Karya namanya kalau tidak merajutnya dengan lihai. Buktinya, kata Wikipedia, film ini sukses mendapat delapan Piala Citra 1989 dari sebelas nominasi.

#5 Kerikil- kerikil Tajam

Sebuah film komentar sosial dari Sdjumanjaya yang menggambarkan kebobrokan moral dan sosial, baik di desa maupun di kota, sebagai akibat pembangunan yang pesat. Melalui tokoh Retno dan Inten, kita bisa melihat bagaimana nasib buruk selalu menghampiri karena efek perkmbangan zaman yang terlalu pesat. Mulai dari tersingkirkan dari desa hingga akhirnya bertahan hidup di Jakarta. Dibintangi bintang papan atas saat itu seperti Christine Hakim, Roy Martin, Ray Sahetrapy, Deddy Mizwar, dan Meriam Bellina, film ini salah satu sajian terbaiknya sutradara Sdjumanjaya.

#6 Si Badung

Ternyata Indonesia dulu pernah punya, loh, film bertema guru dan pendidikan. Menceritakan mengenai Pak Jarir dan kehidupan sekolah SD-nya. Pak Jarir adalah seorang guru dan kepala sekolah yang mengajar tidak selalu mementingkan nilai mata pelajaran tapi juga soal budi pekerti. Meski klise, detail-detail dalam film ini terasa hangat karena akan mengingatkan kita soal esensi pendidikan yang ditunjukan oleh bagaimana Pak Jarir memanusiakan para anak didiknya, senakal apa pun dia. Film ini membuat saya bernostalgia pada guru-guru SD.

Tentu, masih banyak lagi judul lain, dan masih banyak juga yang belum tersedia. Saya berharap koleksi film klasik dapat ditambah Mola TV, juga OTT lain kalau bisa. Walau bagaimanapun, ketersediaan film klasik itu sebenarnya penting karena turut menyelamatkan warisan sinematik bangsa. Bagiamana Mola TV? Kan lumayan bisa jadi branding yang bagus, tuh.

BACA JUGA Mola TV Ternyata Bagus dan Layak untuk Dicoba dan tulisan Muhammad Sabilurrosyad lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 31 Oktober 2021 oleh

Tags: film klasikHiburan Terminalmola tvNagabonar
Muhammad Sabilurrosyad

Muhammad Sabilurrosyad

Tukang nonton.

ArtikelTerkait

Belajar dari Vincenzo Cassano, Kita Harus Punya Hal-hal Ini untuk Tumbangkan Oligarki terminal mojok.co

Belajar dari Vincenzo Cassano, Kita Harus Punya Hal-hal Ini untuk Tumbangkan Oligarki

28 Mei 2021

Rekomendasi Film Berlatar Jogja: Ternyata Jogja Memang Romantis

31 Mei 2021
Terima Saja Kenyataan bahwa Sinetron Ikatan Cinta Sudah Kembali ke Fitrahnya terminal mojok

Terima Saja Kenyataan bahwa Sinetron Ikatan Cinta Sudah Kembali ke Fitrahnya

5 Agustus 2021
Membayangkan Sinetron Indonesia Dibuat ala Anime terminal mojok

Membayangkan Sinetron Indonesia Dibuat ala Anime

17 Juni 2021
reuploader konten youtube snackvideo video alur cerita time code youtube MOJOK.CO

Reuploader Konten YouTube: Profesi Paling Gampang Sekaligus Paling Nggak Tahu Diri

26 Juni 2021
Kondisi Sosial-Politik Ba Sing Se Ini Jangan Sampai Terjadi di Indonesia terminal mojok.co

Kondisi Sosial-Politik Ba Sing Se Ini Jangan Sampai Terjadi di Indonesia

29 Mei 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

3 Desember 2025
Menanti Gojek Tembus ke Desa Kami yang Sangat Pelosok (Unsplash)

“Gojek, Mengapa Tak Menyapa Jumantono? Apakah Kami Terlalu Pelosok untuk Dijangkau?” Begitulah Jeritan Perut Warga Jumantono

29 November 2025
Madiun, Kota Kecil yang Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya Mojok.co

Madiun, Kota Kecil yang Sudah Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya

2 Desember 2025
Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

2 Desember 2025
Lamongan Megilan: Slogan Kabupaten Paling Jelek yang Pernah Saya Dengar, Mending Diubah Aja Mojok.co Semarang

Dari Wingko Babat hingga belikopi, Satu per Satu yang Jadi Milik Lamongan Pada Akhirnya Akan Pindah ke Tangan Semarang

30 November 2025
Ketika Warga Sleman Dihantui Jalan Rusak dan Trotoar Berbahaya (Unsplash)

Boleh Saja Menata Ulang Pedestrian, tapi Pemerintah Sleman Jangan Lupakan Jalan Rusak dan Trotoar Tidak Layak yang Membahayakan Warganya

3 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.