Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup Personality

Mudik Lebaran yang Menyisakan Sunyi

Intan Kirana oleh Intan Kirana
15 Juni 2019
A A
mudik lebaran

mudik lebaran

Share on FacebookShare on Twitter

Mudik lebaran adalah obat bagi rindu di dalam hati. Namun hati-hati, setiap obat memiliki efek samping. Oh tidak, saya tidak bermaksud untuk menjelek-jelekkan lebaran. Sungguhpun sebagai penganut Agama Islam, bagi saya lebaran adalah salah satu momen terindah dari kumpulan tiga ratus enam puluh lima hari (atau enam, terkadang), yang lebih sering menyebalkan. Apalagi, kalau hidup di kota besar yang pengap dan tanpa basa-basi seperti Jakarta.

Saya tidak heran kalau banyak orang yang berbondong-bondong memesan tiket mudik jauh-jauh hari, padahal THR juga baru turun beberapa waktu sebelum Idulfitri tiba. Tentu saja, momen yang tidak selalu datang ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya.

Namun, bagi Anda yang merantau dan memutuskan untuk mudik lebaran, mungkin Anda sering lupa bahwa kebahagiaan saat lebaran akan berganti menjadi kehampaan saat pulang. Apalagi kalau kena jebakan macet belasan jam di perjalanan pulang. Rasanya seperti kena musim dingin beku setelah sebelumnya menikmati matahari Canggu sepaket dengan vila mewah.

Ya, efek samping dari mudik lebaran adalah kesunyian yang menyebabkan hati beku.

Beberapa hari sebelum mudik lebaran, rasanya menyelesaikan pekerjaan adalah hal mudah. Lembur? Sikat! Demi hari-hari cuti lebaran tanpa omelan bos dan gangguan email kantor. Lagipula, tubuh manusia punya kemampuan adaptasi yang keren sekali. Dalam keadaan paling ekstrem sekalipun, tubuh bisa bertahan.

Dalam perjalanan mudik, hidup rasanya penuh dengan soundtrack dari berbagai film. Seperti itu, lho, seperti keadaan Tom Hansen waktu lagi gila-gilanya sama Summer Finn salam 500 Days of Summer. Di tengah tol atau di atas ketinggian puluhan ribu kaki, rasanya seperti mendengar suara burung di sela-sela mesin dan kita pun jadi ingin menari mengikuti kicauan indah itu.

Pada saat berada di kampung halaman, hidup jadi lebih indah lagi beberapa kali lipat, ditambah THR yang ada di mobile banking dan juga dompet. Mau jajan es serut? Ayo! Mau beli bakso sekeluarga? Waralabanya dibeli sekalian kalau bisa. Toh juga ada uang THR ini. Satu kali gaji. Khusus PNS, masih bakal ada harapan gaji ke-tiga belas sepulang mudik.

Intinya, bagi sebagian besar orang, momen mudik adalah momen yang begitu menggembirakan. Ini sesuatu yang sungguh menghipnotis, membuat kita mendadak lupa sama presentasi kantor, teman yang menyebalkan, debat capres yang umurnya sepanjang dunia, dan harga popok yang kembali ke normal. Saat mudik, kita layaknya anak-anak kecil yang menemukan wahana bermain layaknya Dunia Fantasi atau Lollipop.

Baca Juga:

Tolong, Jadi Pengajar Jangan Curhat Oversharing ke Murid atau Mahasiswa, Kami Cuma Mau Belajar

Pengalaman Mudik Lebaran Naik Supra X 125: Pengeluaran BBM Memang Irit, tapi Punggung Menjerit

Dan, kita lupa bahwa semua hal, kebahagiaan ataupun kesedihan, memiliki akhir.

Sampailah kita pada saat di mana kita harus pulang. Kembali ke realita. Kemudian, kita teringat kalau lusa, akan ada rapat. Kalau lusa, uang tinggal sedikit. Sudah habis untuk jajan-jajan bakso atau buat beli kue kering. Gajian? Jelas masih lama. Itulah alasan kenapa banyak pusat perbelanjaan sepi setelah lebaran usai.

Maka, para alumni mudik lebaran memang hendaknya tak cuma mempersiapkan cadangan uang, tetapi juga mental saat menghadapi mudik lebaran yang usai. Menyadari bahwa tidak ada kebahagiaan yang sempurna, seperti layaknya keputusasaan, kalau kata Haruki Murakami. Memahami kalau hidup itu ya begini. Hidup itu bisa menyebalkan ataupun menyenangkan, tentu tergantung persepsi kita.

Kita lupa kalau yang membuat kita bisa mudik asyik, adalah usaha keras kita di rantau. Kita lupa dengan alasan awal mengapa kita merantau, entah untuk mencari penghasilan yang baik, ingin berkembang, atau jenuh dengan kampung halaman. Kita sulit move on, dan menyakiti diri kita sendiri di rantau dengan kesunyian.

Menghitung hari demi hari menuju mudik lebaran tahun depan yang tentu saja masih lama. Kesal dengan teman sekantor, lantas membanding-bandingkannya dengan teman sekolah dulu. Jenuh dengan tetangga di rantau, rindu kumpul alumni di kampung.

Mudik memang indah, seindah wahana-wahana taman bermain. Namun hendaklah kita ingat bahwa, segala hal menjadi indah lantaran kita punya batas waktu untuk menikmatinya. Dan keindahan itu tentu saja, hasil usaha keras kita di hari-hari biasa yang penuh dengan rasa sepi dan absurditas ala Sisyphus itu, bukan?

Terakhir diperbarui pada 17 Januari 2022 oleh

Tags: Arus BalikCurhatCuti LebaranMudik Lebaran
Intan Kirana

Intan Kirana

Seorang manusia yang ingin berpikir secara biasa-biasa saja agar lebih bahagia.

ArtikelTerkait

pendengar curhata

Pendengar Curhat yang Baik Adalah Mereka yang Tiap Curhat Nggak Kalian Dengerin

21 September 2019
soal finansial

Sudahkah Terbuka Soal Finansial dengan Pacar?

15 Oktober 2019
curhat jomblo pacaran cerita cinta mahasiswa pasangan mojok.co

Jomblo Sering Jadi Tempat Curhat Orang Pacaran karena 4 Alasan Ini

23 Mei 2020
gorengan

Kelakuan Para Pembeli Gorengan: Lain yang Dipegang, Lain Pula yang Dibeli

29 Agustus 2019
persahabatan

Hal-hal Sepele yang Membedakan Antara Hubungan Pertemanan dan Persahabatan

3 September 2019
berdandan

Menanggapi Lamanya Waktu yang Dibutuhkan Wanita Saat Berdandan

24 Juni 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Setup Makaroni Kuliner Khas Solo, tapi Orang Solo Nggak Tahu

Setup Makaroni: Kuliner Khas Solo tapi Banyak Orang Solo Malah Nggak Tahu

19 Desember 2025
Lumajang Bikin Sinting. Slow Living? Malah Tambah Pusing (Unsplash)

Lumajang Sangat Tidak Cocok Jadi Tempat Slow Living: Niat Ngilangin Pusing dapatnya Malah Sinting

19 Desember 2025
Bangsring Underwater, Surga Wisata Bawah Laut Banyuwangi yang Tercoreng Pungli

Bangsring Underwater, Surga Wisata Bawah Laut Banyuwangi yang Tercoreng Pungli

15 Desember 2025
Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

16 Desember 2025
Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

18 Desember 2025
Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

15 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi
  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.