Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Mitos Kembang Kantil, dari Tes Keperawanan hingga Enteng Jodoh

Alvi Awwaliya oleh Alvi Awwaliya
14 Agustus 2020
A A
kembang kantil mojok

kembang kantil mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Kembang kantil atau bunga cempaka putih mempunyai nilai lebih dari bunga yang lain. Bukan karena harganya atau pula kelangkaannya, tapi nilai filosofisnya. Kembang ini punya tradisi erat dalam adat Jawa. Bunga ini hadir dalam berbagai perayaan. Mulai dari ritual pernikahan hingga kematian. Saya sendiri sering sekali mendapati kembang kantil ini dalam berbagai macam kejadian yang sudah tentu dengan mitos yang menyertainya.

Mitos pertama, kembang kantil sebagai alat untuk menunjukkan keperawanan. Konon, pada saat acara pernikahan jika pengantin perempuan masih perawan, kembang kantil yang ada pada hiasan rambut akan tetap menguncup dan menebarkan aroma wangi. Begitu sebaliknya, jika pengantin tidak perawan, kembang kantil ini akan terbuka dan tidak berbau wangi.

Tapi sepertinya hal itu juga berlaku bagi perempuan yang belum menikah. Saya sendiri pernah mengalami tes keperawanan dengan piranti kembang kantil. Saat itu, saya sedang mendaki di Gunung Arjuno via Purwosari, Pasuruan. Jalur yang saya lalui ini memang terkenal dengan banyaknya petilasan dan pertapa. Di setiap pos yang dilalui terdapat banyak pondokan. Katanya, pondokan tersebut dibangun oleh “alumni” Arjuno setelah sukses dari ritual.

Waktu tiba di pos dua atau yang disebut Tampuono, saya dan rombongan bertemu Emak. Ia adalah salah satu pertapa yang memiliki pondokan kecil di sini. Kami singgah di pondokan miliknya untuk memasak dan memakan bekal yang dibawa. Sebagai tambahan untuk sayur, emak menyuruh saya untuk memetik bayam yang tumbuh di samping pondok. Tidak berpikir panjang, saya langsung mengambil dan mencucinya lantas memberikan pada emak. Tiba-tiba dari dalam wadah bayam yang sudah bersih, muncul kembang kantil.

“Oalah, arek e sek perawan, nggak tahu dijemok cah lanang blas,” ujar Emak.

Hah? Saya kaget setengah modar. Lahwong waktu saya cuci isinya cuma bayam, kok bisa waktu dipegang emak muncul si kembang kantil. Melihat saya kebingungan, blio lalu menjelaskan. Kembang kantil yang masih menguncup dan wangi adalah tanda saya masih perawan dan tidak pernah berhubungan seks dengan laki-laki. Tapi jika bunga yang muncul sudah mekar dan tidak bau wangi, perempuan itu berarti sudah pernah berhubungan seks.

Hal ini juga bisa dilihat dari roncean bunga pada saat pernikahan adat Jawa. Sedangkan, perihal bagaimana kembang ini bisa muncul, Emak cuma bilang ini tanda buat saya supaya menjaga jangan sampai melakukan seks sebelum menikah. Saya cuma diam. Antara percaya tidak percaya. Lah, klenik tur sakti banget, lur.

Mitos yang kedua, Ilmu pelet kembang kantil. Ilmu pelet adalah solusi supranatural yang dipercaya bisa membuat orang yang disukai tidak bisa lepas dan terus teringat pada si empunya ilmu. Dalam bahasa Jawa, kantil bisa berarti lengket atau menempel. Hal ini diartikan, orang yang terkena pelet kembang kantil akan melekat pada si pengirim. Ada pula yang berpendapat, kantil artinya “Kenek langsung kintil” atau kena pelet langsung ikut kemanapun perginya si pengirim.

Baca Juga:

Pacaran di Kebun Raya Bogor Bikin Putus? Halah, Omong Kosong!

4 Mitos Hape Samsung yang Semua Orang Pasti Tahu, Apa Kamu Percaya Salah Satunya?

Untuk melakukan pelet, seseorang harus melakukan lelaku atau ritual pelet kembang kantil. Saya dengar dari Mbah buyut, lelaku biasanya dimulai dengan mencari dua kembang kantil yang masih kuncup. Kemudian membungkusnya pakai kain mori, dan dipendam di tanah yang tidak terlindungi pohon. Lalu, orang tersebut harus melakukan puasa mutih selama 55 hari yang dimulai dari hari weton. Selama puasa, ia juga harus merapal mantra. Untuk soal mantra, mbah buyut saya tidak mau cerita. Tidak hanya puasa mutih, lelaku ini juga dilengkapi dengan puasa ngebleng selama tiga hari. Puasa ngebleng yakni puasa yang dilakukan seharian penuh, tidak boleh berbuka dan sahur. Nah, setelah melakukan semua tirakat, ambil kembang kantil yang dipendam. Simpan di dalam kantong atau juga dompet, dibawa saat bertemu gebetan atau kemanapun asalkan tidak ke toilet.

Kembang kantil yang saya temukan di gunung Arjuno waktu lalu, diberikan emak pada saya. Blio berpesan untuk menyimpannya di kantong atau dompet. Tidak boleh bercerita pada teman laki-laki dan dilarang membawanya ke kamar mandi. Lah, jebul mirip ilmu pelet tanpa tirakat kan? Padahal saya tidak percaya-percaya amat tentang semacam itu. Toh, kalau cinta ya cinta saja, tidak perlu dipaksakan. Kalau nggak cinta ya bakal tetap ditinggal macam saya, meski punya kembang dari pertapa di Gunung. Eh.

Selanjutnya, mitos yang paling banyak dipercaya adalah mengambil kembang kantil pada roncean pengantin akan mempermudah mendapatkan jodoh. Saya tidak tahu bagaimana asal-usul mitos ini. Tapi, yang jelas sebagian keluarga dan teman-teman saya meyakini hal tersebut. Saat menghadiri pesta pernikahan, saya termasuk orang yang selalu mendapatkanya. Entah itu pesta pernikahan saudara, teman-teman, atau bahkan tetangga.

Nyatanya, sampai sekarang saya masih jomblo dan cenderung gagal move on. Meski kebenarannya tidak bisa saya buktikan, setidaknya pemberian kembang kantil dari orang-orang yang lebih dahulu menikah adalah bentuk kepedulian. Mereka peduli, agar saya atau kamu bisa secepatnya pamer ke-uwu-an dengan pasangan di atas kuade.

Bagaimana pun mitos-mitos itu akan terus tumbuh dan berada di sekeliling kita. Tingkat kebenaran mitos memang sulit dibuktikan secara logis, meski ada beberapa yang berhasil setelah melakukannya. Tapi yang perlu diingat, segala konsekuensi yang muncul akibat coba-coba mengamalkan mitos di tulisan ini, di luar tanggung jawab saya, ya.

BACA JUGA Penjelasan Sederhana Kenapa Siulan Bisa Dianggap Pelecehan Seksual dan tulisan Alvi Awwaliya lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 14 Agustus 2020 oleh

Tags: kembang kantilMitospelet
Alvi Awwaliya

Alvi Awwaliya

ArtikelTerkait

Membuang Limbah Popok Bayi ke Sungai karena Alasan Mitos Itu Nggak Masuk Akal, Malah Kualat sama Alam

Membuang Limbah Popok Bayi ke Sungai karena Alasan Mitos Itu Nggak Masuk Akal, Malah Kualat sama Alam

12 September 2023
Mitos Pendakian Gunung yang Masih Dipercaya hingga Saat Ini dan Berhasil Saya Patahkan

Mitos Pendakian Gunung yang Masih Dipercaya hingga Saat Ini dan Berhasil Saya Patahkan

30 Desember 2023
jalan jogja-solo, Ilusi Jalan yang Suka Menyebabkan Orang Kesasar Hingga Mengalami Kecelakaan

Mengulas Beberapa Jalan Jogja-Solo yang Sering Terjadi Kecelakaan dan Terkenal Angker

10 Juni 2020
Penyebab Orang Lamongan Pantang Makan Lele Meskipun Jualan Pecel Lele terminal mojok.co

Penyebab Orang Lamongan Pantang Makan Lele meskipun Jualan Pecel Lele

12 September 2020
Mitos Nyeleneh Seputar Anak Teater terminal mojok

Pernyataan Nyeleneh Seputar Anak Teater yang Sulit Dicerna Akal Sehat

21 Februari 2021
Menyelisik Mitos Larangan Menikah di Bulan Safar pada Masyarakat Sunda Terminal Mojok

Menyelisik Mitos Larangan Menikah di Bulan Safar pada Masyarakat Sunda

16 Februari 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang (Unsplash)

Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang dengan Pesona yang Membuat Saya Betah

4 Desember 2025
8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah (Unsplash)

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah

3 Desember 2025
Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

3 Desember 2025
Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

1 Desember 2025
Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

2 Desember 2025
Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.