Mineral Town, Sebaik-baiknya Kota untuk Menghabiskan Hari Tua

Mineral Town, Sebaik-baiknya Kota untuk Menghabiskan Hari Tua Terminal Mojok

Mineral Town, Sebaik-baiknya Kota untuk Menghabiskan Hari Tua (Unsplash.com)

Kalau sudah pensiun nanti enaknya tinggal di Mineral Town kali, yaaa…

Kemarin saya nggak sengaja menemukan utas dari seorang dokter anak yang cukup aktif di media sosial, @SDenta, yang dimulai dengan pertanyaan: Ingin menghabiskan hari tua di mana?

Utas itu dan balasan-balasannya kemudian memberi saya berbagai pandangan daerah lengkap dengan alasannya. Orang-orang menjawab ingin menghabiskan hari tua mereka di Bangka Belitung, Solo, Batu, hingga kota-kota yang ada di Kalimantan, lengkap dengan keunggulan masing-masing.

Lantas dari segala keunggulan masing-masing kota yang disebutkan itu, saya menyadari bahwa seluruhnya ada di satu tempat yang sama: Mineral Town! Iya, Mineral Town yang ada di gim Harvest Moon ini ternyata adalah satu-satunya tempat yang ideal untuk dijadikan tempat menghabiskan hari tua. Bukan Solo, bukan Jogja, bukan Bangka Belitung, apalagi Jakarta. Nggak percaya? Nih, saya kasih buktinya.

#1 Dekat bukit

Kebanyakan netizen yang saya jumpai melalui utas @SDenta ingin menghabiskan hari tua mereka di daerah yang bergunung, tapi nggak mau juga kalau gunungnya gunung berapi. Kalau begitu, jelas Mineral Town adalah tempat yang cocok.

Di Mineral Town ada yang namanya Mother’s Hill. Namanya juga bukit, ya jelas nggak berbahaya layaknya gunung berapi aktif. Mother’s Hill ini bukit yang nggak terlalu tinggi buat untuk didaki, tapi lumayan bisa dijadikan spot ramai-ramai melihat sunrise pertama di tahun baru.

Berkat keberadaan Mother’s Holl ini, Mineral Town jadi punya danau, sungai, air terjun, dan pepohonan rindang. Lengkap, kan? Saya yakin udaranya pasti sejuk dan bersih minim polusi nggak kayak Jakarta. Kesukaan kita semua, deh.

#2 Dekat pesisir

Pengin tinggal di tempat yang dekat dengan bukit sekaligus pesisir? Sudah pasti Mineral Town. Dengan ombak yang cenderung aman, bersantai di pesisir pantai memang pilihan tepat apalagi kalau musim panas datang.

Kalau lapar saat sedang main di pesisir pantai tinggal datang ke kios milik Kai yang menjual makanan dan minuman. Kalau bosan dan bingung pengin ngapain lagi di pantai, coba lempar kail dan mulai memancing. Selain itu, setahun sekali juga ada lomba berenang di sini.

Pesisir di Mineral Town juga bukan sembarang pesisir. Sebagai tempat wisata, ia juga berfungsi sebagai pelabuhan yang siap jadi prasarana pengangkutan barang dan penumpang. Semua bisa di Mineral Town~

#3 Fasilitas umum memadai

Mau cari fasilitas kesehatan? Ada. Waktu pertama kali kenal Mineral Town saja sudah ada klinik dengan tenaga kesehatan yang terdiri dari satu dokter umum dan satu perawat. Seiring perkembangan zaman, boleh jadi fasilitasnya bertambah, kan.

Tenaga kesehatannya juga pemikirannya sudah cukup terbuka, lho. Cliff yang pernah kolaps lantaran emosinya yang nggak stabil nggak lantas dihakimi disuruh perbanyak ibadah di gereja.

Mau belanja keperluan sehari-hari? Ada supermarket milik keluarga Jeff di Mineral Town. Yah, kalau belum bangkrut karena kebanyakan warga ngebon kalau nggak ketahuan Sasha dan Karen, istri dan anak Jeff.

Urusan hiburan juga bisa teratasi dengan datang ke inn untuk sekadar makan malam atau baca-baca buku di perpustakaan yang dikelola Mary.

Oh, atau pengin menghabiskan waktu dengan ngobrol santai bareng sesama warga? Tinggal melipir ke Rose Square di sore hari. Di Rose Square juga sering ada berbagai acara, lho. Mulai dari festival tahun baru sampai balapan anjing selalu ada sepanjang tahun!

#4 Toleransi masyarakat tinggi

Kota yang punya gereja sekaligus perayaan khusus untuk Harvest Goddess dan hidup berdampingan dengan sejumlah tuyul kurcaci ini rasa-rasanya nggak akan mempermasalahkan kepercayaan apa pun yang kita anut.

#5 Walkable dan slow-living

Saya lumayan yakin dengan slow-living. Hidup di Mineral Town nggak dituntut macam-macam. Tapi, kalau soal walkable, sebenarnya ini masih bisa didebat.

Di Mineral Town memang nggak ada kendaraan bermotor, tapi perjalanan dari kebun ke klinik saja sudah menghabiskan waktu setengah jam dengan berlari. Jadi, mungkin boleh lah nanti kita bawa pit ke sana.

Masalah nggak ada sekolah di Mineral Town memang nggak perlu dipikirkan terlalu berat. Lha, kan tujuannya tinggal di sana untuk menghabiskan hari tua? Memang kota ini cocoknya untuk masa pensiun. Kalau anak cucu mau ikut pindah, mending ke kota lainnya saja yang ada sekolahan. Agak disayangkan sebenarnya, tapi siapa tahu bapak wali kota suatu saat nanti kepikiran membangun sebuah sekolah di sana.

Kekurangan lainnya dari Mineral Town selain ini kota fiktif dan UMK-nya yang kurang baik-baik saja adalah… nyata kemungkinannya ia berada di planet lain alias bukan di bumi, Gaes! Hal ini mengingat setahun di Mineral Town hanya terdiri atas 4 bulan yang masing-masing bulan mewakili 1 musim. Sederhananya, tampaknya aman untuk berasumsi bahwa satu hari di sana setara tiga hari di bumi.

Hmmm, lumayan juga kalau terakhir nengokin keponakan pas dia baru lahir. Tahu-tahu ketemu lagi sudah jadi seumuran~

Penulis: Annisa Rakhmadini
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Menghitung UMR Mineral Town, Desa dalam Gim Harvest Moon Back to Nature.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version