Saya sangat suka mie ayam sehingga jadi agak pemilih saat menyantapnya. Setelah banyak pengalaman panjang mencicipi mi ayam di berbagai warung, saya punya satu kesimpulan. Beberapa warung nyatanya tidak menjual mi ayam sesuai dengan bare mininum mie ayam yang saya yakini. Dan, kebanyakan mi ayam itu dijual di warung yang menjual bakso dan mie ayam. Pengalaman saya selalu sama, berakhir dengan kekecewaan.
Sebelum tulisan ini menjadi “bola liar” karena saya yakin di luar sana banyak sekali penggemar makanan yang satu ini, saya ingin menekankan satu hal. Warung-warung yang jual bakso dan mie ayam yang saya maksud, tentu setelah penyelidikan panjang, adalah penjual yang awalnya hanya jualan bakso saja. Selang beberapa tahun, warung-warung tersebut kemudian menambahkan menu dengan jualan mi ayam.
#1 Mi ayam tidak dicampur dengan bumbu kecap asin adalah kesalahan besar
Bagi saya, salah satu hal penting dari mi ayam adalah prosesnya pembuatannya. Mi yang sudah direbus, seharusnya dicampur terlebih dahulu di dalam mangkuk dengan beberapa bumbu seperti kecap asin, minyak ayam/bawang, dan bumbu-bumbu lain. Jangan langsung langsung disajikan dan diberi toping ayam.
Mungkin kalian tidak percaya dengan yang saya ceritakan ini. Namun, pengalaman makan mie ayam tanpa dicampur bumbu ini benar-benar pernah terjadi pada saya. Bisa ditebak rasa makanannya, hambar. Dan, pengalaman makanan mi ayam hambar ini selalu terjadi di warung penjual bakso dan mie ayam.
#2 Kurang lengkap dari sisi varian dan makanan sampingan
Biasanya, di warung penjual bakso dan mie ayam, pilihan menu yang disajikan kurang beragam. Paling sering ditemukan adalah mi ayam bakso, mentok-mentok mi ayam ceker. Ini sangat berbeda dengan warung mie ayam yang variasi menunya bisa banyak sekali. Mulai dari bakso, ceker, kepala ayam, hingga ada sate-sate seperti usus dan telur puyuh.
Perbedaan lain yang saya cermati adalah keberadaan acar. Di warung bakso dan mie ayam jarang ditemukan acar. Padahal keberadaan acar ini benar-benar bisa memperkaya rasa makanan. Mi ayam bisa makin “nendang”.
Rasa mi bisa semakin nikmat kalau tersedia saus yang sesuai. Asal tahu saja, berdasar pengalaman dan pengamatan saya, saus yang melengkapi mi ayam itu beda dengan bakso. Kalau di bakso, sausnya berwarna merah terang. Sedangkan mi ayam biasanya menggunakan saus yang warnanya agak jingga. Keduanya berbeda dari segi warna dan rasa. Sayangnya di warung semacam ini biasanya tidak tersedia saus berwarna jingga itu.
Baca halaman selanjutnya: #3 Pakai mi kuning biasa …