Mie ayam gerobak biru adalah sesepuh mie ayam gerobak.
Mie ayam adalah jenis makanan yang dapat dengan mudah kita temui di mana saja. Uniknya, beda daerah beda pula rasa mie ayamnya. Haish, kejauhan. Beda gerobak saja, rasanya bakal beda.
Seperti yang kita tahu, ada tiga warna gerobak mie ayam yang mudah ditemui yakni biru, cokelat, dan hijau. Warna-warna ini menandai daerah asalnya. Untuk gerobak berwarna biru dan cokelat, biasanya berasal dari daerah-daerah Jawa Tengah. Sementara gerobak warna hijau biasanya dari Jawa Barat.
Btw, ini saya lagi ngomongin gerobak mie ayam yang jualannya mangkal pakai tenda ataupun yang keliling ya. Kalau mie ayam yang dijual di kios yang agak besar, gerobaknya sudah upgrade. Gerobaknya bukan lagi dari kayu, tapi dari alumunium dan desainnya juga lebih modern.
Daftar Isi
Bahan baku sama, tapi rasanya bisa beda
Berdasar pengalaman pribadi, dari sekian banyak mie ayam yang pernah saya cicipi (dari berbagai macam warna gerobak, pastinya), mie ayam dari gerobak biru relatif lebih enak daripada gerobak lain. Kalau diperhatikan, bahan baku gerobak biru, hijau maupun cokelat sebenarnya sama saja. Soal bumbunya juga sama juga. Kemungkinan besar, perbedaannya pada komposisi kaldu, kecap asing, garam, dan penyedap rasa yang diaduk dalam mangkuk.
Sebenarnya hingga saat ini saya masih belum menemukan alasan pasti di balik keunggulan rasa mie ayam gerobak biru. Hanya saja, setelah melakukan riset kecil-kecilan, saya jadi nggak heran kalau mie ayam ini lebih enak daripada yang lain. Dagangan satu ini punya sejarah yang panjang.
Mie ayam gerobak biru adalah sesepuh mie ayam gerobak lain
Mie ayam gerobak biru boleh dibilang sesepuh dalam dunia mie ayam. Sejauh penelusuran saya, mie ayam ini sudah ada sejak 1986 di Wonogiri. Sebuah daerah di Jawa Tengah yang memang terkenal akan kuliner mie ayamnya.
Disebut-sebut, saat itu penjual mie ayam hanya menggunakan satu warna saja pada gerobaknya karena keterbatasan dana yang dimiliki. Perkara kenapa warna yang dipilih adalah warna biru, ada yang menyebut karena cat warna biru adalah warna cat yang paling murah saat itu. Ada pula yang menyebut karena hanya cat warna biru yang saat itu tersisa di toko.
Singkat cerita, mie ayam yang dijual keliling dengan gerobak biru ini laris manis. Alhasil, banyak orang Wonogiri lainnya yang latah ikut berjualan mie ayam. Bukan hanya itu saja, warna gerobaknya pun ditiru supaya lebih mudah dikenali. Sejak saat itu, mulai muncul banyak pedagang mie ayam gerobak biru. Mereka bahkan berekspansi hingga ke luar Wonogiri. Hasilnya, gerobak warna biru jadi identitas penjual.
Nah, seperti pedagang pada umumnya, sesepuh bakul mie ayam ini pasti menurunkan resepnya pada generasi setelahnya. Atas nama menjaga identitas, para penerus trah mie ayam ini tetap membiarkan gerobaknya berwarna biru. Eman-eman, branding mie ayam dan gerobak warna biru ini sudah dibangun sejak puluhan tahun lamanya. Masak iya warna gerobak ini diubah jadi warna pastel biar kekinian? Perpaduan dari resep turun temurun ditambah istiqomah menjaga identitas gerobak inilah yang akhirnya membuat cita rasa mie ayam gerobak biru tetap autentik dari masa ke masa. Cita rasa yang paling cocok di lidah saya
Teori gerobak biru lain
Selain teori keterbatasan dana untuk membeli cat di gerobak, ada teori lain yang lebih ilmiah. Katanya, biru dipilih karena warna ini memiliki panjang gelombang lebih pendek dari warna lain. Oleh karena itu, warna biru sulit ditembus oleh partikel gas dan debu. Sederhananya, warna biru akan terlihat bersih dan tidak kotor walau dipakai keliling seharian. Tentu saja hal ini sangat membantu para pedagang. Mereka tidak perlu mengeluarkan tenaga ekstra untuk membersihkan gerobak milik mereka. Yakali udah capek keliling seharian trus pulangnya harus ngosek gerobak.
Ada pula yang mengaitkan warna biru ini dengan salah satu program kampanye dari sebuah partai, eh, merek tepung maksudnya. Kebetulan merek tersebut identik dengan warna biru. Jadi, produsen tepung inilah yang mendanai pengecatan gerobak mie ayam. Entah teori mana yang benar, yang jelas rasa mie ayam yang dijual di gerobak biru nyatanya memang lebih enak.
Nih, saya beri tahu rahasia terakhir, sebuah kunci untuk menemukan mie ayam gerobak biru yang rasanya enak. Kuncinya, carilah penjual yang gerobak birunya sudah kusam. Makin kusam, makin enak pula rasa mie ayamnya.
Penulis: Dyan Arfiana Ayu Puspita
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA Rumah Makan Bebek Sinjay Bangkalan Madura Overrated. Sebagai Warga Asli, Saya Malas Makan di Sana
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.