Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Menyelamatkan Badai

Ibrah La Iman oleh Ibrah La Iman
25 Mei 2019
A A
Ketimbang Ekspor Benih Lobster, 3 Alternatif Berikut Jauh Lebih Masuk Akal terminal mojok.co

Ketimbang Ekspor Benih Lobster, 3 Alternatif Berikut Jauh Lebih Masuk Akal terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Laut adalah rumah badai. Ungkapan itu biasanya akrab di telinga orang yang beraktivitas atau sekedar pernah akrab dengan laut. Nelayan, masyarakat pesisir, dan bajak laut percaya perihal kehidupan di laut lebih sangat misterius, dramatis, juga fantastis. Ada begitu banyak hal yang tak dapat di perkirakan saat berada di lautan—namun pun demikian, laut tetap menjadi bentang samudera kehidupan terluas di jagad raya.

Beberapa fenomena tentang suatu kejadian di tengah samudera ada yang terkabarkan, walau lebih banyak yang hanya menjadi cerita dan perlahan menggelinding mendekati mitos. Sebagian dari kisah yang bernasib baik dapat kita nikmati sebagai adegan film. Diantaranya bisa kita simak pada gambar hidup Pirates of the Caribbean, Aquaman, Atlantis the Lost Empire, Sinbad, Life of Pi, The Abyss, Titanic, In the Heart of the Sea, hingga sekuel Finding Nemo.

Nasib berbeda dengan cerita yang tak jelas keberadaannya atau samar-samar juga tak familiar. Mereka seolah begitu saja tenggelam di kedalaman dan kelapangan samudera yang tak bertepi. Salah satunya, ada sebuah kisah yang tak banyak tersebar, penuturan seorang tua di sebuah kampung yang juga bernama ‘Laut’. Bukan berarti kampung itu lebih laut dari laut karena namanya sama, tapi setelah menyimak pemaparan Kakek Sulo, anggapan sedemikian itu bisa saja benar.

Pada suatu hari di negeri bernama Bitara, Laut menjadi makhluk yang hidup dan dapat berbicara. Ia bernafas, tenang, dan ramah. Laut membawa dirinya berpindah dari satu lapisan Langit ke lapisan yang lainnya. Bulan, Bintang, dan makhluk selainnya menyenangi keberadaan Laut yang baik. Namun ketika tiba di atas lapisan tertinggi, Laut bersua dengan Matahari. Terik dari Matahari berusaha Laut tahan dengan senyuman.

Namun hal itu tak berlangsung lama, Laut merasakan sinar panas menyelimutinya. Seolah Matahari berupaya menyedot sebagian dari dirinya. Nafasnya terengah-engah dan ketenangannya terganggu. Laut akhirnya berontak, dari dalam dirinya ia menebarkan gelombang besar dan semakin besar. Gelombang itu perlahan menyeruak keluar dari dirinya dan hendak masuk ke dalam Awan yang berdiri dan bersiap di samping Matahari.

Laut mencoba melawan Matahari, tapi kekuatannya telah terserap hingga akhirnya ia terhempas jatuh ke dasar lapisan Langit. Laut baru saja telah melahirkan Badai, sisi lain dari dirinya. Matahari lantas meminta Awan memasukkan Badai dalam tahanan Petir, tempat yang menyilaukan juga menyambar-nyambar, dan tak ada yang mampu menebasnya. Hal itu terbukti saat Laut berupaya mencoba untuk melepaskan Badai dari genggaman Petir, namun tidak berhasil. Walau pertarungan sengit terjadi, Laut harus menerima keunggulan Petir dan mengasingkannya turun ke Bumi.

Bumi menimang Laut dengan pelukannya. Menerimanya sebagai murid, sahabat, juga keluarga. Laut belajar banyak dari Bumi, yang ternyata juga terpisah dari dirinya yang lain yakni Langit. Namun Bumi sama sekali tak menyesali hal itu, ia merelakannya. Pernah suatu kali Bumi berontak dan hendak menyatukan dirinya kembali dengan Langit, tetapi ia tak meneruskannya. Hentakan dari kehendaknya itu dapat membinasakan jagad raya. Bumi memilih menerima apa yang terjadi. Lain Laut, lain pula dengan Bumi, tekad menyelamatkan Badai terus-menerus menghantui dirinya.

Laut telah berulang kali menyusun rencana dan berusaha menyelamatkan Badai, namun belum berhasil jua. Bahkan untuk menghalau kedatangan Laut, Petir menciptakan pasukan khusus bernama Halilintar. Karena melihat kegigihan Laut, Bumi tergerak untuk membantu. Dengan kekuatannya yang tersisa, Bumi menemui Matahari dan menceritakan perihal derita yang Laut alami. Pertemun Bumi dan Matahari menjadi kabar baik bagi Laut.

Baca Juga:

Mengenal Gunungkidul, Kabupaten (yang Dianggap) Gersang yang Ternyata Dulunya Dasar Laut

Badai Katrina sampai Daniel: Alasan Badai Menggunakan Nama Orang

Matahari menandatangani perjanjian Musim untuk mempertemukan Badai dengan Laut pada Musim Hujan, yang selama itu terjadi Petir tetap akan selalu hadir mengantar Badai turun ke Bumi. Dan sebagai konsekuensinya Bumi menerima syarat dari Matahari untuk menanggung Kemarau.

Kakek Sulo, menghela nafasnya sejenak dan membuka sebuah peti. Saat terhempas dari Langit, Bumi menimang dan memeluk Laut di tempat ini. Dari dasar peti usang hangus itu Kakek Sulo mengangkat gelas berisi Api yang tercipta dari percikan Bintang. Pada gagangnya tertulis, “Pelaut ulung tak lahir dari Laut yang tenang, tapi ia lahir dari gelombang besar bernama Badai.”

Terakhir diperbarui pada 5 Oktober 2021 oleh

Tags: BadaiKisah NusantaraLautSamudra
Ibrah La Iman

Ibrah La Iman

ArtikelTerkait

Bisakah Bule Kena Santet?

Bisakah Bule Kena Santet?

22 Maret 2022
Mitos tentang Laut di Film 'Pirates of Caribbean' yang Diambil dari Legenda Laut Wakatobi terminal mojok.co

Mitos tentang Laut di Film ‘Pirates of Caribbean’ yang Diambil dari Legenda Laut Wakatobi

24 Oktober 2020

Membayangkan kalau Sungai Brantas di Kediri Berubah Jadi Laut

12 September 2021
kapal mogok di tengah laut mojok

Pengalaman Jadi Penumpang Kapal yang Mogok di Tengah Laut

7 Desember 2020
Setelah Masuk Oseanografi, Saya Jadi Tahu kalau Hal Mistis di Laut Bisa Dinalar terminal mojok.co

Setelah Masuk Oseanografi, Saya Jadi Tahu kalau Hal Mistis di Laut Bisa Dinalar

17 September 2020
Terlatih Mengalami Penolakan, Cara Ampuh Mengatasi Badai Kehidupan

Terlatih Mengalami Penolakan, Cara Ampuh Mengatasi Badai Kehidupan

16 Juli 2022
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

22 Desember 2025
Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

21 Desember 2025
Isuzu Panther, Mobil Paling Kuat di Indonesia, Contoh Nyata Otot Kawang Tulang Vibranium

Isuzu Panther, Raja Diesel yang Masih Dicari Sampai Sekarang

19 Desember 2025
Nggak Punya QRIS, Nenek Dituduh Nggak Mau Bayar Roti (Unsplash)

Rasanya Sangat Sedih ketika Nenek Saya Dituduh Nggak Mau Bayar Roti Terkenal karena Nggak Bisa Pakai QRIS

21 Desember 2025
Motor Honda Win 100, Motor Klasik yang Cocok Digunakan Pemuda Jompo motor honda adv 160 honda supra x 125 honda blade 110

Jika Diibaratkan, Honda Win 100 adalah Anak Kedua Berzodiak Capricorn: Awalnya Diremehkan, tapi Kemudian jadi Andalan

20 Desember 2025
Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal (Wikimedia)

Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal

21 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel
  • Regenerasi Atlet Panahan Terancam Mandek di Ajang Internasional, Legenda “3 Srikandi” Yakin Masih Ada Harapan
  • Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah
  • 10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua
  • Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik
  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.