Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Menkominfo Orang Flores, tapi KBM Online di Flores Susah karena Tidak Ada Jaringan

Bonefasius Zanda oleh Bonefasius Zanda
26 Maret 2020
A A
Mekominfo Orang Flores, Tapi KBM Online di Flores Susah Karena Tidak Ada Jaringan

Mekominfo Orang Flores, Tapi KBM Online di Flores Susah Karena Tidak Ada Jaringan

Share on FacebookShare on Twitter

Orang Flores ini awalnya udah seneng karena Menkominfo-nya dari Flores.

Saya pikir ada sedikit hal baik yang muncul dari virus corona ini. Setidaknya, berkat kehadirannya, manusia mendadak menjadi inovatif dan kreatif. Meskipun ya sangat disayangkan juga karena ada yang menggunakan kreatifitasnya malah untuk mencari keuntungan seperti dengan menimbun makanan, menjual masker dengan mahal, dan membuat pedoman bikin hand sanitizer yang abal-abal.

Selain itu, ada juga pejabat yang makin kreatif. Tiba-tiba saja mengajukan banyak perjalanan dinas dan maksa pengin beli mobil dinas untuk, lagi-lagi, keperluan yang diada-adakan. Begitulah yang terjadi di Kabupaten Lembata, Flores, NTT.

Tapi sudahlah, bikin lelah kalau membicarakan yang negatif-negatif terus. Yang ingin saya bahas adalah sisi kreatif yang positif. Oh iya sebelumnya, perkenalkan, saya adalah seorang guru yang mengabdi di Flores-NTT. Saya perlu memperkenalkan diri sebab kebanyakan orang Indonesia khususnya yang tinggal di Jawa tidak tahu letak Flores.

Ya itu (di)wajar(kan) karena dalam batok kepala orang Jawa, mereka cuman kenal orang Indonesia Timur. Dipukul rata pokoknya semuanya.

Sebagai seorang guru, walau saya sangat membenci virus corona ini, tapi saya jadi belajar dua hal penting karenanya. Pertama, bagaimana cara bertahan hidup. Kedua, bagaimana cara saya untuk tetap menjadi seorang guru yang kreatif bagi peserta didik.

Soal mempertahankan hidup, ya saya harus bisa bertahan dengan uang yang ada. Untungnya, istri saya adalah orang yang peka. Dia sudah menyiapkan segalanya agar selama mengisolasi diri kami tidak kelaparan—dan mati. Iya, emang seram gaes.

Soal menjadi guru, untuk bisa tetap mengajar, saya harus memastikan dua hal dulu. Baterei HP dan laptop selalu full, dan ada koneksi internet.

Baca Juga:

Ketahuilah Wahai Mahasiswa, Kelas yang Sunyi Bikin Kami para Dosen Sakit Hati

Nagekeo, Surabaya Kedua di Pulau Flores

Di Flores, memang masih banyak daerah yang listriknya kadang hidup, kadang mati. Di beberapa desa malah ada yang belum ada listrik sama sekali. Iya, ini memang menyedihkan. Katanya kita kan sudah merdeka puluhan tahun. Tapi kebutuhan dasar seperti listrik saja, masih banyak yang belum punya.

Soal koneksi internet, di tempat saya tidak ada wifi, jadinya saya harus membeli paket data. Seringnya sih saya minta teman saya yang memang punya lebih banyak uang karena bekerja di perusahaan ternama di luar negeri.

Kalau dua-duanya sudah terpenuhi, barulah saya bisa mulai menjalankan tugas sebagai guru. Karena selama ada pandemi ini kegiatan belajar mengajar (KBM) dilakukan secara online, tugas saya adalah mengecek sekaligus mengedit tulisan yang masuk dari setiap peseta didik. Karena tidak semuanya mengerti menggunakan email, kadang saya juga harus mengecek grup WA, dan messenger.

Oiya yang jadi kendala dari belajar online ini adalah tidak semua anak punya HP. 80% murid saya adalah anak petani. Jadi ya tidak semuanya bisa beli HP sehingga mereka harus bergiliran. Selain itu, di sini juga sangat sulit menemukan jaringan. Kadang sehari bisa bagus, tapi berhari-hari kemudian buruk sekali. Jadinya ya memang guru yang dituntut untuk bisa mengakali segala kendala ini. Bagaimana caranya agar kegiatan belajar masih tetap bisa dilakukan.

Saya pikir keadaan seperti ini menyedihkan sekali. Padahal, Menteri Kominfo itu orang Flores. Namanya, Yth, Bapak Johnny G. Plate. Dan seharusnya kami orang Flores pantas sombong. Ya, walaupun sombongnya hanya di mulut doang.

Tapi keberdaan Pak Johnny G. Plate sebagai Menteri Kominfo ini kenyataannya tidak mengubah apa-apa di Flores. Listrik, jaringan, dan koneksi internet tetap sulit. Dan ini adalah fakta yang tidak bisa terbantahkan.

Coba saja Pak Johnny G. Plate ini merasakan jadi guru di Flores selama ada virus corona ini. Sinilah pak, pulang kampung sebentar. Tolong kami dicarikan solusi supaya bisa melakukan kegiatan belajar mengajar secara online kalau jaringannya saja tidak ada?

Bapak sebagai orang Flores harus ikut merasakan kerisauan saya dan guru-guru di sini. Karena hanya Bapaklah yang punya kekuasaan untuk menyelesaikan berbagai masalah terkait jaringan di sini. Bapak harus ingat, kalau anak-anak di Flores tidak bisa belajar karena tidak punya jaringan, bagaimana nanti nasib Flores di masa depan?

BACA JUGA Senangnya Jadi Orang Flores: Menjadi Terkenal Karena Tak Dikenal atau tulisan Bonefasius Zanda lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 13 November 2021 oleh

Tags: belajar onlineFloreskegiatan belajar mengajarvirus corona
Bonefasius Zanda

Bonefasius Zanda

ArtikelTerkait

ngeyel keluar rumah

Yang Harus Dilakukan Pemerintah biar Nggak Ada Lagi Orang yang Ngeyel Keluar Rumah

25 Maret 2020
Petugas Medis Boleh Dianggap Pahlawan, tapi Jangan Lupa Mereka Juga Korban

Petugas Medis Boleh Dianggap Pahlawan, tapi Jangan Lupa Mereka Juga Korban

22 Maret 2020
kampung vietnam

Bagus Sih Mau Dibangun RS Khusus Corona, Tapi Kok di Kampung Vietnam yang Horor?

6 Maret 2020
4 Alasan Seseorang Menanyakan Pekerjaan Orang Lain Saat Ngumpul

Arus Pulang Kampung di Tengah Covid-19: Mereka Bukan Pemudik, Mereka Pengungsi

27 Maret 2020
virus corona masker sampah kesehatan bekas pakai operasi masker mojok.co

Saya Tinggal di Depok, Khawatir Virus Corona, Tapi Saya Tidak Sebar Hoax dan Borong Masker

3 Maret 2020
rakyat kecil, kemiskinan, acara tv

Bodo Amat Soal Kebijakan, Rakyat Kecil Maunya Cuma Bisa Makan

7 April 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

16 Desember 2025
Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi (Unsplash)

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi: Menolong Ribuan Perantau, tapi Menyengsarakan Warga Sendiri

22 Desember 2025
Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

19 Desember 2025
Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

17 Desember 2025
Nggak Punya QRIS, Nenek Dituduh Nggak Mau Bayar Roti (Unsplash)

Rasanya Sangat Sedih ketika Nenek Saya Dituduh Nggak Mau Bayar Roti Terkenal karena Nggak Bisa Pakai QRIS

21 Desember 2025
Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal (Wikimedia)

Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal

21 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah
  • 10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua
  • Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik
  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa
  • Menguatkan Pembinaan Pencak Silat di Semarang, Karena Olahraga Ini Bisa Harumkan Indonesia di Kancah Internasional
  • Dianggap Aib Keluarga karena Jadi Sarjana Nganggur Selama 5 Tahun di Desa, padahal Sibuk Jadi Penulis

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.