Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Menjadi Pecinta Alam Tanpa Naik Turun Gunung

Mahmud Khabiebi oleh Mahmud Khabiebi
3 September 2019
A A
pecinta alam

pecinta alam

Share on FacebookShare on Twitter

Pernah lihat para “pecinta alam”. Itu loh yang kerjaannya naik turun gunung. Kelihatan keren dan pemberani ya. Melihat keindahan alam, naik ke gunung, pergi ke pantai, atau kemah di hutan sambil selfie cantik dengan smartphone flagship. Sungguh, mereka adalah contoh orang-orang kurang kerjaan, capek-capek naik gunung, begitu sampai puncak cuma selfie terus turun lagi.

Mungkin ada sebagian dari kalian yang iri dengan mereka para “pecinta alam”. Mungkin juga, ada salah seorang dari kalian yang pengen ikutan naik gunung, melihat samudera awan, dan mencapai puncak bareng pasangan.

Tapi apa daya, tidur aja masih sekamar sama emak, duit buat beli perlengkapan juga tak pernah ada. Jangankan buat beli perlengkapan naik gunung, internet saja masih sering minta tetering temen. Belum lagi kondisi badan yang tak sesuai untuk naik gunung. Lha wong jalan ke masjid yang cuma 75 meter saja ngos ngosan kok.

Saya juga kepengen sebenarnya. Menikmati keindahan alam, berada di hutan terus teriak sekerasnya biar kayak zafran di film 5 cm. Tapi, setelah melihat kondisi dompet, saya sadar kemana saya harus pergi ketika liburan. Yak benar, tak ada pilihan lain selain rebahan seharian di dalam kamar. Sambil nonton story WhatsApp dan Instagram temen yang foto berlatar samudera awan memegang tulisan “SUMBING 3357 Mdpl”. Duh, jadi makin ngiri aja sama para “pecinta alam”.

Tapi, tahukah kalian? Tahukah kalian definisi alam? Nih saya copy-kan dari kbbi online, alam adalah segala yang di langit dan bumi, alam adalah segala sesuatu yang termasuk lingkungan, alam adalah segala yang bukan buatan manusia. Dari definisi bisa diambil poin bahwa alam adalah segala sesuatu ciptaan tuhan yang ada di langit dan bumi.

Berdasarkan definisi, ternyata alam gak melulu soal gunung dan tempat tempat indah. Definisi alam yang saya comot dari kbbi online sama sekali tidak memuat kata indah ataupun instagramable.

Buat kalian yang senasib dengan saya, kita bisa kok cinta alam tanpa harus naik turun gunung. Kita coba dengan hal-hal kecil di sekitar yang bisa kita lakukan sehari-hari. Mencintai kamu misalnya.

Kita bisa coba dengan selalu menjaga kebersihan. Ketimbang naik gunung terus nyampah di sana, mending stay di sini bersihin lingkungan sekitar. Minimal bersihin lingkungan sekitar rebahan yang biasanya gak keurus. Lihatlah tempat kalian biasanya rebahan, ada bangkai cicak, kotoran tokek, dan beberapa pakaian yang tak pernah disetrika. Kolong dipan juga sebaiknya dibersihin, tengoklah debu yang sudah setebal buku paket fisika karya Marthen Kanginan itu.

Baca Juga:

Pekalongan (Masih) Darurat Sampah: Ketika Tumpukan Sampah di Pinggir Jalan Menyapa Saya Saat Pulang ke Kampung Halaman

Pikirkan Hal-hal Ini Sebelum Naik Gunung, Jangan FOMO dan Cuma Ikut-ikutan

Selanjutnya, kalian bisa ikut berpartisi pasi dalam upaya mengurangi polusi udara. Cara yang paling mudah adalah dengan naik kendaraan umum setiap berpergian dan jalan kaki ke warung yang jaraknya kurang dari 100 meter. Ngapain sih, cuma ke warung kok naik sepeda motor. Kecuali memang warungnya ada di luar kota. Itu sih silakan naik bus antar kota, monggo.

Banyak temenku para “pecinta alam” yang ngaku cinta alam tapi ke warung masih naik sepeda motor. Padahal setiap mengunggah foto di sosial media dia pamer udara segar pegunungan. Bagiku kalau mau udara kita segar, kita harus mengurangi polusi dan cara yang paling mudah ya jalan kaki.

Masih mau jadi pecinta alam? Kita bisa mulai dengan buang sampah pada tempatnya. Kalian pasti sering pas masuk kelas terus lihat laci meja. Ada tisu, bungkus jajan, sisa makanan, gelas bekas air mineral, kertas ulangan yang nilainya nol, dan lain sebagainya. Ironisnya, mereka yang ngaku “pecinta alam” tak ada yang mau sukarela ngebuang sampah tersebut. Ngapain juga ngebuang itu sampah, bukan di laci mejaku juga. Lagi pula, hari ini bukan jadwalku piket kelas.

Haissh taik. Jauh jauh ke gunung kok masih gitu gitu aja. Gak ada peningkatan. Masih mending tetanggaku, malam suro ke gunung lawu, pas pulang sampai di rumah udah ada panggilan kerja dari perusahaan sekitar. Setidaknya ada perubahan yang terjadi setelah naik gunung. Jangan hanya naik gunung biar dicap “pecinta alam”.

Buat yang belum pernah naik gunung tak perlu berkecil hati. Tak perlu minder dengan mereka yang tiap weekend muncak. Kalau hanya pengen jadi pecinta alam kita bisa memulainya di lingkungan sekitar karena wujud paling dasar dari cinta adalah keinginan untuk terus menjaga. (*)

BACA JUGA Menjadikan Orang Hilang Sebagai Strategi Marketing: Kreativitas yang Kebablasan atau tulisan Mahmud Khabiebi lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 3 September 2019 oleh

Tags: anak mudbuang sampahnaik gunungpecinta alan
Mahmud Khabiebi

Mahmud Khabiebi

Sedang mengerjakan skripsi sastra Jepang

ArtikelTerkait

naik gunung

Naik Gunung, Jangan Pernah Melucu Dengan Melupakan Standar Keselamatan Pendakian

12 Juli 2019
gunung di bandung mojok.co

Rekomendasi 3 Gunung di Bandung yang Bisa Didaki Pemula

23 Maret 2022
Mitos Pendakian Gunung yang Masih Dipercaya hingga Saat Ini dan Berhasil Saya Patahkan

Mitos Pendakian Gunung yang Masih Dipercaya hingga Saat Ini dan Berhasil Saya Patahkan

30 Desember 2023
8 Rekomendasi Film yang Wajib Ditonton para Pencinta Gunung

Stop Menjelaskan Sensasi Naik Gunung pada Mereka yang Skeptis

2 Desember 2019
naik gunung

Plis deh, Jangan Bawa-bawa Kebiasaan di Aspal ke Gunung

25 Juni 2019
Sampah Plastik Gencar Dibicarakan, Sampah Elektronik Dilupakan padahal Tak Kalah Membahayakan

Sampah Plastik Gencar Dibicarakan, Sampah Elektronik Dilupakan padahal Tak Kalah Membahayakan

13 Juni 2024
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

24 Desember 2025
Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

26 Desember 2025
Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

22 Desember 2025
Penjelasan Ending Film The Great Flood buat Kamu yang Masih Mikir Keras Ini Sebenarnya Film Apa

Penjelasan Ending Film The Great Flood buat Kamu yang Masih Mikir Keras Ini Sebenarnya Film Apa

28 Desember 2025
Panduan Bertahan Hidup Warga Lokal Jogja agar Tetap Waras dari Invasi 7 Juta Wisatawan

Panduan Bertahan Hidup Warga Lokal Jogja agar Tetap Waras dari Invasi 7 Juta Wisatawan

27 Desember 2025
Pekalongan (Masih) Darurat Sampah: Ketika Tumpukan Sampah di Pinggir Jalan Menyapa Saya Saat Pulang ke Kampung Halaman

Pekalongan (Masih) Darurat Sampah: Ketika Tumpukan Sampah di Pinggir Jalan Menyapa Saya Saat Pulang ke Kampung Halaman

28 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.