Menjadi Dewasa berkat Suzuki Carry Bagong

suzuki carry suzuki karimun city car mojok

suzuki karimun city car mojok

Berawal dari membaca beberapa artikel di Mojok yang ngerasani motor Suzuki, saya jadi teringat dengan kendaraan saya sendiri yang juga produk Suzuki. Hanya saja yang saya openi bukan motor, tapi mobil. Pada September 2019 saya memutuskan untuk membeli mobil second bermerk Suzuki Carry 1.0 kelahiran 1986 atau yang lebih sering dikenal dengan nama Carry Bagong. Entah dari mana julukan Carry Bagong itu didapat, tapi menurut analisis saya sementara, julukan tersebut didapat dari lampu depan yang berbentuk bulat-bulat sehingga terkesan seperti mata Bagong yakni salah satu tokoh dalam kisah pewayangan.

Suzuki Carry tersebut saya beli seharga motor bekas, cuma 9.8 juta. Dengan kondisi mesin waras, bodi boleng-boleng banyak yang keropos serta pajak telat kurang lebih selama empat tahun. Tentu banyak PR yang harus dikerjakan dengan membeli mobil tersebut. Tapi, karena jatuh cinta pada pandangan pertama dengan si bagong ini. Tanpa pikir panjang saya cek unit malam Jum’at habis maghrib kemudian saya bayar malam itu juga habis isya’.

Untuk pemuda seumuran saya, bentuk Suzuki Carry tersebut sebenarnya sangat tidak direkomendasikan mengingat sangat jauh dari kesan gaul, nggak ada kap depannya, kaca depan yang pendek serta tidak ada AC-nya. Tapi kalau soal mesin, jempol empat saya acungkan untuk mobil ini. Bagaimana tidak, Suzuki Carry yang sudah berumur 31 tahun tersebut masih bisa dikemudikan dengan indah, mesin masih lumayan alus, nggak ngebul, tarikannya enteng.

Knalpot sengaja saya ganti dengan knalpot racing bermerk Omega biar suaranya menggelegar. Bahkan saya pernah terlena dengan suara knalpot saya sendiri, karena suaranya yang enak buat kebut-kebutan, saya injak gas mobil tersebut dalam-dalam. Saya lupa kalo selain mesin, kaki-kaki juga sangat penting dalam mengatur keseimbangan mobil. Saya hampir celaka karena keteledoran saya tersebut. Jadi ceritanya pas ngebut setir mobil saya anteng tapi bannya belok ke kiri sendiri. Hampir menabrak pembatas jalan, setir saya banting ke kanan terus oleng, untung saja dari arah berlawanan hanya segelintir motor yang melaju dan mereka bisa menghindari.

Di sisi lain, bodi mobil ini juga 100 persen terbuat dari plat besi, sampai ke bumper-bumper tidak ada yang memakai bahan fiber. Pernah sekali saya mau parkir di garasi rumah dengan posisi bodi depan mobil menghadap ke jalan. Pada waktu itu malam hari saya sendirian, kebetulan tongkat transmisi sedang rewel nggak mau masuk gigi mundur. Akhirnya saya turun mobil saya dorong mundur sendiri tanpa ada yang mengemudikan.

Oleh karena tidak ada yang duduk di kemudi, mobil tersebut bablas nabrak tembok garasi yang berada di belakang bodi mobil, kalau bahasa jawanya ngunduri tembok. Ajaibnya, bodi mobil yang menabrak tembok sedikit pun tidak ada yang penyok, malah temboknya yang cuil. Saya rasa ini suatu anomali tersendiri, harusnya bodynya yang kalah bukan temboknya.

Seperti yang sudah sedikit saya singgung di paragraf sebelumnya, minusnya Suzuki Carry bagong ini hanya terletak pada kaki-kaki sama bodinya yang keropos. Hal tersebut masih bisa dimaklumi mengingat umur mobil yang terbilang sudah tua. Untuk perawatan mesin sangat mudah, sparepart melimpah dan murah. Kalau kata teman sesama pemakai Carry bagong, ngopeni Carry itu semudah ngopeni motor Honda Astrea Grand.

Saat ini saya sudah habis kurang lebih tujuh juta untuk meragati mobil ini, mulai dari bayar pajak serta dendanya, servis mesin ringan, servis kaki-kaki dan tidak lupa nambal bodi yang keropos sedikit demi sedikit. Tentu masih banyak dana yang diperlukan sampai mobil ini benar-benar cantik luar dalam. Kalau kata senior-senior yang lebih dulu terjun di dunia mobil tua, Pada akhirnya biaya ragate luwih akeh tinimbang tukune.”

Segi positif yang saya dapatkan dari ngopeni Suzuki Carry Bagong yakni saya lebih bijaksana dalam mengendarai mobil. Saya menjadi pribadi yang lebih sabar. Yang dulunya saya suka nyetir mobil kebut-kebutan, sekarang tidak pernah kebut-kebutan lagi. Dan masih banyak lagi hikmah yang bisa dipetik dengan ngopeni mobil tua. Cobain deh!

BACA JUGA Suzuki Satria, Legenda Penghancur Hubungan Orang Lain

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.
Exit mobile version