Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Marilah Kita (Memaksa Diri) Menikmati Kemacetan Jogja dengan Elegan

Aliawan Ghozali Isnaen oleh Aliawan Ghozali Isnaen
6 November 2023
A A
Jalan Kusumanegara Wujud Ruwetnya Jalanan Jogja (Unsplash)

Jalan Kusumanegara Wujud Ruwetnya Jalanan Jogja (Unsplash)

Share on FacebookShare on Twitter

Tentram, nyaman, dan tidak terlalu ramai adalah hal yang melekat dengan Jogja. Selain itu, Jogja juga sering dicap sebagai salah satu kota yang cocok untuk slow living (bagi mereka yang hidup di kota industri). Apalagi ditambah konten-konten TikTok yang meromantisasi betapa indahnya hidup di Jogja, seakan menambah keinginan orang-orang kota industri untuk pindah ke Kota Istimewa ini.

Namun, apakah semua anggapan itu benar adanya?

Kini, Jogja perlahan mulai menuju kota yang padat penduduk. Ambil contoh dari mahasiswa perantauan, akan lebih banyak mahasiswa yang masuk ke Jogja untuk kuliah daripada mahasiswa yang telah lulus dan kembali ke kota asal. Tak ayal jika kini jalanan-jalanan di kota ini sudah mulai menjadi ajang gladiator.

Kemacetan kini mulai akrab dengan beberapa jalanan Jogja. Meskipun tidak separah seperti kota besar layaknya Jakarta dan Surabaya, tetapi kemacetannya cukup untuk membuat naik darah pengendara. Maklum kami terbiasa (mengaku) hidup santai.

Buat kamu yang denial dengan Jogja yang penuh macet, boleh coba lewat ke perempatan Ringroad Concat atau ke lampu merah Gramedia sampai ke Kridosono. Jalan Affandi depan Pasar Demangan dari arah utara juga termasuk ke dalam list jalanan yang chaos. Sebenarnya masih banyak lagi tapi saya hanya menyebutkan jalanan macet yang sering saya lewati.

Kemacetan Jogja yang ya ampuuun

Sebagai mahasiswa yang kini tengah magang di salah satu instansi di daerah Kotabaru, saya benar-benar merasakan bagaimana parahnya kemacetan di kota ini. Ditambah jarak rumah yang jauh dari Sanden ke Kotabaru, kadang di dalam kemacetan membuat saya naik pitam. Emosi sering meninggi jika tiba-tiba ada yang main nyelonong ambil jalan. Namun, sekarang saya mencoba untuk mengambil hal lain dari macetnya Jogja daripada marah-marah nggak jelas.

Mencoba menikmati dan tertawa saat macet adalah cara saya agar tidak mudah marah. Toh kita ini juga pembuat macetnya jadi kenapa harus marah-marah kalau kena macet? Itu yang ada di pikiran saya setelah berkontemplasi di atas Vario. Kadang yang membuat kita lebih capek sehabis pulang kerja atau kuliah adalah marah-marah di jalan. Maka dari itu, mari kita nikmati kemacetan dengan berbagai hal yang menyenangkan.

Hal pertama yang perlu dilakukan untuk menikmati kemacetan adalah dengan menyadari bahwa tak apa-apa kejebak macet. Toh macetnya Jogja juga nggak membuat kita telat berjam-jam lamanya. Di Jogja, kalau kamu terlambat berangkat 5 menit, nggak membuat kamu bisa telat sampai 2 jam kok. Saat lihat jalanan macet di depan mata, langsung ungkapkan dalam hati kalau kejebak macet itu it’s okay nggak jadi masalah, intinya kita juga bakalan tetap sampai rumah kok.

Baca Juga:

Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

Jangan melihat macet sebagai jebakan neraka yang siap menerkam. Akan tetapi, lihatlah macet sebagai ajang biar motormu bisa istirahat bentar karena biasanya diajak ngebut terus. Kan ibarat manusia ya kadang lari kadang juga jalan begitu juga dengan motor. Apalagi yang jarang servis motor. Soalnya motor yang sering dipacu kecepatan tinggi lebih mudah untuk overheating. Jadi sudah tahu kan ada manfaatnya juga macet?

Ingat hadist

Di jalanan pasti ada yang main nyelonong ambil jalan kita. Pasti bikin kamu naik darah dong? Soalnya kamu harus rem mendadak gara-gara ada yang nyelonong. Apalagi ada mobil yang berhenti di lampu merah sebelah kiri padahal jelas-jelas ada tulisan “Kiri Jalan Terus”. Nah sebenarnya itu hal bagus buat kita melatih kesabaran. Ingat bagi yang muslim, banyak hadist-hadist yang membicarakan soal kesabaran. Kalau kamu belum tahu tentang hadist yang berbicara soal kesabaran, berikut saya berikan satu contoh.

“Tidaklah seorang muslim mendapatkan kelelahan, sakit, kecemasan, kesedihan, marabahaya, dan juga kesusahan, hingga duri yang menusuknya, melainkan Allah akan menghapuskan dosa-dosanya dengan hal tersebut” (HR Bukhari dan Muslim)

Benar kan kalau orang yang sabar itu akan dihapuskan dosa-dosanya karena kesabarannya. Jadi sering-seringlah mencari kemacetan di Jogja agar kamu bisa belajar soal bersabar. Karena tingkah orang-orang dalam berkendara saat macet itu unik-unik, seperti contoh ada yang tiba-tiba rem mendadak padahal nggak ada apa-apa. Hal tersebut bisa kamu jadikan ladang belajar sabar.

Lagi buat yang muslim, kita bisa memperbanyak selawat kepada Nabi Muhammad SAW saat di kemacetan. Kadang kita pasti bingung mau ngapain pas jalanan macet biar nggak marah-marah, nah salah satu caranya yaitu perbanyak selawat. Toh kalau saya (saya lho ya), jarang baca selawat di rumah jadi ya momentumnya saya gunakan pas lagi macet jalanan. Daripada marah-marah lihat ibu-ibu sein kiri tapi belok kanan kan?

Kemacetan juga bisa jadi ajang belajar nyanyi

Ingin menjadi musisi atau penyanyi solois? Selain berlatih di kamar mandi kalian bisa melatihnya di jalanan macet lho. Tapi ya, jangan sampai teriak-teriak nanti disangkain gila sama pengendara lain. Saat berjuang lolos dari kemacetan, sebenarnya sudah cukup buat latihan menghapalkan lirik lagu. Bernyanyi di jalan sambil naik motor kan salah satu kesukaan orang-orang Indonesia, jadi kalau lagi macet kamu bisa nyanyi lebih banyak lagu.

Saya mengubah mindset menyukai macet karena saya bisa menyanyikan lagu dari band andalan yaitu Majelis Lidah Berduri meski pelan-pelan. Yang penting saya bisa nyanyi lagu Melbi agak banyak daripada pas jalanan lancar.

Selain Melbi, tembang dari Bob Marley juga menjadi alternatif. ‘Three Little Birds’ selalu mengingatkan bahwa semuanya akan baik-baik saja. Begitu pun saat lagi macet, semua akan baik-baik saja intinya kita bisa pulang dengan selamat (ya meskipun agak telat). Coba deh kalian nyanyi-nyanyi pas macet pasti perasaan akan lebih tenang dan biasa aja,

Selalu ingat untuk jangan menjadi pemarah saat ada kemacetan di Jogja. Tetap tunjukkan bahwa kita masyarakat yang santai dan serbapelan. Tidak usah marah gara-gara macetnya Jogja sekarang, toh kita ini penyebabnya. Nikmati saja Jogja dengan romantisasi kemacetannya.

Nah, ini baru denial dengan gaya.

Penulis: Aliawan Ghozali Isnaen
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Mati Tua di Jalanan Yogyakarta

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 6 November 2023 oleh

Tags: concatdenialjalan affandiJogjaKemacetan
Aliawan Ghozali Isnaen

Aliawan Ghozali Isnaen

Sosok yang sering mengaku cinta menulis tapi jarang menulis. Masih menimba ilmu di UNY.

ArtikelTerkait

Efek Negatif Penertiban Street Coffee Kotabaru Jogja yang Pemerintah Mungkin Tidak Sadari

Jika Saya Jadi Wali Kota Jogja, Street Coffee Kotabaru Tidak Akan Digusur Begitu Saja

10 Maret 2025
Kepala Manyung Bu Fat, Kuliner Pedas Semarang yang Wajib Dicoba

Maaf-maaf Saja, bagi Saya, Semarang Lebih Superior ketimbang Jogja dan Bandung

24 Juni 2023
Kalau Mau Liburan Murah di Jogja, Jangan Bawa Kamera Mahal ala Fotografer Pro! Terminal Mojok.co

Kalau Mau Liburan Murah di Jogja, Jangan Bawa Kamera Mahal ala Fotografer Pro!

15 Maret 2022
pakaian gombor tren hip hop hardcore jogja 2013-2016 mojok.co

Remaja Jogja 2013-2016 Pernah Mengidolakan Gaya Pakaian Gombor-gombor

12 Juni 2020
Jalan Raya Ambarawa-Magelang, Jalan Penghubung Demak-Jogja yang Diam-diam Mematikan. Kalau Siang Indah, tapi kalau Malam, Beda Cerita

Jalan Raya Ambarawa-Magelang, Jalan Penghubung Demak-Jogja yang Diam-diam Mematikan. Kalau Siang Indah, tapi kalau Malam, Beda Cerita

3 Juli 2024
3 Manfaat Papan Reklame di Jogja Selain sebagai Media Promosi

3 Manfaat Papan Reklame di Jogja Selain sebagai Media Promosi

30 Agustus 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Garut Bukan Cuma Dodol, tapi Juga Tempat Pelarian Hati dan Ruang Terbaik untuk Menyendiri

Garut Itu Luas, Malu Sama Julukan Swiss Van Java kalau Hotel Cuma Numpuk di Cipanas

23 Desember 2025
Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan Mojok.co

Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan 

23 Desember 2025
Nggak Punya QRIS, Nenek Dituduh Nggak Mau Bayar Roti (Unsplash)

Rasanya Sangat Sedih ketika Nenek Saya Dituduh Nggak Mau Bayar Roti Terkenal karena Nggak Bisa Pakai QRIS

21 Desember 2025
Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

20 Desember 2025
Daihatsu Gran Max, Si "Alphard Jawa" yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan Mojok.co

Daihatsu Gran Max, Si “Alphard Jawa” yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan

25 Desember 2025
Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi (Unsplash)

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi: Menolong Ribuan Perantau, tapi Menyengsarakan Warga Sendiri

22 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.