Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Featured

Kasta Gorengan Diurutkan dari yang Tertinggi sampai Terendah

Riyanto oleh Riyanto
20 Juni 2020
A A
kasta gorengan risol mendoan pisang goreng tempe goreng bakwan mojok.co

kasta gorengan risol mendoan pisang goreng tempe goreng bakwan mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Kalau ada makanan pemersatu bangsa, gorengan adalah jawabannya. Siapa saja bakal suka. Bahkan kaum diet sekalipun tetep bakal memimpikan gorengan dalam tidurnya. Iya, semengerikan itu godaan makanan ini. Makan berat tanpa yang lauk satu ini pasti rasanya ada aja yang kurang.

Coba saja pergi ke warmindo, beli nasi telur, kemudian sebisa mungkin nggak ngambil gorengan. Nggak bakal bisa, kecuali duit emang lagi ngepas banget. Gorengan adalah godaan tersendiri, terlepas dari keajaiban harganya yang dua ribu dapet tiga, tetapi kalo beli satu harganya seribu.

Sebenarnya saya ingin memberi saran kepada seluruh penjual gorengan agar mengubah sistem harganya yang dua ribu dapat tiga dan seribu dapat satu. Mending dipukul rata aja harganya 700 perak per buah. Biar orang males kalo beli hanya satu dan pingin borong karena terkesan murah. Lagian kalo harganya dua ribu dapet tiga dan seribu dapat satu, kalo beli empat gorengan harganya jadi berapa? Tiga ribu atau empat ribu? Asli, bikin bingung.

Oke, lupakan sejenak masalah harga. Selain banyak disukai, ternyata ada beberapa gorengan yang kasta atau harkat martabatnya lebih tinggi daripada yang lain. Juga, kasta ini akan menjadi penentu gorengan mana yang lebih cepet abis dibandingkan gorengan lainnya.

Kasta tertinggi: risol

Sebagai salah satu keluarga gorengan, risole menduduki kasta tertinggi. Selain harganya yang jauh lebih mahal, bahan-bahannya juga terlihat elit. Lihat saja bagaimana tepung roti yang menyelimuti dirinya dan memberikan sensasi luar biasa saat memakannya. Belum lagi isi di dalamnya yang macem-macem dan kadang ada mayonesnya juga. Saat gorengan-gorengan lain perlu bumbu tambahan seperti sambel kecap, risole sudah mengandung mayones di dalamnya.

Hebatnya lagi, hanya gorengan ini yang sudah sepaket sama cabe ijo di kemasannya. Dan iya, ada kemasannya meski sekadar plastik bening. Saat gorengan lain diwadahi kantong kresek, gorengan satu ini harus tampil beda dengan wadah yang berbeda pula.

Juga, jangan harap kita bisa dapet risol kalo kita terlambat datang ke tempat gorengan, karena pasti sudah habis diborong orang lain. Lihatlah seberapa besar animo masyarakat terhadap gorengan yang satu ini. Pun kalo gorengan ini ada di meja hidangan bersama gorengan-gorengan lain, sudah tentu risol akan lenyap terlebih dahulu.

kasta tertinggi kedua namun penuh kontroversi: mendoan

Masyarakat negeri ini sering salah kaprah menyebut mendoan sebagai tempe goreng biasa. Syarat untuk menjadi mendoan adalah harus digoreng setengah mateng. Ada kata kunci “mendo” yang berarti setengah mateng atau lembek menurut bahasa Banyumas. Juga, sangat jarang mendoan dijumpai di penjual-penjual gorengan biasa. Penjual mendoan ada gerainya sendiri dan punya banyak peminatnya karena sensasi makan tempe berselimut tepung yang digoreng setengah mateng memang tidak tertahankan.

Baca Juga:

10 Makanan yang Sering Bikin Salah Paham karena Namanya

3 Dosa Penjual Mendoan yang Bikin Warga Lokal Banyumas Marah

Banyak yang kemudian minta mendoan digoreng kering sesungguhnya adalah penistaan. Haram hukumnya menggoreng kering mendoan karena begitu level kematangannya sedikit saja di atas mendo tadi, sudah bukan mendoan lagi rasanya. Sudah menjadi tempe goreng biasa dan kehilangan cita rasa sejatinya.

Kasta ketiga dan sumber kontroversi mendoan: tempe goreng 

Ini dia sodara deket mendoan. Tempe goreng. Sebenernya hampir mirip, hanya saja tempe goreng digoreng lebih garing dan dengan potongan yang kecil-kecil, beda dengan mendoan yang tempenya dipotong gede-gede atau malah nggak dipotong sama sekali. Kalo mendoan memiliki gerainya tersendiri, tempe goreng bisa tersaji hampir di semua penjual gorengan.

Tempe goreng adalah primadona di antara penjual gorengan. Sementara risol adalah gorengan elit yang diproduksi terbatas dan mendoan memiliki gerainya sendiri, tempe goreng adalah produk yang bisa diproduksi dengan cepat selama penjual gorengannya masih buka. Tempe goreng menjadi gorengan yang akan cepat habis jika disajikan di meja, pun bisa dijadikan lauk makan yang menambah selera.

Dimakan polosan gitu aja enak. Dimakan pake cabe ijo lebih enak lagi. Dicocol sambel kecap menjadi sangat eksotis. Bahkan dicuil-cuil dan ditaburkan ke sajian mi instan rebus pun menambah dahsyat rasa dari mi instan itu.

Kasta keempat dan penuh kejutan: tahu isi

Tahu isi menjadi saingan besar tempe goreng untuk urusan cepet-cepetan abis di meja, tetapi tempe goreng lebih cepat habis karena memang renyah dan makannya cepet. Tahu isi, yang notabennya memiliki isi, menjadi makanan yang lebih berat dan cepat mengenyangkan perut. Maka dari itu untuk urusan cepet habis, gorengan yang satu ini jelas kalah dari tempe goreng.

Tahu isi sangat digemari karena kita yang makan pasti bertanya-tanya isi di dalamnya bakal apa. Ada yang niat dengan ngisi campuran irisan wortel, kubis, sama kecambah. Ada yang lebih hemat ngisi irisan kubis. Ada yang lebih pelit hanya ngisi kecambah. Bahkan ada yang keterlaluan pelit nggak ngasih isi sama sekali. Kan mengecewakan. Kita sudah berekspektasi tinggi, eh nggak ada apa-apa di dalemnya.

Malahan, saya pernah menemukan tahu isi yang isinya bihun. Bayangkan! Bihun! Manusia kejam siapa yang tega memasukan bihun ke dalam tahu isi? Kayaknya setau saya tahu isi itu isinya ya sayuran. Lah bihun kan bukan sayuran sama sekali.

Kasta kelima namun bersifat anomali: pisang goreng

Pisang goreng sungguh merupakan gorengan yang tidak kehilangan jati dirinya setelah digoreng, yaitu pisang. Saat tempe goreng haruslah digoreng untuk dinikmati, maka pisang bisa dinikmati tanpa harus digoreng dulu. Biasanya sesuatu yang sudah enak dan diolah menjadi gorengan akan kehilangan rasa pokok dari aslinya. Sebut saja indomie goreng yang beneran digoreng—maksudnya direbus, dijadiin bulet-bulet gitu baru digoreng—sudah kehilangan jati dirinya.

Pisang goreng tetap berasa pisang, dan tepung yang menyelimutinya juga automanis dan berasa pisang. Pokoknya meski penjual agak kurang ajar dengan ngasih sedikit banget pisang dan tepungnya banyak banget, rasa tepungnya tetep enak dan kayak ada pisang-pisangnya gitu.

Sayangnya meski kastanya nggak serendah daftar gorengan di bawah ini nanti, untuk urusan cepet-cepetan habis, pisang goreng bakal lama banget abisnya. Kalo ada sekumpulan gorenan di meja, sudah tentu pisang goreng yang akan terakhir disentuh. Barangkali karena rasanya manis dan nggak cocok dimakan sama cabe ato dicocol sambel kecap. Atau barangkali yang lebih masuk akal, karena makan pisang goreng itu bikin cepet kenyang.

Kasta terendah: bakwan

Gimana nggak mau jadi kasta paling rendah, wong gorengan ini cuma tepung digoreng. Mending kalo penjualnya niat nyampur sayur-sayuran di dalamnya, lah kalo tepung doang, kan nyebelin. Tapi anehnya meski gorengan ini nggak ada harkat martabatnya sama sekali, kalo dia disajiin di meja, kecepatan habisnya jauh lebih tinggi daripada pisang goreng.

Sumber gambar: Wikimedia Commons

BACA JUGA Gorengan Tidak Selalu Berbahaya untuk Kesehatan dan tulisan Riyanto lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 20 Juni 2020 oleh

Tags: gorenganMakanan
Riyanto

Riyanto

Juru ketik di beberapa media. Orang yang susah tidur.

ArtikelTerkait

5 Rekomendasi Menu Warteg Populer buat Vegetarian Terminal Mojok

5 Rekomendasi Menu Warteg Populer buat Vegetarian

12 November 2022
Bakwan Superindo, Bakwan Terenak yang Pernah Saya Makan

Bakwan Superindo, Bakwan Terenak yang Pernah Saya Makan

1 Oktober 2023

Porsi Soto di Jawa Sedikit Bukan Berarti Orang Jawa Pelit, Simak 4 Alasan Ini!

12 September 2021
5 Rekomendasi Menu Warteg Populer buat Vegetarian Terminal Mojok

3 Makanan Red Flag dan Sebaiknya Dihindari di Warteg karena Nggak Dijaga Kebersihannya

3 Juli 2023
peyek mojok.co

Wawancara dengan Peyek, Remahan yang Dipinggirkan namun Sadar Diri

22 Juni 2020
Alergi Makanan Bukan Masalah Sepele, Pebisnis Kuliner Harus Mulai Paham Isu Gawat Ini! rekomendasi susu alfamart

Alergi Makanan Bukan Masalah Sepele, Pebisnis Kuliner Harus Mulai Paham Isu Gawat Ini!

5 Agustus 2023
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

29 November 2025
Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

3 Desember 2025
Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

2 Desember 2025
4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang Mojok.co

4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang

3 Desember 2025
Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

2 Desember 2025
3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall Mojok.co

3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall

5 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.