Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Mengumpulkan Tipe-tipe Orang yang Makan Cilok

Muhammad Ridwansyah oleh Muhammad Ridwansyah
29 Desember 2020
A A
Mengumpulkan Tipe-tipe Orang yang Makan Cilok Terminal Mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Seorang teman yang suka membaca tulisan-tulisan saya di Terminal Mojok bertanya melalui WhatsApp, “A, kenapa tukang cilok ada di mana-mana, ya? Apakah jualan cilok itu menjanjikan?” Pertanyaan ini cukup menarik. Dan kebetulan, saya belum pernah membahasnya. Adapun, dulu saya pernah menulis tentang cilok, tetapi lebih kepada membandingkannya dengan cimol, cireng isi, dan cilung.

Saya kemudian menjelaskan kepadanya. Pertama, tukang cilok ada di mana-mana karena ia sadar bahwa dagangannya disukai oleh anak kecil, remaja, hingga orang tua. Entah laki-laki maupun perempuan. Kedua, ekspansi pasarnya luas. Maksudnya, ia bisa berjualan di sekitar sekolah, kampus, hingga pabrik. Dua alasan ini saja masuk akal.

Lantas, apakah berjualan cilok menjanjikan? Oh, tentu. Usaha cilok itu berbasis kuantitas. Meski nggak mendapatkan untung besar, jika dalam sehari dagangannya habis, keuntungan yang didapat akan lumayan. Lagi pula, modal untuk membuat cilok nggak begitu besar. Hanya membeli bahan-bahan seperti tepung, terigu, aci, bawang putih, garam, dan kaldu ayam. Urusan beli atau sewa gerobak yaaa beda lagi.

Nah, pertanyaan dari teman saya, saya pikir cukup di situ saja. Namun, ia bertanya lagi, “A, apa benar orang yang makan cilok dibagi jadi dua kubu? Katanya, ada tim yang makan cilok ditusuk di dalam plastik dan ada juga tim yang digigit di ujung plastiknya?” Membaca pertanyaannya, saya sangat kesal. Saya jawab saja sekalian, “Justru, bukan ada dua kubu, tapi ada empat kubu dan saya bisa jelaskan beserta tipe-tipe orangnya!”

#1 Ditusuk di dalam plastik

Style makan cilok semacam ini populer di kalangan orang-orang yang tinggal di kompleks perumahan. Saya salah satu contohnya. Alasan saya makan cilok dengan cara ini untuk mengantisipasi agar mulut dan tangan saya nggak lengket-lengket gimana gitu lantaran terkena kecap.

Coba bandingkan deh sama orang-orang yang makan cilok digigit di ujung plastiknya. Kadang-kadang kalau plastiknya ditekan-tekan, eh pas menekannya nggak pakai perasaan, bumbu kecap sering belepotan di mulut dan juga tangannya. Jadi, kami yang makan cilok dengan cara ditusuk dalam plastik ini tipe orang yang peduli akan kebersihan. Kebanyakan perempuan juga menggunakan cara ini.

#2 Ditusuk langsung tanpa plastik

Cara ini merupakan cara yang biasa dilakukan sama anak-anak kecil di kampung. Mereka biasanya hanya membeli satu atau dua butir cilok, lalu dioles kecap saja. Namun, cara ini digunakan juga oleh orang-orang dewasa, terutama cowok-cowok yang langsung makan di tempat tukang ciloknya. Sambil main ponsel, mereka sering bilang, “Mang, cik hiji!” Tipe orang dewasa yang makan cilok dengan cara ini biasanya sudah akrab sama tukang ciloknya. Mereka juga sering sombong, “Lebih enak ditusuk langsung tanpa plastik daripada pakai plastik dan digigit di ujung plastiknya!”

#3 Ditaruh di mangkuk

Cara ini lahir karena pertama, ingin saus dan kecapnya bisa betul-betul bercampur dengan baik. Pasalnya, sebagai tim makan cilok ditusuk di dalam plastik, saya sadar bahwa kadang lebih terasa saus daripada kecap lantaran keduanya nggak tercampur rata. Penyebabnya ialah plastiknya panas. Kedua, mereka yang makan cilok dengan cara ini biasanya ingin membelah ciloknya sehingga akan mudah ketika dikunyah di mulut. Kalau saya perhatikan, tipe orang yang makan cilok dengan cara ini ribet, sih. Biasanya cara ini populer di kalangan teteh-teteh yang sudah berumah tangga.

Baca Juga:

4 Kasta Tertinggi Varian Rasa Brownies Amanda yang Nggak Bikin Kecewa

4 Dosa Penjual Gorengan yang Bikin Pembeli Kapok dan Trauma

#4 Digigit di ujung plastiknya

Setelah saya perhatikan, orang-orang yang makan cilok dengan cara ini adalah kalangan remaja. Dan kebanyakan cowok-cowok yang melakukannya. Tipe orang yang menggunakan cara ini biasanya ingin lebih simpel saja. Alasan mereka membeli cilok juga biar enak merokok, katanya. Mahasiswa di sekitaran kampus UIN Bandung banyak yang kayak gini, nih.

Saya sih kadang heran dengan orang yang makan cilok dengan cara ini. Pertama, tangan mereka sudah pasti kena kecap walau sedikit, sehingga lengket kan. Kedua, kayak anak-anak SD. Nggak eksentrik! Tapi yaaa gimana lagi, itulah tipe-tipe orang yang makan cilok.

Mana tim makan cilok ditusuk langsung di dalam plastiknya? Eh.

BACA JUGA 5 Rekomendasi Kaos Polos buat Cowok biar Nggak Pakai Warna Hitam dan Putih Doang! dan tulisan Muhammad Ridwansyah lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 28 Desember 2020 oleh

Tags: camilancilok
Muhammad Ridwansyah

Muhammad Ridwansyah

Founder penulis Garut. Penulis bisa disapa lewat akun Twitter dan Instagram @aaridwan16.

ArtikelTerkait

gorengan

Kelakuan Para Pembeli Gorengan: Lain yang Dipegang, Lain Pula yang Dibeli

29 Agustus 2019
4 Rekomendasi Camilan Manis di Indomaret yang Jarang Dilirik

4 Rekomendasi Camilan Manis di Indomaret yang Jarang Dilirik

9 April 2023
Varian Olahan Singkong Berikut Patut Kamu Coba biar Nggak Bosan Terminal Mojok

Varian Olahan Singkong Berikut Patut Kamu Coba biar Nggak Bosan

20 Februari 2021
Jadi Dessert Terenak di Dunia, Ini 8 Varian Pisang Goreng yang Wajib Dicoba Turis Asing

Jadi Dessert Terenak di Dunia, Ini 8 Varian Pisang Goreng yang Wajib Dicoba Turis Asing

18 Februari 2023
3 Dosa Penjual Mendoan yang Bikin Warga Lokal Banyumas Marah Mojok,co

3 Dosa Penjual Mendoan yang Bikin Warga Lokal Banyumas Marah

14 Agustus 2025
4 Dosa Penjual Gorengan yang Bikin Orang Kapok dan Trauma Mojok.co

4 Dosa Penjual Gorengan yang Bikin Pembeli Kapok dan Trauma

8 Desember 2025
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Selo, Jalur Favorit Saya untuk Pulang ke Magelang dari Solo Mojok.co

Selo, Jalur Favorit Saya untuk Pulang ke Magelang dari Solo

14 Desember 2025
UNU Purwokerto, Kampus Swasta yang Sudah Berdiri Lumayan Lama, tapi Masih Nggak Terkenal

UNU Purwokerto, Kampus Swasta yang Sudah Berdiri Lumayan Lama, tapi Masih Nggak Terkenal

15 Desember 2025
Ruang Merokok Changi Airport Singapura Membuatnya Menang dari Soekarno-Hatta dan Bandara-bandara Lain yang Pernah Saya Sambangi Mojok

Ruang Merokok Changi Airport Singapura Adalah yang Terbaik Dibandingkan Soekarno-Hatta dan Bandara-bandara Lain yang Pernah Saya Sambangi

10 Desember 2025
Lontong Kupang Tidak Cocok untuk Lidah Saya yang Terlampau Agraris

Lontong Kupang Tidak Cocok untuk Lidah Saya yang Terlampau Agraris

10 Desember 2025
Saya Bangga Setengah Mati Lahir dan Besar di Kebumen (Unsplash)

Dulu Malu Bilang Orang Kebumen, Sekarang Malah Bangga: Transformasi Kota yang Bikin Kaget

10 Desember 2025
5 Penderitaan Abadi yang Dirasakan Penghuni Rumah di Pinggir Jalan: Jadi Sasaran Kejahatan dan Kena Polusi Suara Tanpa Henti! rumah pinggir jalan raya

Suka Duka Tinggal di Rumah Pinggir Jalan Raya Utama: Buka Usaha Mudah, tapi Susah untuk Hidup Tenang

9 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Pilu di Balik Atraksi Topeng Monyet Ekor Panjang, Hari-hari Diburu, Disiksa, hingga Terancam Punah
  • Borobudur Moon Hadirkan Indonesia Keroncong Festival 2025, Rayakan Serenade Nusantara di Candi Borobudur
  • Kuliah di Universitas Terbaik Vietnam: Biaya 1 Semester Setara Kerja 1 Tahun, Jadi Sarjana Susah Kerja dan Investasi Gagal Orang Tua
  • Pilih Tidak Menikah demi Fokus Bahagiakan Orang Tua, Justru Merasa Hidup Lebih Lega dan Tak Punya Beban
  • Pengalaman Saya Tinggal Selama 6 Bulan di Pulau Bawean: Pulau Indah yang Warganya Terpaksa Mandiri karena Menjadi Anak Tiri Negeri Sendiri
  • Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.