Haikyuu! merupakan peleburan antara Eyeshield 21 dan Captain Tsubasa dalam segi komposisi cerita dan pembangunan karakter. Namun bedanya, manga ini malah diterima dengan baik oleh kebanyakan wanita ketimbang Eyeshield 21 dan Captain Tsubasa. Barangkali lantaran sang mangaka, Haruichi Furudate, membangun antagonis dan protagonis dengan gaya yang menyenangkan. Selain itu, Haikyuu! membangun setiap tim dalam Karasuno tanpa selalu berpangku tangan pada Hinata, sang tokoh utama.
Perlu saya ingatkan sekali lagi, dalam tulisan kali ini akan sangat banyak spoiler bagi kalian yang hanya mengikuti anime-nya saja. Karena kelanjutan nasib duo monster Hinata dan Kageyama akan saya ungkap dan juga para antagonis lainnya yang akan menjadi bahan tolok ukur berapa gaji Hinata Shoyo dalam bermain voli. Aku emoh lho ya kalau kalian uring-uringan habis baca ini karena merasa saya nodai (((spoiler-in))). Jika dirasa keberatan dan lebih baik menunggu kisah mereka di-anime-nya, saya persilakan untuk berhenti membaca sekarang juga. Jika nggak masalah saya spoiler-in, mari kita lanjutkan. Spoiler alert!
Satu: MSBY Black Jackals itu adalah Panasonic Panthers dalam kehidupan nyata
Mimpi apa para fanboi maupun fangurl Hinata dan Kageyama yang ingin melihat mereka melaju di kelas dua hingga tiga SMA pun akhirnya kandas. Jangan kan diperlihatkan perjuangan mereka di jenjang tersebut, bahkan dari tiga kali ajang, mereka tidak pernah satu kali pun angkat piala untuk Karasuno. Entah apa yang dicari oleh Furudate, yang jelas manga ini tidak menjadikan Turnamen Nasional sebagai puncak.
Dari kisah yang dikira akan “mengkentalkan” bromance antara Hinata dan Kageyama sebagai partner, dengan “liciknya” Furudate membanting semua perasaan para penggemar manganya. Kageyama membela Schweiden Adlers, salah satu klub V. Premier League (liga top voli di Jepang) sedangkan Hinata berlabuh di MSBY Black Jackals.
Dalam Trivia Haikyuu! dua klub ini merupakan representasi dari dua klub asli di Jepang. Schweiden Adlers yang menggambarkan Oita Miyoshi Weisse Adler dan MSBY Black Jackals yang merepresentasikan Panasonic Panthers. Hal ini diperkuat dengan pelatih MSBY dan Panthers yang berkewarganegaraan non-Jepang.
Dari fakta-fakta tersebut, akan dengan mudah kita mengetahui berapakah kisaran gaji dari Hinata Shoyo yang bermain di papan atas voli Jepang. Menengok dirinya tidak melanjutkan kuliah seperti teman-temannya yang kini kuliah nyambi bermain voli, keuangan tentu menjadi hal yang paling krusial bagi Hinata karena dirinya tidak bisa selalu berpangku tangan kepada Kenma yang kini menjadi sponsor utama sekaligus YouTuber ternama.
Dua: Pendapatan Kunihiro Shimizu, legenda voli Jepang
Dalam situs Volley Mob, disebutkan bahwa tidak semua atlet adalah “profesional” lantaran banyak yang ambil pekerjaan lain di luar jam bertanding mereka. Berbeda dengan baseball dan sepak bola di Jepang yang sudah menetapkan profesionalisme dalam penerapannya. Contohnya, dalam manga Haikyuu!, adalah Kei Tsukishima yang kini bermain untuk klub V. PL Divisi 2, Sendai Frogs, sekaligus sebagai mahasiswa tingkat akhir yang akan bekerja di Museum Kota Sendai setelah lulus.
Menengok menjadi atlet voli tidak sebasah atlet sepak bola dalam hal menghasilkan rupiah, apakah Hinata bisa hidup selain bermodalkan semangat juang? Jawabannya adalah tentu saja bisa. Dalam situs Yuyufirst disebutkan bahwa pendapatan tahunan atlet voli di Jepang sedikit lebih tinggi dari pendapatan tahunan rata-rata UMR di Tokyo. Dari dua fakta bahwa MSBY dan Panters memiliki kesinambungan dan pendapatan atlet voli itu lumayan, maka kita dapat ancer-ancer seperti ini:
Salah satu pemain Panthers yang menjadi legenda hidup voli Jepang, Kunihiro Shimizu atau yang akrab disapa Gori, adalah bentuk sempurna bahwa voli bisa melahirkan pundi-pundi Yen dengan ajeg. Atlet voli yang pernah menjalin rumah tangga bersama penyanyi kondang Jepang, Mika Nakashima, diperkirakan mendapatkan gaji pertahunnya di kisaran angka 7,8 juta Yen. Belum dari sokongan sponsor dan iklan dan diperkirakan pendapatan kasarnya ada di angka 10 juta Yen.
Tiga: Penghasilan Hinata Shoyo sebagai rookie di MSBY Black Jackals
Di MSBY, ada pemain senior bernama Oliver Barnes yang kini berusia 34 tahun dan paling senior di MSBY. Dalam chapters 380, komentator mengatakan bahwa Hinata dan Barnes memiliki posisi yang sama, namun memiliki “kegunaan” yang berbeda. Sebagai rookie, tugas Hinata adalah mencetak angka, namun untuk Barnes lebih dari itu. Tentu sebagai pemain yang matang, tugas Barnes lebih ke menjaga mentalitas tim ketika mental MSBY turun. Sebagai pemain berpengaruh, hadirnya di lapangan saja sudah membuat mental tim naik.
Umur Gori kini menginjak usia 34 tahun paling senior di Panthers, sama persis dengan Oliver Barnes. Dan para rookie MSBY selain Hinata, yakni Kotaro Bokuto (24), Sakusa Kiyomi (22) dan Atsumu Miya (23) dirasa memiliki gaji yang berbeda dengan Barnes. Ada beberapa yang menentukan gaji seorang atlet selain kehebatan, yakni jam terbang dan seberapa besar keterlibatan dalam tim.
Kita asumsikan bahwa penghasilan Barnes sama seperti Gori, yakni 10 juta Yen karena beberapa kemiripan tersebut. Maka, gaji para rookie ini saya perkirakan seperempat dari gaji Barnes di MSBY. Dengan rincian, Hinata berada di angka 2,5 juta (sudah termasuk sponsor dan iklan), sedangkan para rookie yang lain bisa di angka 2,5 juta – 3 juta per tahun karena lebih dulu masuk MSBY (tapi, memang sih, ukuran gaji dalam kontrak nggak melulu diambil dari lamanya membela sebuah klub).
Jika dirupiahkan, gaji Hinata Shoyo kurang lebih 360 juta rupiah per tahun atau 30 juta perbulan. UMR di Tokyo per-Desember 2019 adalah 1.013 Yen per jam. Sedangkan jam kerja perkantoran di Tokyo, kebanyakan adalah 8 jam kerja dan 1 jam istirahat. Per hari bisa mendapatkan 8.104 Yen dan perbulan ia akan mendapatkan 243.120 Yen atau 34 juta rupiah. Itu berarti gaji menjadi rookie voli hanya kalah empat juta dari gaji bapaknya Nobita yang lembur tiap malam.
Gimana? manding jadi atlet voli atau mending jadi PNS aja? Atau mau jadi YouTuber macam Kenma aja? Asal nggak pekok kayak Ferdian Paleka aja, sih.
BACA JUGA Menghitung Kekayaan Monkey D. Luffy, Kapten Bajak Laut Topi Jerami atau tulisan Gusti Aditya lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pengin gabung grup WhatsApp Terminal Mojok? Kamu bisa klik link-nya di sini.