Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Menghitung Besaran UMR Bikini Bottom

Gusti Aditya oleh Gusti Aditya
23 April 2020
A A
umr bikini bottom

Menghitung Besaran UMR Bikini Bottom

Share on FacebookShare on Twitter

Di sebuah daerah, di mana terdapat sebuah ketidakadilan yang dibiarkan dan seakan menjadi pengejawantahan yang wajar. Berbekal jargon-jargon yang mendewakan pemimpin mereka, tempat-tempat indah selalu digaungkan yang sebenarnya nggak indah-indah amat, kota ini seakan tunduk atas perlakuan semena-mena dalam balutan perasaan tersebut. Ya, di mana lagi jika bukan Bikini Bottom yang menampilkan sisi kelam dunia kelas pekerja macam Squidward yang sudah luweh dengan kekuatan kapital bernama Tuan Krab.

Saya sarankan untuk membaca tulisan sebelumnya terlebih dahulu. Yakni pembahasan tentang dari mana Patrick mendapatkan uang walau kerjaannya hanya rebahan. Sedang dalam tulisan kali ini adalah penguat teori sebelumnya dan menegaskan bahwa UMR atau Upah Minimum Regional Bikini Bottom ini memang bikin geleng-geleng kepala. Mau protes ya bagaimana lha wong walikotanya saja tunduk sama Raja Neptunus. Protes sama saja membangkang ketetapan raja penguasa lautan. Serba salah, kan?

UMR dianggap layak jika mampu memenuhi kebutuhan hidup pekerja dan keluarganya secara wajar. Namun, dalam beberapa kasus, warga Bikini Bottom lebih memilih menjadi pengangguran ketimbang gegayaan kerja tapi penghasilannya bikin kepala sakit, sirip kesemutan dan insang deg-degan. Dari hasil investigasi Mojok Institut, berikut adalah fakta-fakta yang berhasil dirangkum.

Nat Peterson, “UMR Bikini Bottom Tidak Ikanwi!”

Ada tokoh yang sudah sangat muntab sama UMR Bikini Bottom, yakni Net Peterson. Ikan berwarna kuning dengan sirip berwarna biru yang pernah keluar dalam episode “Sponge-Cano” yang fenomenal. Terdapat beberapa kejanggalan dalam tokoh ikan ini, sama seperti Patrick yang pengangguran, tapi hidupnya makmur-makmur saja tanpa bekerja. Bikini Bottom ini kota macam apa, sih?

Dalam channel Nickelodeon Bahasa Indonesia disebutkan bahwa dirinya tinggal dalam Kompleks Trailer Bikini Bottom (rumah yang terbuat dari mobil boks yang jamak ditemukan di luar negeri). Sebelas dua belas lah dengan Patrick yang hidup sederhana, tinggal di dalam sebuah batu.

Namun di satu sisi, dalam beberapa scene, dirinya terlihat memakai tuksedo mewah dan sedang menggengam dollar yang banyak. Dirinya juga terlihat pernah berpenampilan necis dan nawar topi soda loak Tuan Krab, sepeninggalan Smitty WerbenJagerManJensen, seharga seratus ribu dollar. Loh, dari mana dirinya mendapat uang jika nggak bekerja? Seakan memperkuat teori bahwa pengangguran di Bikini Bottom itu dikasih kartu pra-kerja, eh, maksudnya diberikan pundi-pundi dollar oleh Walikota Bikini Bottom.

Bukan tanpa upaya, dalam beberap episode, Nat seperti seorang serabutan yang selalu mengambil pekerjaan apa pun yang bisa ia lakukan. Dirinya juga menjadi wali nikah kala Tuan Krab menikahi Cashina, sebuah robot berbentuk uang yang ternyata di dalamnya adalah Plankton. Nat pun pernah jadi pasien dalam percobaan operasi Dokter Spongebob.

Tapi saya punya fakta menarik yang seakan menguatkan deduksi saya bahwa Net nggak puas dengan UMR yang ia dapatkan. Selain dirinya sering marah-marah, Net kedapati sedang berjalan bersama Squilliam Fancyson ketika ngenyek Squidward dalam perjalanan pulang. Net berada di sisi kanan Squilliam dan bisa diasumsikan bahwa Net ini orang kepercayaan Squilliam. Jadi, bisa saja yang memberikan dirinya uang seratus ribu dollar bakal nawar topi soda, adalah suruhan Squilliam.

Baca Juga:

Trenggalek Rasa Menteng: Derita Sobat UMR Surabaya Mencari Tanah di Durenan Trenggalek

Hidup dengan Gaji UMR Itu Indah, tapi Bo’ong

Dengan kondisi UMR yang bikin sesak napas, mendingan kerja sama pengusaha tajir melintir, to? Tapi, yang jadi pertanyaan, apakah Squilliam menggaji Nat sesuai UMR Bikini Bottom. Tunggu dulu, Squilliam ini orang paling tajir se-Bikini Bottom ya kali ah gaji orang kepercayaannya dengan nggak adil sebagaimana UMR Bikini Bottom!

Scooter, “Mending Kerja Sesuai Hobi Ketimbang Kerja Kantoran!”

Bukan saya ya yang bilang, tapi salah satu tokoh bernama Scooter seakan bilang bahwa mending main selancar dari pada kerja kantoran tapi digaji nggak adil. Dalam episode “Executive Treatment” di mana Patrick yang nggak sengaja jadi orang kantoran, Scooter ada di sana sebagai atasan dan berbicara dengan suara yang berat dan seperti sedang tertekan. Entah tertekan karena bossnya, Stockholder Eel, atau malah karena hadirnya Patrick? Yang jelas, ia sungguh malas kerja kantoran.

Buktinya apa? Ketika debutnya, dalam episode “Ripped Pants”, Scooter nampak begitu bahagia bermain selancar dan mentertawakan bahwa celana robeknya Spongebob itu lucu. Suaranya tidak seberat ketika ia kerja kantoran, nyaris terdengar sangat nyaring dan bahagia seperti Spongebob. Jadi, apakah kerja bikin Scooter sangat spaneng seperti itu? Atau karena gajinya yang jauh di ambang batas peri keikanan?

Segini UMR di Bikini Bottom

Patokannya (lagi-lagi) Krusty Krab. Sering kali keduanya (Pat dan Scooter) hadir di Krusty Krab untuk makan siang. Padahal, Pat kan anak buahnya Squilliam yang memiliki restoran sendiri, kenapa makan di Krusty Krab? Ya, biarin sih, kerja dengan jabatan setinggi langit, toh burjonan adalah tempat terbaik untuk ngisi perut. Ya, asumsikan seperti itu. Dan sewajarnya makan siang, porsi yang dihabiskan adalah satu Krabby Patty ukuran biasa dengan harga 1,25 dollar. Dan dikali 30 hari, jadinya Nat dan Scooter menghabiskan 37,5 dollar untuk makan.

Biaya hobi Scooter untuk selancar, palingan ia habiskan sebulan 20 dollar untuk menyewa satu papan selancar karena Scooter nggak pernah memiliki secara pribadi papan selancar tersebut. Untuk kebutuhan hidup, diitung-itung, Scooter menghabiskan 30 dollar lagi untuk dirinya. Hal ini setelah ditinjau dari harga kebutuhan hidup di Barg’N-Mart. Nggak jauh beda dengan Nat Peterson, dirinya palingan menghabiskan sekitaran 25-30 dollar dalam sebulan. Karena kebutuhan lainnya bisa ditanggung oleh bosnya, Squilliam.

Dengan begini, mengambil patokan “mampu memenuhi kebutuhan hidup pekerja dan keluarganya secara wajar”, maka kebutuhan hidup sebulan Scooter 37,5 + 20 + 30 dollar maka, perbulan Scooter menghabiskan 87,5 dollar. Maka, UMR di Bikini Bottom berada di angka 90-100 dollar untuk golongan rendah dan 120-130 dollar untuk golongan menengah ke atas. Jika dirupiahkan, maka 100 dollar itu sama dengan 1,5 juta rupiah. Demi Neptunus. Pantes mereka nggak nikah-nikah, mungkin minder sama mertuanya karena gaji sebagai pekerja bikin sisik merinding.

Bikini Bottom itu nggak sejahtera-sejahtera amat. Bahkan pemerintah sana seakan tumpang tindih karena Patrick yang pengangguran saja bisa hidup sehari-hari dengan tenang, tapi orang-orang seperti Nat dan Scooter harus kerja ini itu untuk menyambung kebutuhannya.

Selain Bikini Bottom, emang ada daerah lain yang UMR-nya nggak berperikeikanan? Kan nggak ada, ya? Semoga saja, Pemerintah Bikini Bottom membaca tulisan yang penuh pengandaian ngawur ini hingga bisa menaikan taraf hidup bagi Nat, Scooter, Squidward dan pekerja lainnya. Sehingga, otak-otak kepiting udang seperti Tuang Krab nggak ambil keuntungan dari ketidakadilan ini.

BACA JUGA Menghitung Kekayaan Patrick Star, Warga Bikini Bottom yang Selalu Feeling Good atau tulisan Gusti Aditya lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pengin gabung grup WhatsApp Terminal Mojok? Kamu bisa klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 23 April 2020 oleh

Tags: bikini bottomSpongebob squareUMR
Gusti Aditya

Gusti Aditya

Pernah makan belut.

ArtikelTerkait

Jogja Istimewa: Realitas atau Ilusi? kill the DJ

3 Hal Keliru tentang Jogja yang Telanjur Diyakini oleh Banyak Orang

19 Juni 2022
Perkara Croissant di Jakarta yang Tampak Lebih Mahal daripada di Australia terminal mojok.co

Perkara Croissant di Jakarta yang Tampak Lebih Mahal daripada di Australia

10 Juli 2021
4 Tipe Orang yang Nggak Cocok Jadi Guru, Sebaiknya Cari Profesi Lain kalau Nggak Ingin Menyesal Seumur Hidup Mojok.co

4 Tipe Orang yang Nggak Cocok Jadi Guru, Sebaiknya Cari Profesi Lain kalau Nggak Ingin Menyesal Seumur Hidup

29 Mei 2024
nasi jinggo pindah ke bali arak bali kkn ruu minuman beralkohol mojok

Kalau Artis dan Bule Pindah ke Bali, Terus Orang Bali Mau Ngungsi ke Mana?

30 Januari 2021
Patrick Star, Contoh Pengangguran Sukses yang Selalu Punya Uang

Patrick Star, Contoh Pengangguran Sukses yang Selalu Punya Uang

11 Januari 2023
Unpopular Opinion, Mojokerto Adalah Kota Paling Layak untuk Hidup Bahagia Sampai Tua Mojok.co

Saya Sepakat kalau Mojokerto Dianggap Kota Layak untuk Hidup Bahagia sampai Tua, asalkan…

21 Februari 2025
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

3 Alasan Berkendara di Jalanan Jombang Itu Menyebalkan

3 Alasan Berkendara di Jalanan Jombang Itu Menyebalkan

14 Desember 2025
Dosen Bukan Dewa, tapi Cuma di Indonesia Mereka Disembah

4 Hal yang Perlu Kalian Ketahui Sebelum Bercita-cita Menjadi Dosen (dan Menyesal)

17 Desember 2025
Yamaha Xeon: Si Paling Siap Tempur Lawan Honda Vario, eh Malah Tersingkir Sia-Sia Mojok.co

Yamaha Xeon: Si Paling Siap Tempur Lawan Honda Vario, eh Malah Tersingkir Sia-Sia

13 Desember 2025
Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

15 Desember 2025
Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label “Mobil Taksi”

16 Desember 2025
Jalur Wlingi-Karangkates, Penghubung Blitar dan Malang yang Indah tapi Mengancam Nyawa Pengguna Jalan

Jalur Wlingi-Karangkates, Penghubung Blitar dan Malang yang Indah tapi Mengancam Nyawa Pengguna Jalan

17 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Fedi Nuril Jadi Mantan “Raja Tarkam” dan Tukang Judi Bola di Film Bapakmu Kiper
  • Menikah dengan Sesama Karyawan Indomaret: Tak Seperti Berumah Tangga Gara-gara Beda Shift Kerja, Ketemunya di Jalan Bukan di Ranjang
  • Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal
  • Lulusan IPB Sombong bakal Sukses, Berujung Terhina karena Kerja di Pabrik bareng Teman SMA yang Tak Kuliah
  • Kemampuan Wajib yang Dimiliki Pamong Cerita agar Pengalaman Wisatawan Jadi Bermakna
  • Kedewasaan Bocah 11 Tahun di Arena Panahan Kudus, Pelajaran di Balik Cedera dan Senar Busur Putus

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.