Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Menggugat Saus Sambal yang Dituang Tanpa Permisi ke dalam Masakan

Dessy Liestiyani oleh Dessy Liestiyani
3 Maret 2021
A A
Menggugat Saus Sambal yang Dituang Tanpa Permisi ke dalam Masakan Terminal Mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Seorang teman yang baru pulang dari Eropa pernah cerita, katanya jangan pernah minta saus sambal kalau makan di restoran, terutama kalau lagi fine dining di Kota Paris. Bisa-bisa kamu diomelin sang koki. Menurut blio, adalah sebuah penghinaan untuk sang koki kalau masakan yang disajikan kudu ditambahkan saus sambal lagi.

Saya manggut-manggut mendengar cerita teman saya itu. Saya sih percaya saja, lha wong saya juga belum pernah halan-halan ke Eropa. Apalagi “makan ala sultan” alias fine dining di sana. Dan, saya juga sepakat perkara saus sambal itu.

Menurut saya, saus sambal menjadi salah satu bumbu andalan buat koki yang tidak PD dengan masakannya. Beda dengan micin dan kaldu instan yang bisa dianggap sebagai “pengoreksi” rasa, penggunaan saus sambal yang tidak tepat, justru bisa jadi “perusak” rasa. Belum lagi untuk beberapa jenis masakan, penambahan saus sambal bisa membuat tekstur makanan, terutama kuah, menjadi lebih kental.

Bisa jadi, lidah orang Indonesia yang terbiasa mengecap rasa “pedas-gurih”-nya saus sambal yang membuat beberapa koki makin PD menambahkan bahan ini ke dalam masakannya. Entah blio sadar atau tidak, pada akhirnya saus sambal inilah yang justru mendominasi rasa masakan.

Yang jadi masalah berikutnya adalah ketika sang koki “main” tuang bahan satu ini, tanpa permisi! Halooo… nggak semua pembeli doyan, lho. Saya adalah salah satunya.

Buat saya, saus sambal adalah biang pedas yang sedapat mungkin saya hindari. Sayangnya, saya cukup sering mendapatkan makanan yang sudah kadung terintervensi bahan satu ini. Mulai dari lumeran saus sambal dalam burger/kebab/crepes, atau penampakannya yang zigzag di atas nugget dan kentang goreng, sampai yang kasat mata karena langsung dicampur dalam kuah mi.

Saya nggak mengerti, bagaimana sang koki memposisikan saus sambal dalam penyajian makanannya itu, ya? Sebagai bumbu masak, topping, atau sekadar hiasan (garnish)?

Dalam kasus mi rebus itu, mungkin blio memang memandang saus sambal itu sama derajatnya dengan bawang merah, bawang putih, garam, merica, atau bumbu lainnya. Pokoknya penting banget. Kudu ada. Ring satu! Saya sih langsung ilfil lihat tampilan mi dengan warna kuah yang sudah bermutasi oranye terang itu. Sudah kebayang, hidangan itu akan terasa sangat khas saus sambal. Itu saja. Persetan dengan bawang merah, bawang putih, daun bawang, dan dedaunan lainnya yang sudah susah payah diiris, diulek, dan dicemplungin ke dalam kuah mi itu. Nggak ngaruh!

Baca Juga:

Mie Ayam, Makanan yang Nyaris Tanpa Cela kecuali Sausnya

4 Saus Sambal Red Flag yang Nggak Akan Saya Beli Lagi

Sementara kentang goreng dan nugget yang di atasnya langsung diguyur bahan satu ini, menurut saya sang koki sedang kehabisan ide bagaimana cara menghias hidangannya. Secara tampilan mungkin menurut blio unyu. Kombinasi kuningnya kentang yang matching banget dengan cokelatnya nugget, bakal lebih sempurna kalau dipadupadankan dengan oranyenya saus. Paling nggak, terlihat sedap di mata blio gitu.

Saat sang koki terpesona dengan tampilan hasil karyanya di piring, blio malah nggak sadar kalau jenis masakannya sudah berubah dari “paket camilan kentang goreng dan nugget” menjadi megaloman “paket saus sambal spesial dengan kentang goreng dan nugget”.

Kenapa ya saus sambal ini seakan menjadi “pegangan hidup” buat sebagian koki? Saking penasaran, saya pun mengambil saus sambal sembarang merek, dan melihat sebenarnya apa saja sih bahan yang terkandung di dalamnya.

Tenyata komposisi saus sambal yang diberi gelar “ekstra pedas” itu terdiri dari air, cabai, garam, pengental nabati, ekstrak ragi, bumbu dan rempat-rempah, pengatur keasaman, perisa, dan pengawet (natrium benzoat, natrium metabisulfit). Tanpa perlu tahu apa saja bumbu dan rempah-rempah yang dikandungnya, pada akhirnya toh menghasilkan rasa yang disukai penduduk Indonesia.

Nggak heran kalau banyak orang langsung meliriknya saat merasa bermasalah dengan masakannya. Dengan kandungan selengkap itu, bahan satu ini dianggap sebagai problem solver nomer wahid!

Sebentar! Problem solver buat sang koki apakah berlaku juga untuk penyantap hidangan? Kalau ketemunya pembeli yang fans diehard-nya sih, mungkin nggak masalah. Lah, kalau ternyata saya yang pesan hidangannya, ya bakalan jadi masalah. Seperti pengalaman saya ketika menyambangi kedai burger yang baru dibuka di kota saya.

Nggak mau terjebak dalam banjir Jakarta saus sambal yang sangat mungkin menjadi salah satu komponen andalan di menu burger, saya pun memesan egg toast with mozarella cheese. Beuh, dari namanya saja sudah ndoro banget, nih. Artinya kira-kira sih “roti bakar isi telur dengan keju mozarella”.

Sudah kebayang, menu ini pasti rasanya bakalan asin dan gurih. Lidah saya seolah sudah mengecap lelehan mozarella, walau hidangannya belum datang. Tapi sepertinya, saat itu saya bermimpi terlalu tinggi. Ini hidangan saya:

foto toast.jpg

Mungkin kalian akan berpikiran, kalau nggak suka ya tinggal disisihkan saja sausnya, selesai! Pengalaman saya, membuang saus yang sudah tercampur dalam hidangan, nggak seperti mengambil buah stroberi dari atas kue tart, Mylov. Mengambil saus dengan sendok itu sama seperti meratakannya ke seluruh permukaan hidangan. Percayalah, saya sudah pengalaman sekali “kopdar” dengan bahan satu ini.

Tahu nggak, hidangan seperti ini bikin saya pesan es teh manis dua gelas karena kepedesan. Pada akhirnya bukannya kenyang, saya malah kembung kebanyakan minum. Huh!

Sumber Gambar dalam Artikel: Dokumentasi Penulis

BACA JUGA Dituduh Tidak Islami, Persatuan Klepon Indonesia Justru Ingin Ajak Kurma Colab Bikin Produk Klepon Saus Kurma dan tulisan Dessy Liestiyani lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 3 Maret 2021 oleh

Tags: saus sambal
Dessy Liestiyani

Dessy Liestiyani

Wiraswasta, mantan kru televisi, penikmat musik dan film.

ArtikelTerkait

4 Saus Sambal Red Flag yang Nggak Akan Saya Beli Lagi

4 Saus Sambal Red Flag yang Nggak Akan Saya Beli Lagi

15 Oktober 2023
Mie Ayam, Makanan yang Nyaris Tanpa Cela kecuali Sausnya Mojok.co

Mie Ayam, Makanan yang Nyaris Tanpa Cela kecuali Sausnya

27 September 2025
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

2 Desember 2025
4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang Mojok.co

4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang

3 Desember 2025
Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka Mojok.co

Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka

1 Desember 2025
Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang (Unsplash)

Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang dengan Pesona yang Membuat Saya Betah

4 Desember 2025
Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

1 Desember 2025
Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

3 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.