Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Menggugat Penggunaan Ngawur Kalimat: Lahir Miskin Adalah Nasib, Mati Miskin Itu Pilihan

Bayu Kharisma Putra oleh Bayu Kharisma Putra
4 Oktober 2021
A A
Menggugat Penggunaan Ngawur Motivator dalam Kalimat_ Lahir Miskin Adalah Nasib, Mati Miskin Itu Pilihan terminal mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Kenapa ada orang-orang yang sok jadi motivator hobi banget bilang, “Lahir miskin adalah nasib, mati miskin itu pilihan” tanpa peduli persoalan sebenarnya di belakang kemiskinan seseorang?

Tidak ada orang yang mau miskin. Itu adalah ungkapan yang tepat, meski kemiskinan adalah hal relatif tergantung bagaimana seseorang memandangnya. Namun, miskin yang saya maksud di sini adalah kemiskinan finansial, harta, ekonomi, dan semacam itu.

Miskin adalah suatu keadaan yang tidak mengenakkan. Berjuang untuk keluar dari kemiskinan sudah pasti dilakukan banyak orang miskin. Motivasi mereka untuk bisa keluar dari jurang kemiskinan banyak dan beragam. Yang jelas, selain motivasi dari dalam diri, selalu ada motivator dari luar yang siap bersuara perihal ini. Dan kalimat motivasi soal kemiskinan yang sering saya dengar adalah, “Lahir miskin adalah nasib, mati miskin itu pilihan.”

Saya hanya bisa mengelus dada tiap mendengar kalimat itu. Apalagi banyak orang yang ngomong begini, namun tak sadar jika ada ketimpangan privilese dan segala faktor penunjang lain. Kita tak bisa memukul rata kondisi semua orang.

Manusia memang harus berusaha, tapi kemiskinan tak sesederhana itu. Kemiskinan juga tak bisa hanya dilawan dengan kerja keras tanpa kenal waktu. Intinya, kalimat motivasi semacam ini perlu ditinjau ulang penggunaannya lantaran banyak yang menggunakan kalimat ini dengan sembrono.

Banyak orang yang tetap miskin hingga ajal menjemput. Faktornya banyak dan permasalahannya sangat pelik. Herannya, masih saja ada orang yang menggunakan kalimat “lahir miskin adalah nasib, mati miskin itu pilihan” untuk menyalahkan orang yang tetap miskin. Orang-orang semacam ini tidak sadar bahwa ada faktor dari luar orang miskin itu sendiri. Faktor yang menyebabkan banyak orang tak bisa bekerja, digaji seenaknya, terlilit utang, sampai kehilangan hak hidupnya di suatu wilayah. Nyatanya, memang masih banyak yang hobi menganggap kemiskinan itu borok, kegagalan hidup, aib, dan kesalahan yang disebabkan oleh orang miskin itu sendiri.

Padahal ketimbang menyalahkan si miskin, alangkah baiknya turut mencari akar, sumber, penyebab, hingga pelaku pelanggengan kesenjangan ini. Ini yang jarang dibahas oleh para motivator tersebut. Yang ada di kepala mereka orang miskin itu salah dan gagal. Kalau ada yang salah dalam mengambil langkah dan pola pikir yang agak absurd, tak serta merta itu kebodohan. Mungkin para motivator itu tak sadar bahwa mereka punya privilese untuk memperoleh kesempatan dan pendidikan yang mumpuni. Mereka tak bisa main pukul rata, tidak semua orang punya sangu atau titik start yang sama.

Sudah gitu, tipikal orang seperti ini masih mengagungkan jam kerja yang berlebihan (overwork) dan menyepelekan pekerjaan orang lain, apalagi yang punya jam kerja lebih sedikit darinya. Memangnya yang kerja keras hanya dirinya saja?

Baca Juga:

Beasiswa untuk Orang Kaya: Ironi Sistem Pendidikan Kita

Kenapa Kalian Begitu Benci dengan si Ranking Satu? Kalian Masih Cemburu?

Saya masih sering menjumpai pekerja sepuh yang memikul kursi kayunya puluhan kilometer setiap hari. Para buruh tani berupah kecil yang kerja dari pagi buta hingga petang. Para tukang parkir yang kerja 24/7 bertahun-tahun. Banyak dari mereka yang mati dalam keadaan tetap miskin. Rasanya tak elok jika menyematkan rumus miskin adalah hasil kemalasan pada orang-orang ini.

Orang yang tetap miskin sampai ajal menjemput ada banyak jumlahnya. Mereka bukan tidak berusaha, mereka tidak memilih tetap miskin. Tidak ada satu pun orang di dunia ini yang mau miskin. Namun, namanya juga hidup di dunia yang absurd, kemiskinan tak sesederhana kehidupan sinetron. Orang miskin, alim, rajin berdoa, lalu dibantu orang, atau ternyata usahanya lancar, rasanya tak semudah itu. Ada yang bekerja setiap hari, namun tak digaji layak. Jangankan bikin usaha dan dikit-dikit diimingi passive income, mau nabung saja tidak bisa. Daripada menyuruh mereka untuk keluar dari zona nyaman atau memilih tidak mati miskin, bagaimana kalau pahami akar masalah dari kemiskinan mereka dahulu. Kenapa tidak menggugat pihak yang menggaji mereka?

Marilah memahami masalah yang struktural ini. Tidak semua orang punya backing-an atau modal sosial yang cukup. Seperti yang Jojo dan Jejen nyanyikan sembari bekerja di jalanan setiap hari, “Ayah miskin, ibu miskin, teman-teman juga miskin”. Lalu muncul para motivator *** yang tanya, “Kerja apa dikerjain?”, dengan senyum tersungging tanpa perasaan bersalah.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 4 Oktober 2021 oleh

Tags: MiskinNasib
Bayu Kharisma Putra

Bayu Kharisma Putra

Anak pertama

ArtikelTerkait

Beasiswa untuk Orang Kaya: Ironi Sistem Pendidikan Kita

Beasiswa untuk Orang Kaya: Ironi Sistem Pendidikan Kita

13 April 2024
Butuh HP Android Murah? Lirik Ponsel Zaman Old untuk Alternatif di Tengah Pandemi! Memangnya Ada Stiker Miskin Kalau Pakai HP Xiaomi dan Sepeda Motor Beat?

Memangnya Ada Stiker Miskin Kalau Pakai HP Xiaomi dan Sepeda Motor Beat?

12 November 2019
lirik kuncung didi kempot masa kecil anak jawa miskin desa mojok

Kuncung, Lagu Didi Kempot yang Mendeskripsikan Kemiskinan dengan Begitu Mewah

7 Mei 2020
Penataan Alun-alun Purbalingga yang Problematik pemalang

Pemalang dan Purbalingga, 2 Kabupaten Punya Nasib yang Menyedihkan

19 September 2023
Mensyukuri Tinggal di Sumenep, Kabupaten Termiskin Ketiga di Jawa Timur

Mensyukuri Tinggal di Sumenep, Kabupaten Termiskin Ketiga di Jawa Timur

26 Juni 2023
Usulan Pak Muhadjir Effendy Soal Nikah Antartingkat Ekonomi Memang Kompor Gas!

Usulan Pak Muhadjir Effendy Soal Nikah Antartingkat Ekonomi Memang Kompor Gas!

21 Februari 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi (Unsplash)

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi: Menolong Ribuan Perantau, tapi Menyengsarakan Warga Sendiri

22 Desember 2025
Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

23 Desember 2025
Garut Bukan Cuma Dodol, tapi Juga Tempat Pelarian Hati dan Ruang Terbaik untuk Menyendiri

Garut Itu Luas, Malu Sama Julukan Swiss Van Java kalau Hotel Cuma Numpuk di Cipanas

23 Desember 2025
Gak Daftar, Saldo Dipotong, Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life Stres! (Unsplash)

Kaget dan Stres ketika Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life, Padahal Saya Nggak Pernah Mendaftar

21 Desember 2025
Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal (Wikimedia)

Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal

21 Desember 2025
Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

22 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri
  • Talent Connect Dibimbing.id: Saat Networking Tidak Lagi Sekadar Basa-basi Karier
  • Ironi Perayaan Hari Ibu di Tengah Bencana Aceh dan Sumatra, Perempuan Makin Terabaikan dan Tak Berdaya
  • Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja di Masa Lalu yang Tak Banyak Orang Tahu
  • Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel
  • Regenerasi Atlet Panahan Terancam Mandek di Ajang Internasional, Legenda “3 Srikandi” Yakin Masih Ada Harapan

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.