Ngomong-ngomong, masa kecil kalian seasyik apa? Kalau saya, seasyik main kembang api dan petasan di depan rumah sama teman-teman. Namun, kami selalu diawasin orang tua karena saat itu belum berani pegang korek dan nyalain petasan sendiri.
Petasan identik dinyalakan setiap ada suatu perayaan. Seperti malam tahun baru, malam hari raya agama, adat upacara pernikahan, bahkan merayakan atau meramaikan datangnya Ramadan, bulan yang istimewa bagi umat Islam.
Kalau di daerah saya, Jepara, bahasa lain dari petasan adalah mercon. Ada juga yang menyebutnya, poya. Saya lebih akrab nyebut mercon, sih. Dulu, kalau pulang salat Tarawih, saya langsung taruh mukena, keluar ke teras depan rumah, kumpul sama temen-temen, langsung cus nyalain kembang api sama mercon. Rasanya, sebahagia itu. Pulang tarawih pukul 19.45 langsung lanjut main kembang api dan mercon di halaman rumah sampai pukul 21.00.
Dulu, saya sering main kembang api yang dipegang pakai tangan dan keluar percikan-percikan apinya. Rasanya, belum jadi maniak kembang api sejati kalau kakinya belum pernah nginjek bekas kembang apinya. Rasanya… beeeh mantep! Berpotensi bisa absen salat Tarawih satu minggu.
Ada juga kembang api yang dipegang, yang besar itu, dan biasanya dinyalain pas tahun baru. Meski sering juga dinyalain pas malam hari Raya juga, sih. Untuk harganya, jelas jauh lebih mahal daripada kembang api yang kecil-kecil itu tadi. Selain itu, ada juga kembang api tetes yang biasanya dipasang di dahan pohon. Setelah dinyalakan, apinya bakal netes-netes gitu.
Selain kembang api, ada juga mercon. Jenisnya, juga bermacam-macam. Ada mercon korek, yang dinyalakan pakai gesekan korek api, terus langsung dilempar, dan bunyinya bikin orang tua serangan jantung. Namun, mercon korek ini salah satu mercon yang paling banyak diburu karena harganya paling murah dan langsung dapat banyak.
Ada pula mercon gasing. Mercon ini kalau dinyalain bakal muter-muter kayak gasing gitu. Nyalainnya pakai api juga tentunya. Ada mercon air mancur, kalau dinyalain percikan apinya bakal kayak air mancur. Dan masih banyak jenis mercon yang lain dan biasanya setiap daerah namanya bakal beda-beda.
Namun, ada satu mercon yang paling aman dan kalau beli nggak bakal dimarahin orang tua. Entah ia terbuat apa. Namanya mercon banting. Cara nyalainnya cukup dibanting ke tanah, batu, atau lantai (pokoknya yang alasnya keras). Dan yang membuatnya aman, karena ia tidak perlu dinyalakan dengan korek api. Bunyinya bukan dor seperti mercon pada umumnya, tapi bunyinya ctek gitu. Tapi yang penting, ia lebih aman untuk anak-anak.
Biasanya yang bikin jengkel kalau ada segerombolan anak yang main mercon sambil dilempar-lempar buat nakut-nakutin orang. Selain berbahaya buat orang lain, ketawa-ketawa mereka kalau berhasil bikin takut itu sungguh ngeselin. Hadeeeh, mereka ini apa ya nggak paham, ya? Main petasan aja sebetulnya nggak dianjurkan sama pemerintah. Eh, malah dibikin mainan dengan seenaknya!
BACA JUGA Esai-esai Terminal Ramadan Mojok lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.