Varises merupakan penyakit yang sangat umum di masyarakat. Meskipun cenderung kurang berbahaya, varises terbukti mengganggu penampilan. Hal ini terutama dialami oleh para wanita.
Istilah varises dalam dunia medis tidak terbatas pada varises kaki saja. Varises sendiri berarti pelebaran pembuluh darah vena. Pelebaran ini bisa terjadi di semua bagian tubuh yang ber-vena. Namun, di masyarakat istilah varises biasanya mengacu pada varises di kaki.
Bagaimana sebenarnya varises bisa terjadi? Varises muncul akibat gangguan di pembuluh darah balik (vena). Bayangin aja vena ini sebagai selang. Nah, di dalamnya, mengalir darah miskin oksigen yang bakal diantar ke jantung. Di dalam selang ini, ada katup satu arah yang kebuka kalau darah mau lewat ke selang yang lebih besar. The problem is, katup ini terganggu. Jadi darah miskin oksigen tadi balik arah.
Selain itu, mekanisme lain juga memungkinkan penyakit ini terjadi. Misalnya, ada bekuan darah (trombosis) yang menyumbat selang vena tadi. Atau ada benjolan yang menekan selang, yang bikin alirannya nggak lancar. Dasar mekanisme terjadinya varises ini sebenarnya lebih kompleks. Namun, yang pasti semuanya bikin darah macet di vena sekitar kaki.
Secara kasat mata, orang sadar ada varises kalau keliatan pembuluh darah kebiruan di kulit betis atau paha. Ada yang samar, jelas, memanjang, berkelok-kelok, menonjol. Kalau kejadiannya menahun, bisa juga muncul perubahan pada struktur kulit dan menimbulkan ulkus (luka). Bahkan tak jarang ada yang mengeluhkan rasa nyeri dan berat pada paha dan betis.
Terus, kondisi apa saja yang menjadi faktor penyakit ini terjadi?
#1 Usia
Semakin bertambahnya usia, varises makin mudah terjadi. Dinding vena akan lebih mudah “melemah”. Selain itu, otot betis juga cenderung terganggu sehingga otot tidak berkontraksi sebagaimana normalnya. Akibatnya, aliran darah balik vena terjadi tidak optimal.
#2 Kegemukan
Varises lebih sering terjadi pada orang yang punya berat badan lebih. Biasanya beban tungkai bawah akan lebih berat dan tekanan di dalam vena juga meningkat. Faktor risiko yang satu ini jelas banget bisa dicegah. Tentu saja dengan mengontrol berat badan dan olahraga teratur.
#3 Kehamilan
Wanita hamil lebih sering terkena varises. Penyakit ini muncul akibat pengaruh hormonal yang terjadi saat kehamilan. Selain itu, juga akibat peningkatan volume darah. Dan kalau kandungan semakin membesar, vena balik juga bisa “tergencet”, bikin aliran darah vena nggak lancar. Biasanya, penyakit ini akan menghilang 3-12 bulan pascamelahirkan.
#4 Wanita
Wanita ternyata lebih sering terkena varises daripada pria. Hal ini dihubungkan dengan pengaruh hormonal, yakni estrogen dan progesteron. Hormon inilah yang memengaruhi kondisi pembuluh vena.
#5 Berdiri/duduk lama
Posisi berdiri atau duduk lama akan mengubah tekanan di dalam vena. Membuat tekanan di vena menjadi 10 kali lebih besar. Vena akan teregang yang akhirnya memengaruhi katup di dalamnya. Darah vena bakal ketumpuk secara bertahap membentuk varises.
#6 Rokok dan alkohol
Zat-zat dalam rokok bakal mengubah struktur dalam dinding vena dan merusak lapisan dalam vena yang bernama endotel. Otomatis vena nggak bisa bekerja mengalirkan darah secara normal. Sementara itu, alkohol ternyata juga berefek ke pembuluh darah dengan membuatnya cenderung melebar (vasodilatasi), namun mekanisme detailnya masih diteliti. Kedua poin ini menjadi faktor risiko yang preventable, tentunya dengan tidak merokok dan tidak mengonsumsi alkohol.
Banyak terapi yang bisa dipakai untuk mengobati penyakit ini. Tergantung banyak hal, seperti gejala, keparahan, lokasi, dan penyebabnya. Namun, jika sudah terkena, kita dapat mencoba mengubah gaya hidup. Menurunkan berat badan jika kegemukan, olahraga teratur, menaikkan/mengangkat kaki lebih tinggi dari jantung saat tidur, menghindari berdiri atau duduk terlalu lama, stop merokok, dan hindari alkohol.
Selain pengelolaan mandiri, penyakit ini juga dapat diatasi dengan berbagai terapi medis. Salah satunya endovenous laser treatment (EVLT). Metode ini memakai laser yang ditembakkan ke vena yang mengalami varises. Akibatnya, aliran darah di vena itu jadi lebih lancar. Ada juga metode bernama skleroterapi dengan cara menyuntikkan cairan kimia ke vena untuk menutup varises. Tapi jangan lupa, jika ingin menghilangkan penyakit ini secara medis, wajib hukumnya berkonsultasi dulu dengan dokter ya.
BACA JUGA 10 Desain Masker Anti Mainstream yang Mampu Menghalau Kesedihan dan tulisan Maria Monasias Nataliani lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.