Banyak yang menganggap mereka kriminal. Sebagian menganggap mereka pemuda dengan masa depan suram (madesu). Namun mereka lebih dari sekedar “dunia hitam”. Mereka adalah pemuda dengan attitude, rebel sebelum dipopulerkan FSTVLST, dan badboy sebelum Dilan bisa naik motor. Di wilayah Jogja dan sekitar, mereka dikenal sebagai Gentho.
Gentho adalah sebutan bagi pemuda nakal, para preman, dan street fighter. Gentho juga sering dipakai untuk menyebut seorang jagoan di sebuah kampung, atau bahasa kerennya alpha male.
Sebagai alpha male, tentu para gentho punya outfit standar yang menjadi identitas mereka. Outfit ini menarik untuk dibahas, apalagi di tengah gempuran gaya berbusana retro. Daripada menjadi follower yang ikut sana-sini, bukankah lebih baik bergaya Gentho yang jelas gagahnya?
Rambut
Berbicara rambut khas Gentho, maka kita akan teringat pada gaya mullet. Gaya rambut yang hampir punah ini memiliki tiga karakter gaya rambut dalam satu tatanan. Untuk membuat rambut menjadi mullet, rambut belakang dibiarkan panjang sebahu. Namun, rambut atas hingga depan dipotong pendek sekitar 5cm.
Rambut samping dipotong tipis, jika perlu dicukur habis. Jika ingin mudah, cari tukang cukur Madura. Di sana biasa terdapat poster “Top Collection” berisi berbagai contoh gaya rambut jadul. Nah, di sana selalu ada contoh gaya rambut mullet yang tampan dan berani.
Baju
Untuk urusan baju, gaya Gentho memiliki tiga pilihan. Pertama, kombinasi kaus dalam dengan jaket. Kombinasi khas rocker ini tentu sesuai dengan karakter badboy. Anda bisa memilih jaket kulit atau jaket jeans, tapi jaket pilihan sebaiknya dalam keadaan belel termakan zaman.
Pilihan kedua adalah kaos bermotif kamuflase. Dikenal sebagai motif doreng, kaos ini memberi kesan bahwa si pemakai siap bertempur kapan saja. Seolah-olah kaos ini menjadi bendera perang terhadap pemuda lain yang sok jagoan.
Pilihan ketiga adalah kemeja sutra. Kemeja ini mengesankan karakter flamboyan dan nakal bagi pemakainya. Tentunya tidak dipakai seperti anak SD waktu upacara. Buka dua kancing teratasnya, lipat lengan kemeja, lalu masukkan bagian bawah kemeja ke dalam celana. Anda akan terlihat gagah dan flamboyan, sekaligus badboy dengan kegantengan tingkat akhir. Setidaknya untuk standar tahun 70-80an.
Celana
Bicara celana, pilihan utama seorang Gentho adalah jeans. Celana berbahan denim ini memang sedang populer di era Gentho merajai perkampungan Jogja. Celana jeans yang ngGentho haruslah robek alami di bagian dengkul. Robek alami ini bisa diperoleh ketika jatuh dari motor, berkelahi, atau sekadar terpeleset di kamar mandi.
Jika ingin terlihat lebih sangar, Anda bisa memilih celana kulit sintetis. Minusnya, celana kulit akan membakar area bawah tubuh Anda sepanas cibiran kepada goweser arogan.
Alas kaki
Alas kaki yang dipilih oleh seorang Gentho mungkin mengejutkan. Bukan sepatu mahal sekelas Converse apalagi Air Jordan. Seorang Gentho yang sudah sangar dari attitude memilih sandal jepit berbahan karet ban.
Sandal ini dipilih karena harga yang murah serta kekerasan sol bawah yang cukup untuk menumbangkan Gentho lain. Tapi jika Anda memilih untuk bersepatu, pilihan terbaik adalah sepatu bekas tentara. Ingat ya, sepatu bekas. Sepatu bekas tentara memiliki patina yang meningkatkan kesan badboy yang tak lekang oleh zaman.
Aksesoris
Aksesorisnya tidak berlebihan. Namun setiap aksesoris yang dipakai haruslah memiliki aura sangar. Pertama, kalung emas, simbol kemegahan. Kalung emas juga menjadi investasi yang bisa dijual kembali.
Kedua, gelang. Tentunya gelang emas terlalu manis untuk tangan-tangan kekar penuh luka. Maka gelang yang layak menggunakan akar bahar. Gelang akar bahar jelas memberi kesan sangar dengan taburan mistis yang kental. Mengingat harga yang lebih dari mahal, gelang akar bahar imitasi sering menjadi pilihan yang tepat.
Terakhir, cincin. Seorang Gentho tentu membutuhkan cincin yang bisa dipakai saat berkelahi. Maka cincin yang dipilih bukan cincin minimalis khas muda mudi masa kini. Cincinnya harus bertahtakan batu akik! Pilihan batu akik adalah urusan personal. Yang penting batu akik!
Demikianlah sedikit perkenalan tentang outfit Gentho. Tentunya outfit ini bisa lebih bervariasi tergantung situasi sosial budaya di mana Gentho berada. Namun tidak ada salahnya mencoba gaya berbusana ini. Daripada jadi setengah nakal seperti Dilan, bukankah sekalian saja bergaya nakal seperti seniornya?
BACA JUGA Berbagai Jenis Polisi Tidur yang Merajai Jalanan Jogja dan tulisan Dimas Prabu Yudianto lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.