Beberapa waktu lalu media sosial ramai membahas tunjangan rumah Jokowi ketika kelak sudah pensiun jadi presiden. Topik itu jadi perbincangan hangat karena Jokowi lebih memiliki rumah di Colomadu Karanganyar daripada Ibu Kota Nusantara (IKN).
Padahal, pemerintah mendorong menteri dan ASN untuk pindah ke IKN secara bertahap. Menteri PUPR Basuki Hadimuljono bahkan sudah dibuatkan rumah di sana. Namun, kenapa Jokowi malah memilih Colomadu Karanganyar?
Ketika orang-orang mempertanyakan kesungguhan Jokowi terhadap IKN. Saya justru bertanya-tanya, apa daya pikat Colomadu Karanganyar hingga bisa memikat Jokowi memutuskan tinggal di sana. Riset kecil-kecilan pun dimulai.
Daftar Isi
Colomadu Karanganyar potret kejayaan dari masa lampau
Sebelum Indonesia merdeka, Colomadu Karanganyar bernama Malangjiwan. Perubahan nama terjadi setelah Indonesia merdeka. Kadipaten Mangkunegaran menyerahkan wilayahnya ke pemerintah Republik Indonesia (RI).
Nama Colomadu terinspirasi dari nama pabrik gula Colomadu (Tjolomadoe). Pabrik gula yang dibangun pada 1861 itu merupakan saksi kejayaan perekonomian Kadipaten Mangkunegaran. Pada masa Hindia Belanda pabrik ini jadi pusat industri pengolahan tebu.
Bangunan pabrik gula ini masih bertahan hingga sekarang dan jadi tempat wisata favorit di Jawa Tengah. Sementara Malangjiwan menjadi sebuah nama salah satu desa di kecamatan tersebut. Saya rasa sejarah panjang kecamatan Colomadu menjadi daya tarik tersendiri di mata Jokowi.
Apalagi, hingga saat ini kecamatan ini semacam jadi bagian dari kemajuan Kota Solo atau lebih populer dengan sebutan Solo Baru. Kemajuan itu tercermin dari berdirinya deretan hotel berbintang hingga restoran mewah yang menghiasi jalanan di Kecamatan Colomadu.
Kecamatan yang strategis
Semakin banyak saya mengetahui tentang Colomadu Karanganyar, semakin ingin saya tinggal di sana. Posisi kecamatan ini sangat strategis di Jawa Tengah. Di Kecamatan ini ada dua gerbang tol, yaitu gerbang tol Ngasem dan Gerbang Tol Ngemplak. Gerbang Tol itu merupakan bagian dari rangkaian Tol Trans Jawa yang menghubungkan kota-kota besar di Pulau Jawa.
Kecamatan Colomadu juga dekat dan dilalui oleh jalan utama Solo-Yogya dan Jalan Utama Solo Semarang. Bandara Adi Soemarmo juga tidak jauh dari daerah ini. Itu mengapa akses ke Colomadu Karanganyar sebenarnya sangat mudah.
Kecamatan mungil yang padat penduduk
Apabila dilihat dari Google Maps, letak geografis Colomadu jauh terpisah dari kecamatan-kecamatan lain. Daerah ini juga tidak menyatu secara fisik dengan Kabupaten Karanganyar. Letak dan posisi Kecamatan Colomadu dikelilingi oleh Kota Solo, Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Boyolali. Letak seperti ini membuatnya disebut wilayah/daerah eksklave.
Apabila melihat luasannya, sebenarnya kecamatan ini paling sempit di antara kecamatan-kecamatan lain di Kabupaten Karanganyar. Colomadu hanya memiliki luas 15,64 kilometer persegi atau hanya 2 persen dari total wilayah Kabupaten Karanganyar yang mencapai 773,79 kilometer persegi. Daerah yang sempit menjadikan kepadatan penduduk di Colomadu cukup tinggi. Mencapai 4.814 jiwa/kilometer.
Sebenarnya daerah yang terlalu padat nggak cocok menjadi daerah pensiun ideal. Namun, saya rasa, indikator itu hanya berlaku untuk pensiunan orang-orang biasa seperti kita. Kalau pensiunan presiden jelas berbeda. Mau setidak ideal apapun daerahnya, kondisinya pasti akan direka sedemikian rupa supaya jadi nyaman.
Saya rasa alasan-alasan itu yang menjadikan Jokowi lebih memilih tinggal di Colomadu Karanganyar daripada IKN. Alasan lain yang membuatnya semakin bulat tinggal di sana walau dihujat netizen adalah jarak yang dekat dengan Solo, hanya 5-6 kilometer saja. Seperti yang kita tahu, Jokowi merupakan warga asli Solo. Kedekatan jarak ini akan memudahkannya kalau ingin mengunjungi sanak saudara.
Penulis: Acep Saepulloh
Editor: Kenia Intan
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.