Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Mengenal Au Pair dan Alasan Saya Tinggal di Jerman

Dina Noviana oleh Dina Noviana
26 Januari 2021
A A
Mengenal Au Pair dan Alasan Saya Tinggal di Jerman Terminal Mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Meskipun sudah hampir satu setengah tahun berada di sini, saya masih amazed pada diri saya sendiri. Kadang-kadang saya masih berpikir begini, “Ternyata saya bisa juga ya tinggal di Jerman.”

Bulan Agustus tahun 2018 lalu, saya datang ke Jerman untuk menjadi Au Pair di salah satu keluarga yang menjadi host family saya selama satu tahun. Sejak dulu, saya ingin sekali melanjutkan kuliah di Jerman. Alasan saya mungkin kedengaran sepele, yaitu karena film Habibie & Ainun. Saya yang kuliah di jurusan Teknik Industri ingin sekali mengikuti jejak Pak Habibie. Padahal jurusan kuliah saya dan Pak Habibie berbeda. Pak Habibie belajar di Teknik Penerbangan, sedangkan saya di Teknik Industri. Walaupun berbeda, saya tetap ingin ke Jerman. Sayangnya, keinginan saya yang begitu besar tidak berbanding lurus dengan usaha saya, sehingga pada akhirnya saya mengubur impian itu.

Menjadi seorang Au Pair sebenarnya tidak lepas dari peran teman SMA saya. Selepas kuliah di tahun 2018, saya bekerja sebagai sebagai foreman production di salah satu perusahaan makanan. Lalu suatu hari, saya tidak sengaja melihat Instastory teman SMA saya yang berada di Jerman. Di story itu, dia sedang bersama dua anak laki-laki dan saya langsung berpikir, “Dia pasti jadi Au Pair.”

Saya langsung mengirim DM pada teman saya untuk memastikan hal itu. Teman SMA saya membenarkan tebakan saya, dan entah kenapa hal itu memercikkan kembali keinginan saya untuk pergi ke Jerman. Jika saya belum bisa kuliah ke sana, mungkin saya bisa ke sana untuk tujuan lain. Beberapa bulan kemudian, saya resign dari kerjaan dan les bahasa Jerman intensif demi bisa segera pergi ke Jerman.

Bak gayung bersambut, pada bulan Febuari 2019, saya mendapatkan host family. Kami berkenalan dan saling menceritakan satu sama lain. Hal yang paling saya senangi adalah host family saya juga muslim. Jadi, saya tidak perlu khawatir tentang makanan halal, ibadah, dan hal-hal lainnya yang sering dikhawatirkan di negara minoritas muslim.

Di Indonesia sendiri sebenarnya sudah cukup banyak orang yang mengetahui apa itu Au Pair, tetapi sebagian dari mereka adalah orang-orang yang memang ingin ke Jerman. Beda halnya dengan orang awam yang sama sekali belum pernah tahu dan mendengar apa itu Au Pair. Sehingga ketika mendengar penjelasan tentang Au Pair, mereka langsung mentah-mentah menyamakan Au Pair dengan babysitter alias TKI.

Menurut website aupairworld.com, tujuan utama program Au Pair adalah pertukaran budaya di mana Au Pair mendapatkan kesempatan untuk meningkatkan kemampuan berbahasanya dan belajar budaya setempat. Di Jerman, seorang Au Pair idealnya akan mendapatkan uang saku, sekolah bahasa, kamar pribadi, dan asuransi kesehatan dari host family. Sebagai timbal balik, Au Pair membantu menjaga anak-anak host parents dan membantu mengerjakan pekerjaan rumah.

Bagi saya, ini sama sekali tidak memberatkan. Ibarat tinggal di rumah sendiri, saya juga mengerjakan semua tugas itu. Menjaga adik atau keponakan, menyapu, mengepel, memasak, dan segudang pekerjaan rumah lainnya. Saya menempatkan diri saya sebagai keluarga ketika mengerjakan pekerjaan-pekerjaan tersebut. Saya juga bisa menggunakan semua fasilitas yang ada di rumah tanpa perlu izin.

Baca Juga:

Tidak Ada Sampah di Jerman: Tren Bagi-bagi Barang Bekas di Jerman, Upaya Paling Efektif untuk Sustainability

4 Hal yang Biasa di Jerman, tapi Luar Biasa di Indonesia

Kesempatan ini sangat tidak boleh dilewatkan. Kapan lagi saya bisa tinggal di negara impian dengan gratis? Saya tidak perlu mengeluarkan uang untuk makan dan bayar tempat tinggal selama bersama dengan host family. Saya hanya perlu menjalani hidup yang sama seperti saat tinggal di rumah sendiri, bermain bersama kedua adik angkat, makan di luar bareng, pergi ke taman bermain, nonton di bioskop, dan banyak lagi.

Saya juga mempunyai teman yang bukan berasal dari Indonesia dan kami ngobrol dengan asyik menggunakan bahasa yang masih amburadul. Hahaha. Maklum saja, bahasa Jerman bukan bahasa ibu kami. Walaupun berantakan, kami bisa mengerti satu sama lain, kok.

Selain itu, saya juga bisa liburan ke kota-kota cantik yang hanya saya lihat dari foto orang. Liburan pertama saya sendirian dan menginap di hostel adalah saat ke Nuremberg. Nuremberg adalah salah satu kota cantik di Bavaria. Seingat saya, sejak lahir saya belum pernah pergi ke luar kota sendirian untuk liburan. Biasanya, saya memiliki agenda lain yang kemudian diselipkan liburan.

Hal terakhir yang saya dapatkan ketika menjadi Au Pair adalah jadi lebih mandiri dan percaya diri. Tentu karena saya harus bisa beradaptasi dengan lingkungan baru, orang-orang baru, mencari teman, dan berani berbicara dengan bahasa yang terbatas. Secara alami, ini membentuk kepribadian saya menjadi lebih baik. Bagaimana? Tertarik untuk mengikuti program Au Pair di Jerman dan mencoba pengalaman baru seperti saya?

BACA JUGA Kehidupan Saya di Jerman Selama Ada Virus Corona atau tulisan Dina Noviana lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 25 Januari 2021 oleh

Tags: au pairjermankehidupan di jerman
Dina Noviana

Dina Noviana

Perempuan kelahiran Palu yang senang menulis

ArtikelTerkait

Pengalaman Kerja Menjadi Perawat Panti Jompo di Jerman, Belajar Menjadi Manusia dan Memahami Hal-hal yang Asing di Kepala

Pengalaman Kerja Menjadi Perawat Panti Jompo di Jerman, Belajar Menjadi Manusia dan Memahami Hal-hal yang Asing di Kepala

5 September 2023
Kutukan yang Membayangi Prancis di Piala Dunia 2022

Kutukan yang Membayangi Prancis di Piala Dunia 2022

15 November 2022
puasa di Jerman

Beda Puasa di Jerman dan di Indonesia Selain Durasi Puasa yang Lamanya 17 Jam

28 April 2020
3 Program Unggulan yang Bisa Mengantarmu Tinggal di Jerman. Bekerja dan Belajar di Negara Asing Bukan Hal Mustahil

Tidak Ada Sampah di Jerman: Tren Bagi-bagi Barang Bekas di Jerman, Upaya Paling Efektif untuk Sustainability

10 Oktober 2023
Kehidupan Saya di Jerman Selama Ada Virus Corona

Kehidupan Saya di Jerman Selama Ada Virus Corona

14 April 2020
Hal-hal Nggak Biasa di Jerman yang Bikin Orang Indonesia Kaget: Mulai dari Selai Berry buat Cocolan Ayam sampai Anjing yang Jadi Penumpang di Metro

4 Hal yang Biasa di Jerman, tapi Luar Biasa di Indonesia

7 September 2023
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

3 Alasan Soto Tegal Susah Disukai Pendatang

30 November 2025
Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang Mojok.co

Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang

2 Desember 2025
5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

2 Desember 2025
4 Hal tentang Untidar Magelang yang Belum Diketahui Banyak Orang Mojok.co

4 Hal tentang Untidar Magelang yang Belum Diketahui Banyak Orang

29 November 2025
Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

30 November 2025
Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

4 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana
  • Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.