“Teman kakak ada yang berangkat sekolah naik motor sendiri,” begitu lapor si sulung saat saya menjemputnya di sekolah. Mau kaget, tapi nggak jadi. Jangankan anak SMP, anak SD yang sliwar-sliwer naik motor juga ada. Bedanya, anak SD nggak berani bawa motor sendiri ke sekolah. Mereka paling naik motor pas disuruh beli micin sama emak, nyamperin temen buat mabar, atau sekadar muter-muter nggak jelas. Mereka merasa bangga bisa naik motor. Mungkin, mereka berasa lagi cosplay jadi Dilan.
Nah, kalau anak SMP, biasanya mereka sudah mulai berani naik motor ke sekolah. Meski saya yakin banget, bocah-bocah itu pasti melakukannya secara diam-diam tanpa sepengetahuan sekolah. Konyol rasanya jika ada SMP yang memperbolehkan siswanya naik motor sendiri ke sekolah. Masa institusi pendidikan dengan terang dan nyata melanggar UU No. 14 Tahun 1992? Kalaupun ada siswanya yang sudah cukup umur dan punya SIM, saya yakin pihak sekolah akan berpikir ribuan kali dalam hal perizinan membawa motor ke sekolah.
Terus, para bocil berseragam putih biru yang kekeuh naik motor sendiri ke sekolah, biasanya parkir motor di mana, ya? Berikut hasil investigasi kecil-kecilan saya untuk menemukan lokasi parkir motor anak SMP.
#1 Pasar
Pasar jadi tempat yang pas untuk numpang parkir motor hingga jam pelajaran berakhir, apalagi jam sekolah anak SMP ini sebelas dua belas dengan jam operasional pasar. Jadi, mereka bisa dengan tenang menitipkan motor di pasar.
Apakah tukang parkirnya bakalan rese bertanya macam-macam, ceramah tentang keselataman berkendara, atau bahkan menolak anak SMP yang numpang parkir ini? Ya jelas nggak, kan yang penting bayar. Paling tukang parkirnya cuma mbatin, “Masih kecil kok udah naik motor?”
#2 Rumah teman
Percaya nggak percaya, rumah teman juga sering dijadikan sasaran numpang parkir oleh anak SMP, apalagi kalau lokasi rumahnya dekat dengan sekolahan. Awalnya, bisa jadi orang tua si teman yang dititipi motor merasa keberatan. Mungkin nggak sreg karena merasa jadi bagian dari konspirasi tipu-tipu. Tapi, mereka bisa apa? Paling menasihati sesekali. Kalau berikutnya masih numpang parkir, ya apa boleh buat? Biasanya mereka akan memilih diam daripada dicap cerewet, apalagi kalau siswa yang numpang parkir sudah akrab banget sama anaknya.
#3 Rumah warga
Ada gula, ada semut. Ada anak SMP bandel bawa motor, maka akan selalu ada pagar rumah warga yang terbuka untuk menampungnya. Lumayan, bisa buat ladang cuan. Jangan salah, buka jasa lahan parkir hasilnya lumayan, loh. Maka nggak heran jika kemudian banyak rumah, terutama yang dekat dengan fasilitas umum, memanfaatkan pekarangan rumahnya untuk dijadikan lahan parkir. Bahkan ada yang sengaja beli lahan untuk dimanfaatkan sebagai lahan parkir.
#4 Ruko
Ruko juga jadi sasaran anak SMP untuk kucing-kucingan menyembunyikan motor. Jika kebetulan lokasi ruko dekat dengan sekolah, anak-anak ini bisa segera melenggang. Namun, jika kebetulan agak jauh atau ingin membuat alibi, mereka akan keluar dari parkiran ruko dan bergegas mencari angkutan umum.
Membuat alibi? Maksudnya?
Gini, lho, kalau guru tahu rumah siswa jauh, tentu guru bakal curiga. Anak ini kok rumahnya jauh, tapi berangkat sekolah jalan kaki? Hayo. Maka dibuatlah alibinya, yaitu dengan pura-pura naik kendaraan umum. Cerdas!
#5 Rumah penjaga sekolah
Meski merupakan bagian dari sekolah, ada saja oknum penjaga sekolah yang ambil bagian dalam kenakalan siswa. Misalnya, ada yang diam-diam menyediakan rokok di kantin, ada yang kasih space buat siswa merokok, dan nggak terkecuali mempersilakan siswa untuk memarkirkan motornya di pekarangan rumah—jika kebetulan rumahnya berdekatan dengan sekolah. Ingat, saya bilangnya oknum, lho ya. Penjaga sekolah yang baik hati dan taat aturan juga banyak, kok.
#6 Kawasan perkantoran
Terakhir, tempat yang sering dijadikan sasaran untuk numpang parkir adalah kawasan perkantoran yang berada dekat dengan lingkungan sekolah. Memang sih biasanya di kawasan perkantoran sudah ada tukang parkir yang berjaga, tapi ya nggak masalah. Para tukang parkir ini nggak akan mendadak membacakan isi UU No. 14 Tahun 1992, kok, apalagi sampai nekat melaporkan siswa ke pihak sekolah. Kayaknya yang penting si bocah nggak lupa bayar parkir, deh.
Nah, itulah enam lokasi yang dimanfaatkan siswa SMP untuk menyembunyikan motornya. Memang nggak semua siswa SMP yang naik motor sendiri ke sekolah itu berniat gaya-gayaan. Ada yang terpaksa bawa motor karena nggak ada transportasi publik dari rumah ke sekolah, dan ada juga yang orang tuanya sibuk jadi nggak bisa mengantar jemput mereka ke sekolah. Tapi, kita tentu sepakat hal tersebut nggak bisa jadi pembenaran. Gaslah bapak guru SMP, langsung saja sidak ke-6 tempat di atas, ya!
Penulis: Dyan Arfiana Ayu Puspita
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA 3 Kesalahan Parkir Motor di Dalam Rumah yang Sebaiknya Dihindari.