Saya perhatikan akhir-akhir ini banyak kontributor Terminal Mojok saling nggrundel perihal nggak enaknya jadi mahasiswa di kampus A, B, C, hingga Z. Ada yang nggak suka lantaran kampusnya sering kebanjiran, ada yang sebel gara-gara dikira mahasiswa buangan dari kampus tetangga, sampai ada yang nggak suka gara-gara ekspektasi banyak orang terhadap kampus tersebut terlalu tinggi. Tapi, dari artikel nggak suka kampus tersebut, saya belum menemukan ada yang nggak suka dengan warna jas almamater di kampus masing-masing. Ehe.
Seperti yang kita tahu, tiap kampus di Indonesia punya logo dan maknanya masing-masing, termasuk soal jas almamater. Tiap kampus punya warna jas almamater masing-masing. Jas almamater UGM tentu beda dengan jas almamater UI, atau jas alamamater Untar tentu beda dengan jas alamamater UNY, dll.
Jika dilihat dari aspek semiotika abal-abalan, ternyata warna memiliki sejumlah arti. Ada penandanya dan ada petandanya. Misalnya warna merah. Kalau warna merah itu ditemui di persimpangan jalan dan menempel di lampu lalu lintas, maka artinya berhenti. Tapi, kalau warna merah itu kita lekatkan ke bendera pusaka, maka artinya bukan berhenti lagi, melainkan berani.
Hal ini juga bisa mashok ke karakter mahasiswa-mahasiswa di Indonesia. Ada kampus yang memilih jas almamater berwarna X supaya mahasiswanya berkarakter Y. Ada lagi yang pakai warna P, supaya mahasiswanya bisa bersikap Q, begitu seterusnya. Nah, agar kita nggak saling bingung, mari sama-sama menebak karakter mahasiswa dilihat dari warna jas almamaternya. Gasss!
#1 Warna kuning
Banyak kampus di Indonesia yang menggunakan warna kuning sebagai warna dasar jas almamater. Sebut saja Universitas Indonesia, Universitas Negeri Semarang, Universitas Sriwijaya, hingga Universitas Terbuka. Warna kuning pada kenyataannya merupakan warna yang netral, makanya siapa pun yang melihat warna ini pasti akan bahagia. Bahkan, sebuah penelitian juga bilang, kalau nyamuk pun nggak akan berani mendekat jika kita pakai baju warna kuning.
Terlepas dari semua itu, warna kuning adalah simbol keceriaan. Bak mentari yang baru saja terbit, warna kuning menawarkan sikap optimistis. Nggak heran jika mahasiswa-mahasiswa yang punya jas almamater warna ini memiliki daya kreativitas yang tinggi dan juga bikin bahagia orang lain. Nggak percaya? Coba deh kalian pakai almamater UI terus bilang ke orang tua, “Buk, saya masuk UI.” Pasti orang tua kalian akan bahagia.
#2 Warna biru tua
Coba sebutkan apa saja yang berwarna biru! Sebagian menjawab air laut, sebagian lagi menjawab langit. Yup, warna yang berdasar biru menggambarkan sikap tenang, santuy, adem, ayem, solidaritas, dan melankolis. Kampus di Indonesia pun seabrek yang pakai warna ini untuk jas almamaternya. Bahkan kalau saya tafsir, warna biru tua adalah warna almamater terpopuler di kampus Indonesia. Ada Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Surabaya, Universitas Airlangga, Universitas Negeri Yogyakarta, hingga Universitas Jember dan lain sebagainya yang pakai warna ini untuk jas almamaternya.
Sebagaimana yang saya sebutkan tadi, warna biru tua ini seakan-akan bikin nyaman. Bukan hanya warna yang ada di almamaternya, tapi mengalir ke karakter mahasiswanya. Itulah mengapa Universitas Brawijaya menggunakan warna biru tua, soalnya di sana cuacanya adem, jadi pas deh dengan karakter mahasiswanya yang cool-cool.
Lainnya halnya di Universitas Negeri Surabaya, Universitas Airlangga, Institut Teknologi Sepuluh November. Mereka memakai warna biru tua bukan menggambarkan cuacanya, tapi menggambarkan karakter mahasiswanya. Setelah saya wawancarai ketiga kampus tersebut, serentak mereka bilang, “Surabaya iku wes panas, Mas. Makane almamaternya biru tua. Setidaknya lak cuacanya panas, karakter mahasiswanya yang adem.” Ya, ya, ya, boleh juga.
#3 Warna hijau
Sama halnya dengan warna biru tua, warna hijau merupakan warna paling populer bagi banyak kampus di Indonesia. Apalagi Indonesia didaulat sebagai negara Islam terbesar di dunia, pasti kampus-kampus yang berideologi Islam banyak ditemukan. Beberapa kampus Islam yang memakai warna hijau sebagai almamaternya antara lain UIN Sunan Kalijaga, UIN Sunan Ampel, Universitas Muslim Indonesia, Universitas Negeri Islam Malang, Universitas Muhammadiyah Luwuk, dan Universitas Maulana Malik Ibrahim.
Pemilihan warna hijau sendiri adalah simbol keharmonisan, keterbukaan, dan keseimbangan. Sebagai kampus yang berdampingan dengan identitas agama, tentu karakter mahasiswanya pun cenderung agamis. Teman saya yang di UIN banyak yang berlaku demikian. Mereka sering mengingatkan kebaikan, berdakwah, dan saling terbuka terhadap perbedaan.
#4 Warna merah
Ada juga kampus yang punya jas almamater warna merah. Kalau kampus ini bukan hanya namanya yang mengisyaratkan karakter semangat, patriotik, dan penuh perjuangan, tapi juga warna almamaternya. Kampus-kampus seperti Universitas Tujuh Belas Agustus, Universitas Tarumanegara, dan Universitas Negeri Hassanuddin disinyalir memiliki karakter yang pemberani bak Sultan Hassanuddin, kokoh seperti Kerajaan Tarumanegara, dan semangat nasionalisme tujuh belas Agustus.
Warna-warna jas almamater di atas pastinya memiliki makna filosofis dan historis yang sesungguhnya. Kalau yang saya jabarkan di atas kan tebak-tebakan, syukur-syukur kalau benar. Itulah beberapa karakter mahasiswa dilihat dari warna jas almamaternya. Santai saja ya, Gaes, sebab warna hanyalah tanda, yang menjalankan dan tahu kan karakter kita sendiri. Benar nggak?
Sumber Gambar: Unsplash