Menebak Alasan Begal Kebanyakan Bonceng Tiga

Menebak Alasan Begal Kebanyakan Bonceng Tiga Terminal Mojok

Menebak Alasan Begal Kebanyakan Bonceng Tiga (Pixabay.com)

Di sudut kota Palembang, tepatnya di daerah Jakabaring, banyak orang yang jadi korban pembegalan. Rata-rata para begal naik motor dan bergerak dalam kesenyapan yang maksimal. Saya sendiri belum pernah punya pengalaman berhadapan dengan begal, tapi saya sering melihat tragedi pembegalan di depan mata saya.

Dulu, ibu saya berjualan di daerah Jakabaring dan saya sering ke daerah sana. Di sanalah saya melihat kasus pembegalan. Korbannya beragam, mulai dari anak sekolahan, ibu-ibu, pasangan suami istri yang baru pulang kondangan, dan lain-lain.

Berdasarkan pengamatan saya, begal yang beraksi kebanyakan naik motor bonceng tiga. Jadi, kalau mau dijabarkan tugas mereka kira-kira begini. Yang di depan bertugas mengendarai motor, kemudian ada yang bertugas mengambil barang korban, dan yang terakhir biasanya bersiap dengan senjata tajamnya.

Lama-lama saya jadi penasaran, kenapa ya mereka naik motor selalu bonceng tiga ketika melakukan aksinya? Bukannya lebih enak naik motor berdua saja biar nggak terlalu sempit? Atau malah lebih enak lagi kalau sendirian, kan jadi lebih gesit? Saya mencoba memosisikan diri sebagai begal dan menebak alasan di balik begal yang selalu bonceng tiga dalam melakukan aksinya. Kira-kira begini alasannya.

#1 Biar kuat mental

Kalau saya mau melakukan aksi pembegalan sendirian di siang hari, saya pasti akan mengurungkan niat itu. Lho iya, begal sendirian di siang hari benar-benar berisiko tinggi. Rawan ketangkep sama orang-orang di sekitar calon korban, Bro!

Beda halnya ketika bonceng tiga bersama teman. Risiko ketangkep bakal berkurang sedikit lah. Kenapa? Ya karena ada dua teman lain yang bantuin dari belakang.

Kalau gitu pilihannya lebih enak yang mana? Bonceng tiga atau sendiri? Ya bertiga laaah. Sebab, sehebat-hebatnya mental satu begal, masih lebih baik mental tiga begal yang digabung jadi satu.

#2 Proses pembegalan jadi cepat

Begini. Kalau mau membegal orang sendirian kan sulit, ya. Harus berhentiin motor dulu, ambil sajam dulu baru ditodongkan ke korban. Nggak sat set sat set gitu lah. Kalau korbannya berani, wah, keburu korbannya melawan balik, sih.

Berbeda kalau bonceng tiga, aksi pembegalan jadi lebih hemat waktu. Biasanya yang terjadi kan begini: sampai di depan korban langsung sat set; motor tetap dinyalakan, begal kedua merampas barang korban, begal ketiga menodongkan senjata, setelah itu begal pertama tancap gas lagi secepatnya.

#3 Biar mengintimidasi

Nggak cuma orang berbadan besar yang bisa mengintimidasi, orang dengan jumlah banyak juga bisa, termasuk begal yang bonceng tiga.

Waktu saya melihat kasus pembegalan di sekitaran tempat ibu saya jualan, korbannya ada dua orang. Sebenarnya mereka bisa melawan balik karena badan mereka sama seperti ketiga begal tersebut. Namun, karena para korban ini cuma berdua, jelas mereka sudah takut duluan karena kalah jumlah. Ya sudah, ketiga begal itu pun memaksimalkan boceng tiganya dan melenggang pergi begitu saja.

#4 Kalau tertangkap masih ada kawan

Alasan keempat ini cukup menarik, sih. Para pelaku pembegalan pasti sudah paham ya kalau misi mereka gagal, maka penjara adalah hukuman yang menanti mereka. Tapi, mana enak sih masuk penjara sendirian? Ehehehe.

Makanya para pelaku pembegalan itu bonceng tiga. Memang nggak selalu ketiga-tiganya tertangkap, sih, bisa saja cuma satu yang tertangkap (apes banget, sih). Tapi setidaknya kalau mereka bertiga tertangkap, nggak menderita sendirian gitu. Atau minimal kalau dipukuli massa ya nggak merasakan sendirian, melainkan ada juga dua temannya yang sama-sama merasakan betapa sakitnya dipukuli warga yang sedang mengamuk.

#5 Nggak enakan

Walau ini sebuah kejahatan, tetap saja kalau boleh saya katakan, begal adalah sebuah pekerjaan yang menghasilkan duit bila berhasil. Mana mungkin sesama bestie nggak ngajak-ngajak kalau sudah urusan duit, kan?

Nggak enak lah kalau teman kita nganggur di rumah, tapi kita malah bekerja—dengan cara merampas milik orang lain—dan menghasilkan duit ratusan ribu dalam sehari. Apa nggak kasihan sama teman kita yang nganggur itu? Maka diajaklah jadi begal. Dan dari sana saya rasa muncul begal-begal yang suka bonceng tiga.

Barangkali itu saja lima alasan di balik begal yang suka bonceng tiga. Jangan serius-serius amat bacanya, namanya juga tebak-tebakan~

Penulis: Muhammad Ridho
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Popularitas Begal Lampung dalam Jagad Kriminalitas Tanah Air.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version