Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Hiburan Serial

Memetik Pesan Kemanusiaan dari Serial Drama: The World of the Married

Fatimatuz Zahra oleh Fatimatuz Zahra
6 Mei 2020
A A
Tradisi Kupatan sebagai Tanda Berakhirnya Hari Lebaran Masa Lalu Kelam Takbir Keliling di Desa Saya Sunah Idul Fitri Itu Nggak Cuma Pakai Baju Baru, loh! Hal-hal yang Dapat Kita Pelajari dari Langgengnya Serial “Para Pencari Tuhan” Dilema Mudik Tahun Ini yang Nggak Cuma Urusan Tradisi Sepi Job Akibat Pandemi, Pemuka Agama Disantuni Beragama di Tengah Pandemi: Jangan Egois Kita Mudah Tersinggung, karena Kita Mayoritas Ramadan Tahun Ini, Kita Sudah Belajar Apa? Sulitnya Memilih Mode Jilbab yang Bebas Stigma Kenapa Saf Tarawih Makin Maju Jelang Akhir Ramadan? Kenapa Kita Sulit Menerima Perbedaan di Media Sosial? Masjid Nabawi: Contoh Masjid yang Ramah Perempuan Surat Cinta untuk Masjid yang Tidak Ramah Perempuan Campaign #WeShouldAlwaysBeKind di Instagram dan Adab Silaturahmi yang Nggak Bikin GR Tarawih di Rumah: Ibadah Sekaligus Muamalah Ramadan dan Pandemi = Peningkatan Kriminalitas? Memetik Pesan Kemanusiaan dari Serial Drama: The World of the Married Mungkinkah Ramadan Menjadi Momen yang Inklusif? Beratnya Menjalani Puasa Saat Istihadhah Menghitung Pengeluaran Kita Kalau Buka Puasa “Sederhana” di Mekkah Apakah Menutup Warung Makan Akan Meningkatkan Kualitas Puasa Kita? Kenapa Saf Tarawih Makin Maju Jelang Akhir Ramadan? Apakah Menutup Warung Makan Akan Meningkatkan Kualitas Puasa Kita? Mengenang Serunya Mengisi Buku Catatan Ramadan Saat SD Belajar Berpuasa dari Pandemi Corona Perlu Diingat: Yang Lebih Arab, Bukan Berarti Lebih Alim Nonton Mukbang Saat Puasa, Bolehkah? Semoga Iklan Bumbu Dapur Edisi Ramadan Tahun Ini yang Masak Nggak Cuma Ibu
Share on FacebookShare on Twitter

Serial drama Korea ini baru dirilis pada bulan Maret 2020 tapi cukup mendapat perhatian dari warganet di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia. Banyak cuplikan adegan ataupun percakapan yang diunggah di media sosial karena dianggap mewakili suara berbagai kalangan, terutama yang pernah terlibat dalam hubungan yang kurang baik dengan pasangan.

Drama ini berkisah tentang perselingkuhan yang dialami oleh pasangan suami istri yang terlihat memiliki kehidupan yang sangat sempurna (setidaknya jika diukur menggunakan standar kesempurnaan relationship goals di Instagram). Mereka memiliki karier yang cemerlang, anak yang cerdas dan ceria, serta kehidupan seksual yang tidak mengecewakan. Tetapi hal tersebut ternyata tak cukup untuk mencegah terjadinya perselingkuhan, yang bahkan disembunyikan dengan rapi selama dua tahun lamanya. Yang lebih mengherankan, orang-orang terdekat justru seolah ikut menutupi perselingkuhan tersebut.

Drama ini ramai diperbincangkan setidaknya karena dua hal, yang pertama adalah plot twist yang diletakkan di berbagai kesempatan. Tidak seperti drama perselingkuhan di sinetron Indonesia yang rata-rata sudah dapat kita tebak alurnya, drama ini berhasil membuat penonton merasa penasaran akan apa yang terjadi selanjutnya. Hal-hal yang diduga kuat akan terjadi justru tidak ada sama sekali atau dialihkan pada sub yang lain. Plot twist ini bahkan dapat kita rasakan sejak episode awal, ketika kita sebagai penonton diajak untuk berspekulasi tentang siapa selingkuhan dari suami dari Ji Sun Woo tersebut.

Selain itu yang kedua, kekuatan karakter Ji Sun Woo yang dalam hal ini berposisi sebagai korban. Alih-alih menunjukkan ketidakberdayaan dengan meratap di dalam kamar seperti sinetron-sinetron Indonesia, Sun Woo justru menunjukkan betapa terorganisir caranya mengumpulkan bukti-bukti perselingkuhan suaminya sambil terus menerus meneguhkan hatinya. Ia benar-benar terlihat seperti tokoh yang tanpa cela, kuat hati, cerdas, punya banyak keterampilan dan memiliki intuisi yang kuat.

Selain dibuat sesak nafas oleh alur ceritanya, kita juga bisa belajar banyak hal dengan menonton drama ini. Kita akan mendapatkan pelajaran tentang ketidakadilan konstruksi sosial yang kerap kali merugikan perempuan. Dalam drama tersebut, tak jarang tokoh-tokoh laki-laki yang sudah beristeri membandingkan dan menyebut-nyebut kekurangan isterinya di hadapan teman laki-laiknya lalu menertawainya bersama-sama. Sementara di sisi lain, istri dituntut untuk menjadi pribadi yang serba sempurna, memiliki kemampuan dan waktu yang cukup untuk mengurus urusan domestik, karier yang bagus,serta penampilan yang tetap cantik sampai tua.

Hal tesebut akan sangat bertentangan jika dihadapkan dengan nilai-nilai Islam yang menjunjung tinggi sikap adil terhadap sesama manusia. Manusia, terlepas dari segala atribut yang melekati dirinya seperti jenis kelamin, usia, warna kulit, dan lain-lain adalah hamba yang juga sekaligus mengemban amanah sebagai khalifah di bumi. Semangat yang disebarkan dalam agama Islam adalah semangat kesetaraan yang tidak meninggikan satu dan merendahkan yang lain.

Pada zaman Arab pra Islam, manusia memiliki kebencian yang didasari oleh mitos dan kepercayaan yang buruk terhadap anak perempuan. Bahkan anak perempuan sering kali dianggap pembawa sial sehingga layak dikubur hidup-hidup. Tapi Islam datang dengan spirit pembebasan, perempuan tidak lagi diperlakukan layaknya aib atau benda yang dapat dipertukarkan. Perempuan diposisikan sebagai subjek penuh dalam kehidupan.

Dalam drama yang saya ceritakan di atas, banyak sekali plot yang mengisahkan tentang relasi yang tidak sehat atau toxic relationship, perselingkuhan, dan lain-lain yang memosisikan perempuan sebagai sumber permasalahan dan layak dipersalahkan. Kita juga dapat melihat hal ini dari sudut pandang Islam yang mengajarkan tentang nilai kesalingan atau mubaadalah dalam sebuah pernikahan.

Baca Juga:

Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

Drama Korea Typhoon Family, Membahas yang Terlewat dalam Debat Perintis vs Pewaris di Media Sosial

Pernikahan harus membawa misi gotong royong untuk mewujudkan sakinah. Oleh karenanya, dalam pernikahan harus ada prinsip ‘an taradhin’ atau saling rida satu sama lain. Bukan perempuan yang terus menerus dipaksakan untuk ikhlas atas perbuatan zalim laki-laki ataupun sebaliknya. Maka dari itu, strategi perlawanan yang dilakukan oleh Sun Woo kepada suaminya adalah sesuatu yang sah karena sang suami tak lagi dapat menjaga janji pernikahannya. Bukan seperi sinetron Indonesia yang selalu menempatkan istri sebagai pihak yang tidak memiliki kekuatan untuk melakukan apa pun.

Dari banyaknya hikmah yang dapat kita petik dalam drama tersebut, saya pikir drama ini cocok untuk menemani Ramadan kita di tengah pandemi. Kita dapat belajar tentang bagaimana membangun relasi yang sehat, memosisikan diri sebagai pasangan yang saling mengasihi, ataupun mengikis sedikit demi sedikit pikiran sempit kita yang selalu memosisikan perempuan sebagai makhluk lemah yang layak diperlakukan sekenanya.

BACA JUGA Esai-esai Terminal Ramadan Mojok lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 12 Januari 2022 oleh

Tags: drama koreaTerminal RamadanThe World of the Married
Fatimatuz Zahra

Fatimatuz Zahra

Sedang belajar tentang manusia dan cara menjadi manusia.

ArtikelTerkait

5 Alasan Drama Cina Kalah Hype ketimbang Drama Korea

5 Alasan Drama Cina Kalah Hype ketimbang Drama Korea

21 Juni 2022
Badai Kritik karena Iklan yang Bikin Cringe di Drama The King: Eternal Monarch lee min ho

Lee Min Ho Come Back dan Makin Ganteng di Drama “The King: Eternal Monarch”

21 April 2020
10 Drama Korea yang Judul Inggris dan Koreanya Beda Jauh Terminal Mojok

10 Drama Korea yang Judul Inggris dan Koreanya Beda Jauh

27 Maret 2022
Film Mr Hong_ Romansa Hye Jin dan Du Shik yang Agak Bikin Bengong terminal mojok

Film Mr. Hong: Romansa Hye Jin dan Du Shik yang Bikin Penonton Bengong

2 Oktober 2021
Crash Course in Romance, Drama Korea yang Menjawab Alasan Mengapa Orang Suka Matematika

Crash Course in Romance, Drama Korea yang Menjawab Kenapa Orang Suka Matematika

2 Februari 2023
Perbedaan Karakteristik Zombi di Kingdom, Happiness, dan All of Us Are Dead Terminal Mojok

Perbedaan Karakteristik Zombi di Serial Kingdom, Happiness, dan All of Us Are Dead

10 Februari 2022
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

20 Desember 2025
Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

20 Desember 2025
Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

19 Desember 2025
Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

21 Desember 2025
Setup Makaroni Kuliner Khas Solo, tapi Orang Solo Nggak Tahu

Setup Makaroni: Kuliner Khas Solo tapi Banyak Orang Solo Malah Nggak Tahu

19 Desember 2025
Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

18 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Talent Connect Dibimbing.id: Saat Networking Tidak Lagi Sekadar Basa-basi Karier
  • Ironi Perayaan Hari Ibu di Tengah Bencana Aceh dan Sumatra, Perempuan Makin Terabaikan dan Tak Berdaya
  • Kisah Kelam Pasar Beringharjo Jogja di Masa Lalu yang Tak Banyak Orang Tahu
  • Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel
  • Regenerasi Atlet Panahan Terancam Mandek di Ajang Internasional, Legenda “3 Srikandi” Yakin Masih Ada Harapan
  • Petung Jawa dan Seni Berdamai dengan Hidup

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.