Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup Sapa Mantan

“Memecahkan Berarti Membeli”, Ternyata Tidak Berlaku Untuk Hati Dan Perasaan

Reni Soengkunie oleh Reni Soengkunie
17 Juni 2019
A A
memecahkan berarti membeli

memecahkan berarti membeli

Share on FacebookShare on Twitter

Tulisan “Memecahkan Berarti Membeli” sepertinya bukan hal asing lagi bagi kita semua. Seperti yang kita tahu, tulisan tersebut kerap kali kita jumpai hampir di setiap toko ataupun swalayan. Kebanyakan tulisan tersebut ditempel pada rak yang menjual aneka piring, gelas, ataupun benda-benda pecah belah lainnya yang rentan untuk pecah dan hancur.

Setiap pemilik toko tentu tak mau mendapati pengunjung tokonya memecahkan daganganya lalu kabur begitu saja. Siapa juga orang di dunia ini yang mau rugi. Karena tujuan mereka memajang barang-barang tersebut bukan untuk dipertontonkan atau cuma untuk bahan mainan pengunjung toko. Tentu akan sangat menjengkelkan, bila barang dagangan mereka itu pecah lantas si calon pembeli ini berdalih tak mau membelinya.

Oleh karena itu, adanya tulisan ini seolah menegaskan para pengunjung toko bahwa kalau mereka tak berniat untuk membeli jangan sekali-kali mencoba untuk memegangnya atau main-main dengan barang tersebut. Kalau mereka sudah menyentuh atau memegangnya, berarti mereka sudah siap membeli.

Di dunia ini harus ada pertanggungjawaban yang dipikul dalam setiap perbuatan yang kita lakukan. Jangan sampai karena rasa penasaran, kita mengutik-utik barang tersebut. Meliriknya, melihatnya, memegangnya, mengelus-elus, lalu setelah ada sebuah barang yang lebih bagus atau menarik, tanpa sengaja kita melepaskan barang yang sudah kita pegang. Pecah kan ya!

Kalau sudah begini, siapa yang harus disalahkan? Oleh karena itu, untuk meminimalisir orang-orang semacam ini, pihak toko biasanya menulis dengan tegas himbauan tersebut. Memecahkan yah artinya membeli. Enak aja, main-main dengan barang tersebut lalu pergi gitu aja setelah memecahkanya. Udah gitu alasanya basi banget- karena nggak cocoklah atau nggak tertarik lagi. Hmmm

Sebagai pembeli pun, sudah seharusnya kita bisa bersikap layaknya kesatria. Kalau melakukan kesalahan, ya sudah semestinya dong kita tanggung jawab dengan apa yang kita lakukan. Jangan lari gitu aja kayak orang tak berdosa. Memangnya dagangan orang itu cuma sekadar bahan keisengan di waktu suntuk kita aja?

Namun sungguh disayangkan bahwa tulisan semacam itu ternyata tak berlaku untuk hati dan perasaan manusia. Tak ada tuh, hukum yang dapat menjerat seseorang yang mematahkan atau memecahkan hati orang lain. Meski hati manusia itu tidak termasuk barang pecah belah, namun hati manusia itu sangat rentan untuk pecah dan hancur berantakan, wahai saudaraku.

Terlebih di negara kita ini, belum ada undang-undang yang mengatur tindakan kejahatan dalam pasal membuat sakit hati atau patah hati orang lain. Hukum kita masih terlalu lunak dalam menyikapi para manusia-manusia yang sangat hobi meninggalkan pas lagi sayang-sayangnya.

Baca Juga:

3 Ruas Jalan Jogja yang Sebaiknya Dihindari Warga yang Dilanda Patah Hati

Purwokerto, Tempat Ternyaman untuk Merayakan Patah Hati

Padahal dalam kasus ini mereka memiliki bisa dijatuhi pasal berlapis. Pertama, mereka sudah melakukan tindakan pencurian. Mencuri hati dan perhatian orang lain. Kedua, mereka sudah masuk ke ranah penipuan karena mereka sangat suka mengumbar janji manis yang ternyata palsu belaka. Ketiga, menelantarkan hati yang butuh kasih sayang itu juga perbuatan yang sadis.

Setelah memecahkan hati seseorang kok dia dengan seenaknya bahagia dengan orang lain. Oh, tidak bisa! Ini sungguh tak adil.

Hati dan perasaan manusia itu juga bukan pajangan atau bahan pameran. Kalau dari awal emang nggak tertarik untuk memiliki, ya udah. Tapi jangan sok-sokan berkata manis di awal ketemuan, memberi rasa hangat saat di zona kedekatan, dan setelah mendapatkan perasaan nyaman, eh kok ya kita dihempaskan di lautan luka dalam begitu saja.

Alasa klasiknya tak jauh beda dengan para pengunjung toko: Maaf kita mungkin nggak cocok atau maaf ya aku nggak tertarik lagi sama kamu. Dan bisa jadi akan ada lanjutannya, aku cuma anggap kamu teman kok. Kalau ketemu manusia macam ini rasanya kok pengen banget nyubit amandelnya yah.

Kalau emang nggak tertarik kenapa harus memberikan harapan-harapan yang indah, Ferguso? Tidakkah kamu tahu bahwa apa yang kamu lakukan itu sungguh jahat.

Sebuah barang pecah belah jika sudah pecah, maka sudah berakhirlah masa barang tersebut. Seperti yang kita tahu, bahwa sekali barang itu pecah maka tak akan bisa kembali utuh lagi. Lem mungkin bisa mengeratkan kembali, tapi tak akan bisa membuatnya kembali seperti semula.

Hati manusia sendiri bukanlah barang pecah belah. Meski pada kenyataannya bisa pecah, bisa remuk, bisa porak poranda, dan terpecah berkeping-keping. Namun sekali lagi tak ada bayaran yang bisa menggantikan hati yang terluka. Namun tak ada yang bisa menuntut tanggung jawab dari perasaan yang tersakiti.

Andai saja semua orang paham cara kerja semesta ini. Bahwa semua hal yang kita perbuat harus ada pertanggungjawabannya. Jikalau tidak hari ini, mungkin nanti. Karena setiap hati yang tersakiti, akan ada harganya masing-masing yang harus dibayar di kemudian hari.

Jadi, imbauan untuk semuanya. Jika memang tidak berminat untuk memiliki, jangan pernah memberi harapan dengan sok perhatian gitu yah. Karena hati manusia itu mudah dan rentan untuk baper.

Terakhir diperbarui pada 14 Januari 2022 oleh

Tags: hati dan perasaanhubunganmemecahkan berati membeliPatah Hatiswalayan
Reni Soengkunie

Reni Soengkunie

Manusia yang suka mainan sama kucing, suka nonton video kucing, dan hobi ngobrol sama kucing. IG/Twitter: @renisoengkunie.

ArtikelTerkait

gebetan

Mungkinkah Nembak Gebetan dengan Tingkat Keberhasilan Sampai 99,99%? (Lanjutan)

1 Agustus 2019
LDR tips ketemu mojok

Pejuang LDR Hanya Butuh Ketemu, Bukan Tips Sukses

28 Oktober 2020
hari tua bapak

Menikmati Hari Tua Seperti Bapak

18 Juni 2019
mantra kunto aji

Menyembuhkan Luka Hati Dengan Mantra-Mantra Dari Mas Kunto Aji

28 Mei 2019
5 Lagu Sunda yang Maknanya Nggak Kalah sama 'Cidro' dan 'Sewu Kutho' terminal mojok.co didi kempot campursari sunda keroncong sunda

Dari Saya yang Sering Patah Hati: Terima Kasih Om Didi Kempot

4 Juli 2019
Ngedate Pertama Berujung Salat Pertama Setelah Sekian Lama. Kencan Amburadul #4 terminal mojok.co

Ngedate Pertama Berujung Salat Pertama Setelah Sekian Lama. Kencan Amburadul #4

14 Februari 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Nggak Punya QRIS, Nenek Dituduh Nggak Mau Bayar Roti (Unsplash)

Rasanya Sangat Sedih ketika Nenek Saya Dituduh Nggak Mau Bayar Roti Terkenal karena Nggak Bisa Pakai QRIS

21 Desember 2025
Gak Daftar, Saldo Dipotong, Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life Stres! (Unsplash)

Kaget dan Stres ketika Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life, Padahal Saya Nggak Pernah Mendaftar

21 Desember 2025
Perpustakaan Harusnya Jadi Contoh Baik, Bukan Mendukung Buku Bajakan

Perpustakaan di Indonesia Memang Nggak Bisa Buka Sampai Malam, apalagi Sampai 24 Jam

26 Desember 2025
Motor Honda Win 100, Motor Klasik yang Cocok Digunakan Pemuda Jompo motor honda adv 160 honda supra x 125 honda blade 110

Jika Diibaratkan, Honda Win 100 adalah Anak Kedua Berzodiak Capricorn: Awalnya Diremehkan, tapi Kemudian jadi Andalan

20 Desember 2025
Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

24 Desember 2025
Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

24 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.