Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Membeli Buku-buku Baru walau yang Lama Belum Dibaca Bukanlah Sebuah Dosa

M. Farid Hermawan oleh M. Farid Hermawan
27 Juli 2020
A A
buku bajakan buku-buku baru buku musik mojok

buku bajakan buku-buku baru buku musik mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Tumpukan buku berplastik yang tak terjamah dan tak terbaca nampak mulai terlihat seksi di pojok rak buku saya. Bobotnya semakin bertambah dan tingginya semakin semampai. Buku-buku lama tersebut membuat saya teringat, betapa nafsunya saya membeli buku tanpa mempedulikan berapa banyak buku yang belum saya baca.

Nafsu membeli buku saya seperti libido remaja baru puber. Nafsunya sering ngegas. Apalagi ditambah rangsangan macam diskon buku gila-gilaan dan harga ongkir yang murah. Untuk yang ketiga, jujur itu adalah racun bagi para pencinta buku. Toko-toko buku online sudah semacam viagra yang membuat nafsu para pencinta buku terus stabil untuk berburu buku.

Toko-toko buku online begitu lihai mengemas toko mereka dengan berbagai keindahannya. Mulai dari buku yang murah, gratis ongkir, dan ditambah dengan berbagi bonus-bonus yang menyertainya. Melihat itu, saya seperti terangsang terus-terusan ketika menggeser beranda Instagram saya dan selalu menemukan tampilan buku-buku baru yang terlihat menarik akibat toko-toko buku online tersebut.

Alhasil, akibat lemahnya iman saya untuk tidak membeli buku-buku baru terus-menerus. Terbentuklah tumpukan buku-buku lama yang keadannya masih baik dan bersegel yang belum sempat saya baca. Ada juga beberapa yang sudah saya baca namun belum sampai akhir halaman. Buku lama selalu tergantikan dengan buku baru yang saya beli dengan penuh nafsu. Begitu terus siklusnya.

Ada yang mengatakan apa yang saya lakukan tersebut adalah aktivitas menimbun buku. Ada juga yang menyebut aktivitas yang saya lakukan itu adalah hal yang kemaruk alias serakah.

“Masa  buku yang lama belum dibaca sudah beli yang baru. Terus pas ngeliat yang baru, pasti buku yang kemarin dibeli nggak dibaca juga.” Begitu kata kawan saya.

Kawan saya ada benarnya, memang seperti itulah kenyataannya. Banyak buku-buku yang tersisihkan tidak terbaca dan tergantikan dengan buku-buku baru.

Jika tumpukan buku lama yang belum terbaca hanya berjumlah satu atau dua. Mungkin masih bisa dikejar untuk menyelesaikan hingga halaman terakhir. Tapi bagaimana jika timbunan buku yang tidak terbaca itu berjumlah puluhan sampai ratusan? Nampaknya seperti sesuatu yang mubazir.

Baca Juga:

Alasan Gramedia Tidak Perlu Buka Cabang di Bangkalan Madura, Nggak Bakal Laku!

Surat Terbuka untuk Para Penimbun Buku di iPusnas, Apa yang Kalian Lakukan Itu Jahat  

Banyak yang mengatakan bahwa ada baiknya selesaikan buku yang belum terbaca baru beli buku-buku baru.

Ada juga yang mengatakan membiarkan buku-buku tidak terbaca dan terus menumpuknya dengan yang baru adalah sebuah kebodohan. “Buku kok nggak dibaca, buku itu dibaca bukan buat dibeli lalu ditumpuk begitu saja!” Kata mereka yang merasa buku jangan sampai terbengkalai tidak dibaca.

Saya setuju soal buku itu harus dibaca.  Namun ketika bicara aktivitas menimbun buku. Saya rasa itu bukanlan sebuah kesalahan selama aktivitas tersebut tidak untuk dikomersilkan atau dijual kembali.

Membeli buku baru walau buku lama belum dibaca bukanlah sebuah dosa. Bukan sebuah aib. Bukan sebuah kesalahan fatal. Itu hak kamu, saya, dan kita semua.

Lupakan soal tsundoku dan bibliomania. Selama buku-buku itu tidak bajakan dan dibeli dengan cara yang sah, di bagian mana aktivitas menimbun buku itu yang salah? Adakah kerugian yang didapatkan lingkungan penerbit, penulis, hingga pembaca? Justru sebaliknya, semua diuntungkan atas penimbunan ini. Ada perputaran rezeki di dalamnya yang pada akhirnya menjadi win-win solution.

Kamu tahu Umberto Eco? Penulis yang konon katanya punya perpustakaan yang berisi 30 ribu buku itu justru tidak memandang rendah mereka yang menimbun buku. Karena baginya buku-buku tak terjamah tersebut adalah sumber ilmu yang tak terduga dan luar biasa. Buku-buku itu sama bermanfaatnya dengan buku yang telah dibaca sampai tuntas.

Selain itu Taleb dalam bukunya The Black Swan menyebut bahwa buku-buku yang telah terbaca memiliki nilai yang jauh lebih rendah daripada buku-buku yang belum terbaca. Ia menyimpulkan bahwa buku-buku yang belum terbaca tapi punya manfaat yang luar biasa  itu dengan sebutan antilibrary.

Tidak perlu gelisah dan merasa bersalah. Membeli buku baru walau buku lama belum terbaca itu adalah hal biasa. Ketika buku-buku lama tersebut akhirnya menjadi timbunan tak terbaca. Itu adalah perpustakaanmu yang sebenarnya. Tempat di mana jika suatu waktu kamu memerlukan pengetahuan baru yang kamu tidak tahu. Kamu bisa membongkar buku-buku tidak terbaca itu semaumu. Itu adalah cadangan ilmu yang sangat penting. Bukan sesuatu yang mubazir nggak penting.

Ingat, selama buku-buku yang kamu beli dan timbun itu asli dan tidak untuk kamu perjualbelikan kembali. Timbun saja buku-buku itu sepuasmu.

Ketika banyak yang mengejekmu dan mengatakan itu adalah hal yang sia-sia dan mubazir. Dan lantas kamu dianggap menyia-nyiakan ilmu yang ada di dalam buku-buku itu.

Bisikkan saja ke telinga mereka kalimat ini, “Bodo amat, saat ini aku sedang menimbun harta karun, Bos!”

BACA JUGA Perspektif Orang Ketiga dalam Prahara Rumah Tangga Orang Lain dan tulisan M. Farid Hermawan lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 27 Juli 2020 oleh

Tags: Bukuumberto uco
M. Farid Hermawan

M. Farid Hermawan

Manusia

ArtikelTerkait

Cara Saya Berdamai dengan Antrean Peminjam Buku iPusnas yang Tidak Masuk Akal Mojok.co

Cara Saya Berdamai dengan Antrean Peminjam Buku iPusnas yang Tidak Masuk Akal

24 November 2023
Derita Pecinta Buku di Pinggiran Kediri: Akses Sulit, Toko Buku Sudah Jadi Kantor Parpol Mojok.co

Derita Pecinta Buku di Pinggiran Kediri: Akses Sulit, Toko Buku Sudah Jadi Kantor Parpol

5 Mei 2024
Hal yang Menguntungkan Ketika Menggunakan Fitur Instagram Private terminal mojok.co

Pengalaman Saya Menjajal Instagram Ads: Makin Mahal, Makin Besar Peluang Laku

5 September 2021
5 Buku yang Bisa Dibaca untuk Menemanimu Kala PPKM Darurat terminal mojok

5 Buku yang Bisa Dibaca untuk Menemanimu Kala PPKM Darurat

3 Juli 2021
pedagang buku penjual buku online toko buku online Segalau-galaunya Hubungan Tanpa Status, Masih Lebih Galau Tak Kesampaian Beli Buku di Tanggal Tua

Sisi Manis Pedagang Buku Online, Profesi yang Bikin Saya Banting Setir Sekian Tahun Lalu

30 April 2020
palasari surga buku bandung mojok

Palasari, Wisata Buku Bandung yang Terlupakan

28 Juli 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

Perlintasan Kereta Pasar Minggu-Condet Jadi Jalur Neraka Akibat Pengendara Lawan Arah

24 Desember 2025
Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

26 Desember 2025
Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

24 Desember 2025
Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

24 Desember 2025
Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

26 Desember 2025
Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, tapi Layanan QRIS-nya Belum Merata Mojok.co

Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, Sayang Layanan QRIS-nya Belum Merata 

24 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.