Wisatawan bujet pas-pasan jadi malas liburan ke Jogja
Seandainya Stasiun Lempuyangan Jogja nggak ada, Jogja bakal mengalami penurunan kunjungan wisatawan, khususnya wisatawan berbujet pas-pasan. Seperti yang saya sampaikan di atas, Stasiun Lempuyangan menjadi tempat pemberhentian bagi kereta api ekonomi. Kereta api ekonomi inilah yang menjadi moda transportasi andalan para wisatawan berbujet mepet untuk bisa liburan ke Jogja.
Kalau Stasiun Lempuyangan nggak ada, para wisatawan yang naik kereta api ekonomi harus turun di mana? Di Stasiun Wates? Bruh, jarak dari Stasiun Wates ke pusat Kota Jogja saja sekitar 30 kilometeran. Masih jauh banget. Itu berarti wisatawan harus nyambung transportasi lain untuk bisa ke Malioboro, misalnya, dan berarti mereka harus keluar duit lagi.
Tukang ojek, tukang becak, dan pedagang sekitar Stasiun Lempuyangan Jogja bakal kehilangan pekerjaan
Seandainya Stasiun Lempuyangan tutup, nggak cuma wisatawan bujet pas-pasan yang bakal kerepotan, para tukang ojek, tukang becak, dan pedagang di sekitaran stasiun juga bakal susah. Masalahnya, mereka mencari nafkah ya di sekitaran stasiun. Tiap kali ada kereta berhenti di stasiun, mereka berharap para penumpang yang turun bisa memakai jasa mereka atau membeli dagangan mereka.
Jadi, kalau Stasiun Lempuyangan nggak ada, mereka bakal kehilangan sumber penghasilan. Padahal mereka mengandalkan keramaian stasiun itu untuk mengais rezeki.
Itulah beberapa hal yang bisa terjadi seandainya Stasiun Lempuyangan Jogja nggak ada. Tentu saja stasiun ini harus tetap ada di tahun-tahun mendatang mengingat peranannya cukup penting bagi banyak orang. Menurut kalian apa lagi yang bakal terjadi seandainya Stasiun Lempuyangan nggak ada?
Penulis: Intan Ekapratiwi
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA 4 Aturan Tidak Tertulis di Stasiun Lempuyangan Jogja.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.




















