Beberapa waktu terakhir saya sering membaca tulisan seputar Upin Ipin di Terminal Mojok. Temanya menarik dan menggelitik, terutama tulisan seputar Upin Ipin dan pendidikan. Misalnya, tulisan tentang jurusan kuliah Upin Ipin dan anak-anak Kampung Durian hingga membayangkan duo kembar itu jadi joki skripsi.
Tulisan-tulisan itu jadi menarik di mata saya mungkin karena lebih relate ya. Saya adalah mahasiswa semester akhir dan tengah mengerjakan skripsi. Saya jadi membayangkan, bagaimana kalau bocah-bocah Kampung Durian Runtuh ini tumbuh jadi mahasiswa dan mengerjakan skripsi ya? Apakah mereka bisa menyelesaikannya tepat waktu? atau skripsi mereka terbengkalai karena kesibukan dan halangan lain?
Daftar Isi
- #1 Upin Ipin akan skripsian dan lulus tepat waktu karena syarat beasiswa
- #2 Skripsi Mail terbengkalai karena sibuk jualan
- #3 Jarjit dan Susanti, pasangan kekasih yang menyelesaikan skripsi bersama
- #4 Ijat, potret mahasiswa akhir yang lemah mental dan selalu mengeluh
- #5 Fizi, selalu menangis karena mendapatkan dosen pembimbing killer dan susah untuk ditemui
#1 Upin Ipin akan skripsian dan lulus tepat waktu karena syarat beasiswa
Upin dan Ipin tumbuh jadi sosok mahasiswa yang gigih dan berdedikasi. Itu tidak lepas dari didikan Opah dan Kak Ros yang tegas, disiplin, dan bertanggung jawab sejak dini. Itu mengapa dua bocah plontos itu memiliki tekad kuat menyelesaikan skripsi dalam waktu 3,5 tahun. Apalagi mereka adalah penerima beasiswa yang diharuskan lulus tepat waktu
Demi mencapai targetnya, kerja keras dan semangat tinggi menjadi bagian tak terpisahkan dari keseharian Upin dan Ipin. Saya rasa, hampir setiap hari mereka pergi ke kedai Uncle Muthu untuk mengakses internet. Terkadang, mereka juga mengunjungi perpustakaan kampus untuk mengakses buku-buku yang relevan dan sekalian mengerjakan di sana.
Keberuntungan berpihak pada mereka karena mendapatkan dosen pembimbing skripsi yang mudah ditemui dan selalu siap berdiskusi. Dalam proses pengerjaan skripsi, Upin dan Ipin menunjukkan potret mahasiswa yang sukses dan minim hambatan.
Baca halaman selanjutnya: Skripsi Mail terbengkalai karena sibuk jualan…
#2 Skripsi Mail terbengkalai karena sibuk jualan
Kalian yang kerap nonton Upin Ipin pasti tahu kalau Mail sudah menunjukkan kecintaannya pada dunia wirausaha sejak bocah. Minat ini terus bertumbuh dan dipupuk hingga dia berkuliah. Namun, kecintaannya pada dunia dagang membuat Mail kesulitan mengatur waktu antara pekerjaan dan pengerjaan skripsi.
Setiap hari Mail harus bekerja ekstra keras untuk mengerjakan skripsi sambil dan menjalankan bisnisnya. Kelelahan sering kali membuatnya harus mengorbankan waktu mengerjakan skripsi demi beristirahat. Kebiasaan ini berulang beberapa kali, hingga akhirnya skripsinya tertunda beberapa semester.
Akhirnya, Mail memutuskan untuk berhenti sejenak dari pekerjaannya—yang kebetulan adalah bisnis milik orang tuanya sendiri. Setelah fokus pada studinya dan berjuang keras, Mail berhasil menyelesaikan skripsinya dalam 12 semester. Terlambat memang, tapi lebih baik seperti itu daripada tidak lulus.
#3 Jarjit dan Susanti, pasangan kekasih yang menyelesaikan skripsi bersama
Sudah menjadi rahasia umum di Kampung Durian Runtuh, Jarjit dan Susanti punya hubungan spesial. Hal ini terlihat dari spekulasi tentang foto Susanti yang dipajang di rumah Jarjit. Selain itu, ada juga episode Susanti Suka Jarjit di musim 16 Upin Ipin, di mana keduanya saling mengidolakan.
Kedekatan mereka yang terjalin lama telah menghasilkan ikatan yang kuat. Alih-alih mengganggu fokus dan semangat mereka dalam menyelesaikan skripsi, hubungan ini justru berdampak positif. Mereka berhasil menyelesaikan skripsi tepat waktu berkat kerja sama yang harmonis.
Selama proses pengerjaan skripsi, Jarjit dan Susanti sering berdiskusi, saling memberi motivasi, dan berbagi keluh kesah. Hubungan asmara mereka menjadi sumber semangat yang besar, membantu mereka melewati berbagai tantangan akademis. Tentu saja nama Jarjit ada dalam lembar persembahan dalam skripsi Susanti. Begitu juga sebaliknya.
#4 Ijat, potret mahasiswa akhir yang lemah mental dan selalu mengeluh
Ijat adalah potret mahasiswa akhir yang mengerjakan skripsi sampai kena mental. Sebenarnya, kalau kalian penonton Upin Ipin yang setia, Ijat memang terlihat berbeda daripada anak-anak lain. Dia kerap tiba-tiba pingsan dalam situasi yang mengancam dirinya.
Sayangnya, selama tumbuh dewasa kondisi ini tidak ditangani dengan baik. Ijat dewasa masih sama seperti Ijat saat bocah, mudah panik dalam keadaan-keadaan yang mengancam dirinya. Itu mengapa, mental dia begitu rentan dalam proses pengerjaan skripsi. Ijat sering bolak-balik ke psikolog demi mengatasi kondisinya ini.
#5 Fizi, selalu menangis karena mendapatkan dosen pembimbing killer dan susah untuk ditemui
Potret mahasiswa akhir yang menyedihkan tercermin dalam sosok Fizi. Dia harus menghadapi tantangan besar dalam menyelesaikan skripsinya karena dosen pembimbing yang killer dan sulit ditemui. Hasil bimbingannya sering ditolak, sementara mencari waktu untuk bimbingan sangat sulit.
Kesulitan-kesulitan selama mengerjakan skripsi kerap membuat Fizi meneteskan air mata. Sifat cengeng dan mudah menangis sudah melekat pada diri Fizi sejak lama. Namun, untuk alasan Fizi kali ini memang benar-benar layak ditangisi.
Walau keadaan sulitnya, Fizi tetap berupaya keras menyelesaikan skripsinya. Berbeda dengan Ijat, meskipun banyak kesulitan yang dia hadapi, Fizi tetap gigih dan bertekad mengkhatamkan skripsi. Terkadang, untuk mengurangi kesedihannya, dia mencurahkan perasaannya kepada teman-teman karibnya, Ehsan.
Di atas gambaran Upin Ipin dan beberapa anak-anak Kampung Durian Runtuh ketika menyelesaikan skripsi. Kalian yang pejuang skripsi merasa ada kemiripan dengan tokoh-tokoh di atas? Semangat mengerjakan skripsinya, Guys!
Penulis: Aditya Firmansyah
Editor: Kenia Intan
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.