Tidak dapat dimungkiri kalau berdirinya kampus dapat membuat maju suatu daerah. Seperti tulisan Mbak Paula Gianita yang tayang beberapa hari lalu soal UGM di Jogja, saya juga memiliki versi sendiri dari daerah lain. Daerah itu adalah Ciputat. Menurut saya, kalau nggak ada UIN Jakarta di Ciputat, aduh kasian, deh.
Seperti halnya UGM yang memberikan warna dan sumbangsih kepada Jogja, begitu pula UIN Jakarta kepada Ciputat. Walaupun hubungannya lebih spesial, karena UIN Jakarta tidak hanya memberikan, tapi juga malah mendapatkan “sesuatu” dari Ciputat itu sendiri.
Tanpa UIN Jakarta, Ciputat tidak akan melahirkan cendekiawan dan akademisi
Kita tahu banyak para cendekiawan dan akademisi hebat yang lahir dari rahim UIN Jakarta. Mulai dari yang beraliran paling kiri, kanan, sekuler, sampai agamis mentok. Kampus ini melahirkan orang-orang dengan latar belakang tersebut. Selain UIN sebenarnya ada kampus lain di Ciputat, tapi pergolakan dan perkembangan pemikirannya barangkali tidak secanggih kampus ini.
Justru, saya yakin, kampus-kampus lain di Ciputat beserta mahasiswanya berkiblat pada UIN Jakarta. Karena banyak dosen kampus sekitar yang merupakan alumni UIN Jakarta. UIN menjadi semacam founding father keilmuan bagi kampus-kampus di sekitarnya.
Baca halaman selanjutnya: Alternatif pendidikan bagi warga sekitar Tangsel…