Banyak sekali manusia di dunia ini yang nggak sadar kalau dirinya mempunyai kekurangan. Ada yang percaya diri dengan tampangnya, tapi nggak menyadari bau keteknya. Ada yang ngomong ndakik-ndakik, tapi nggak menyadari adanya daun cabe yang nempel di giginya. Pokoknya banyak. Dan manusia semacam itu tak jarang membuat orang lain terusik kehidupannya Termasuk dalam konteks salat jumat, manusia semacam itu juga ada.
Hah, maksudnya?
Ada orang yang secara nggak sadar mengumbar hal yang mereka tak ingin mereka umbar. Biasanya seperti ini, ketika sujud dilakukan, mereka ini seolah-olah secara terang-terangan menunjukkan belahan pantatnya. Saya tulis “seolah-olah” karena saya yakin, mereka ini nggak mungkin menunjukkan bagian tubuh paling vital itu kalau memang nggak sadar. Apalagi saat salat jumat.
Kelakuan mereka yang tak senonoh ini sebenarnya sudah sering terjadi. Saya pun cukup sering menjadi korbannya. Tapi karena saya ini sungkan kalau harus mengingatkannya secara lisan, maka terpaksa saya harus menuliskannya.
Daftar Isi
Salat jumat jadi nggak sah
Persoalan aurat ini sudah jamak diketahui sebagai bagian paling integral yang harus diperhatikan ketika salat. Mau itu salat lima waktu atau salat jumat, bagian tubuh laki-laki mulai dari pusar sampai lutut sudah menjadi kewajiban untuk ditutupi.
Nah, jika ketika salat jumat, tepatnya saat melakukan sujud, belahan pantat itu terekspos secara paripurna, jelas salatnya akan batal. Ini mau seseorang itu sengaja atau lalai, menurut literatur terkait, terlihatnya bagian bokong atau belahan pantat tetaplah membuat salat tidak sah.
Persoalan ini bagi beberapa ulama sebenarnya masih bisa ditolerir kalau seseorang langsung menutupinya. Tapi dengan syarat, dalam proses menutupinya itu nggak boleh dilakukan dengan cara lebih dari tiga gerakan.
Nah, persoalannya, orang-orang yang belahan pantatnya kelihatan ini jarang menyadari itu. Sehingga upaya untuk menutupi pemandangan yang tak elok itu tak pernah mereka lakukan. Niatnya khusyuk salat jumat, malah khusyuk memamerkan belahan pantat.
Mengganggu kekhusyukan jamaah salat jumat yang lain
Nggak cuma perkara membatalkan salat saja, persoalan belahan pantat ini juga berpotensi mengganggu kekhusyukan jamaah salat jumat di belakangnya. Ya bayangin aja, sudah berniat menata hati dan pikiran untuk sembahyang, eh tiba-tiba pemandangan tak senonoh itu menyeruak ke pupil mata.
Dalam kondisi seperti itu, siapa coba yang bisa menahan diri agar tetap khusyuk? Ha wong ndelok silit, kok.
Saya pribadi cukup sering menjadi korbannya. Saking seringnya, kadang sesudah iqomah, saya bukannya mencari saf yang kosong, tapi malah mengamati orang-orang yang ketika sujud berpotensi mengumbar belahan pantatnya.
Biasanya, potensi itu terlihat dari celananya yang agak melorot, bajunya yang pendek, dan ukuran bajunya yang tampak ketat. Karena memang dengan tiga kondisi pakaian yang seperti itu, kemungkinan besar nggak cukup kuat untuk menutupi pantat dari tekanan gerakan sujud.
Itu pun kalau saya sejak berangkat salat jumat, sudah punya niat seperti itu. Lha kalau pas luput, dan akhirnya terjebak pada jamaah seperti itu, saya terpaksa mempercepat gerakan sujud kedua setelah sujud pertama mendapati pemandangan belahan pantat itu. Dan percayalah, kondisi tersebut betul-betul membuat salat jumat jadi kurang khusyuk.
Sebuah saran yang nggak bisa saya ungkapkan secara lisan
Meskipun saya itu ya kadang jengkel, tapi sebenarnya juga kasihan ke mereka. Selain salatnya batal, citra diri mereka pasti akan terlihat buruk di hadapan jamaah yang menjadi korbannya. Saya yakin, kebanyakan orang yang menjadi korbannya pasti akan membatin yang jelek-jelek. Ya gimana, udahlah pantat itu bagian tubuh paling jelek, diekspos saat salat pula.
Saya paham, bahwa mereka itu pasti nggak sadar dengan kekurangannya. Dan orang-orang di sekitarnya, termasuk saya, juga sungkan kalau harus mengingatkannya. Makanya, kalau kalian mau salat jumat, tolong dicek dulu; apakah outfit yang kalian pakai ini akan mengumbar belahan pantat kalian atau nggak.
Kalau saran saya, ketika salat jumat, pakailah baju yang ukurannya itu sedikit panjang. Di bagian bawah, kalau kalian nggak pakai sarung, ya pakailah sabuk untuk menjaga celana nggak sampai melorot. Dengan begitu, saya jamin hidup kalian sudah aman sentosa. Salat jumat kalian tetap sah, dan orang di belakang kalian pun tetap terjaga kekhusyukannya.
Penulis: Achmad Fauzan Syaikhoni
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA 5 Tipe Jamaah Jumat Saat Pergi Jumatan