Jangan punya anak kalau belum siap, begitu petuah yang dibilang banyak orang. Bukan cuma seputar perkara nominal biaya membesarkan seorang anak dari orok hingga dewasa yang bisa dibilang sangat fantastis angkanya, tetapi juga ada masalah lainnya. Selain kesiapan finansial, kematangan psikis calon orang tua maupun bekal ilmu parenting turut menjadi faktor lain yang perlu disiapkan. Ngomongin soal ilmu, nyatanya ada juga lho ilmu untuk membedakan arti tangisan bayi.
Walau kedengarannya sepele, membedakan arti tangisan bayi penting untuk didalami para calon orang tua. Tangisan bayi adalah bahasa universal mereka untuk semua hal yang mereka inginkan. Lha wong bayi memangnya bisanya cuma nangis, kok. Sayangnya, sering kali orang tua kebingungan memahami maksud tangisan bayi yang sekilas terdengar sama. Ujung-ujungnya para orang tua ini malah sewot sendiri lantaran bayinya tak lekas diam.
Nah, supaya nggak pusing dan malah ikutan nangis nantinya, ada baiknya calon orang tua menyimak penjelasan arti tangisan bayi berdasarkan utasan seorang dokter anak bernama Shela P. Sundawa dengan akun Twitter @oxfara berikut ini.
#1 Tangisan lapar
Fyi, bayi di bawah umur 6 bulan cenderung cepat merasa lapar. Nggak heran, sebab di usia tersebut, bayi masih mengandalkan ASI atau susu formula sebagai makanan mereka. Bahkan saat masih di rentang usia newborn, bayi disarankan untuk menyusu tiap 2 jam sekali biar nggak mengalami dehidrasi. Seiring dengan bertambahnya usia mereka, volume ASI atau susu yang dibutuhkan juga semakin meningkat.
Sebenarnya, saat merasa lapar, bayi tak lantas langsung menangis. Awalnya mereka akan memberikan gerakan isyarat pada orang dewasa bahwa bayi membutuhkan asupan susu. Tanda-tanda umum yang mereka tunjukkan adalah dengan menggelengkan kepala ke kanan dan ke kiri. Gerakan ini biasanya disertai juga dengan mulut yang terbuka. Indikasinya, saat itu bayi tengah mencari puting payudara ibu agar bisa menyusu lantaran penglihatan bayi belum sempurna.
Jika masih belum ada tindakan dari orang dewasa, biasanya bayi akan semakin gelisah. Mereka akan menggeliat dan menggerak-gerakkan tubuh secara lebih intens. Selain itu, umumnya bayi akan memasukkan tangan mereka ke mulut atau mengisap ibu jari untuk mengisyaratkan bahwa mereka benar-benar kelaparan.
Tangisan baru akan keluar apabila di fase tersebut belum ada makanan yang diberikan. Tak jarang karena tangisan kelaparan ini, wajah bayi perlahan berubah kemerahan. Apabila sudah sampai tahap ini, segera tenangkan bayi dengan cara memeluk, menggendong, serta mengayunkan perlahan-lahan hingga tangis mereda. Setelah itu, baru berikan ASI atau susu supaya mereka nggak tersedak.
#2 Merengek karena nggak nyaman
Ketika merasa nggak nyaman, bayi juga memberi tanda kepada orang dewasa di sekelilingnya. Rasa nggak nyaman ini bisa timbul lantaran popoknya kotor atau penuh. Idealnya, meskipun nggak pipis atau pup, popok bayi harus diganti tiap 4 jam sekali. Hal ini perlu dilakukan agar bayi tetap merasa nyaman serta terhindar dari gatal dan ruam popok.
Tanda awal yang bisa kita identifikasi yaitu ketika bayi terlihat mendorong-dorong pantatnya ke belakang seolah ingin menjauhkan dirinya dari popok kotor tersebut. Ditambah lagi, mereka tampak menggeliat-geliat gusar serta dibarengi tangisan pendek dengan intensitas yang rendah dan terdengar seperti suara “heh”. Jika hal yang membuat mereka nggak nyaman tersebut nggak segera disingkirkan, bayi akan menaikkan suara maupun intensitas tangisannya.
#3 Menangis karena mengantuk
Lantas gimana dengan bayi yang mengantuk? Ketika mereka merasa mengantuk, awalnya bayi akan terlihat diam dan menerawang di tempat yang jauh seperti melamun. Bayi juga akan cenderung nggak fokus dan menghindari interaksi dengan sekitarnya manakala mereka ingin ditidurkan. Jika orang tua peka dengan sinyal-sinyal tersebut, sebaiknya bayi segera diajak tidur dengan cara ditimang atau dielus-elus agar nggak semakin rewel.
Level mengantuk yang meningkat kemudian ditandai dengan bayi yang menguap dan mengucek mata mereka sehingga area di sekitar alis pun akan tampak bersemu merah karena gesekan. Jika nggak segera ditindaklanjuti, bayi akan semakin menunjukkan kejengkelan mereka. Lazimnya, mereka akan dengan cemas menarik-narik telinga maupun wajah mereka. Masih belum cukup, lengan dan kaki mereka pun digoyangkan nggak beraturan seperti menunjukkan kalau mereka mulai nggak sabar lagi.
Apabila masih belum ditidurkan juga, bayi akan menangis histeris. Mungkin mereka kesal, kok nggak ada yang ngertiin. Rasa mangkel mereka semakin memuncak saat bayi tampak melengkungkan punggungnya dan badannya terlihat kaku karena marah. Tak hanya itu, bayi pun akan terlihat mengepalkan tangannya seperti orang dewasa yang kesal dan hendak meninju orang. Duh, kalau sudah sampai tahap ini artinya kantuk mereka sudah nggak tertahankan lagi. Segera dinina-bobokan, ya, Bund!
#4 Tangisan akibat nyeri
Sebagaimana orang dewasa, bayi pun akan menunjukkan rasa sakit fisik mereka melalui tangisan. Tangisan yang disebabkan oleh rasa sakit atau nyeri, biasanya terdengar seperti jeritan dengan nada tinggi. Berbeda dengan jenis tangisan-tangisan sebelumnya yang didahului dengan tanda-tanda lain terlebih dahulu, saat merasa nyeri, bayi bisa saja menangis secara mendadak seakan tanpa sebab.
Jika hal ini terjadi, segera dicari tahu sebabnya, ya. Soalnya siapa tahu bayi menangis karena digigit serangga atau binatang kecil lainnya yang membuat mereka kesakitan. Makanya orang dewasa perlu menjaga kebersihan lingkungan di sekitar bayi agar terhindar dari benda berbahaya maupun kehadiran hewan kecil yang berpotensi menyakiti mereka.
Begitulah cara membedakan arti tangisan bayi menurut ilmu kedokteran anak. Mulanya, tangisan bayi memang lebih mudah dibedakan berdasarkan pemicunya. Namun jika dibiarkan terus tanpa ditangani akarnya, tangisan mereka akan sama-sama terdengar kencang dan bernada tinggi. Kalau sudah begini, makin susah untuk menebak kemauan si bayi.
Oleh sebab itu, sangat penting untuk segera mengidentifikasi keinginan bayi sejak dini sebelum tangisan mereka semakin tinggi. Jangan setiap kali menangis langsung diberi susu. Hal ini justru membuat bayi makin kesal kalau bukan kelaparan yang menjadi sebabnya. Orang tua juga nggak perlu mengaitkan tangisan bayi dengan kehadiran makhluk halus. Daripada percaya mitos, ada baiknya pelajari dulu ilmu-ilmu di atas terlebih dahulu.
Penulis: Paula Gianita Primasari
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Daftar Istilah dalam Parenting untuk para Calon Orang Tua biar Woles dalam Pergaulan.